Bab 17

2.6K 197 1
                                    

Siang ini Jeno dan Nana akhirnya jadi nonton di bioskop. Rencananya mereka mau nonton film komedi yang sedang booming minggu-minggu ini.
Haechan juga ikut ditemani oleh Mark setelah Nana membujuknya untuk ikut. Sekarang mereka sedang dalam masa pendekatan. Lebih tepatnya Mark yang mendekati Haechan, tapi Haechan malah tidak peka karena dia sedang sibuk memikirkan persiapan ujian.

"Eh minggu depan kalian ujian akhir sekolah, kan?"
Tanya Mark. Mereka sudah memasuki gedung bioskop padahal.

"Ga usah ngingetin kegalauan kak, nonton mah nonton aja," sahut Nana.

"Tau nih kak Mark, malah ngingetin soal itu, Echan kan jadi deg-degan."
Mark hanya terkekeh sambil mengusak rambut Haechan.

"Ya gapapa lah, seneng-seneng sebelom UAS ga jadi masalah, kan? Itung-itung nambahin mereka semangat, bro," timpal Jeno.

"Bener tuh, pokoknya semangat deh ya buat kalian yang mau ujian, harus dapet nilai 100 ya? Hahaha."
Kata Mark heboh tapi yang malah jadu garing bagi Haechan maupun Nana.

"Ck! Kenapa sih dia?" Tanya Nana pada Haechan.

"Gatau, lagi banyak pikiran kali," jawab Haechan cuek.

Jeno hanya tertawa nista melihat Mark yang kini jadi salting akibat kegaringannya.

"Eh kak, Nana ke toilet dulu ya? Perasan dari tadi ga enak banget."

"Loh kenapa ga enak?" Pekik Jeno.

"Ya pengen kencing lah, pake nanya."

Jeno mengekeh.
"Yaudah gih. Mau dianter ga?"

"Ga usah lah, sasmita bisa sendiri kok." kata Nana tersenyum mengejek.
Setelah itu Nana buru-buru pergi ke toilet karena sudah tidak tahan.







Setelah selesai dari toilet, Nana bergegas masuk kembali ke gedung bioskop, tapi tidak tahu kebetulan apa yang sedang terjadi padanya, Nana malah bertemu dengan Guanlin.

"Lah Nana?"
Seru Guanlin lalu berjalan lebih mendekati Nana.

"Loh kak Guan? Ngapain lo di sini?"

"Jualan cilor, ya mau nonton lah, haha."

"Ya juga ya, nyesel gue nanya, hehe."

"Lo ke sini sama siapa dek?"

Nana tidak langsung menjawab, ia sempat berpikir sebentar, ingin mengatakan Jeno sebagai apanya.
Dia cuma tidak ingin Guanlin salah paham saja.

"Emh...sama abang," jawab Nana sambil tersenyum.

"Oh, lo punya abang lelaki juga?"

"Yaiyalah, masa abang cewek ya jamet?"

"Ehehe ya juga ya, yaudah bareng aja kuy masuknya, temen gue juga udah di dalem sih."
Akhirnya mereka pun masuk ke dalam room bioskop bersama.












Sampai di dalam.
Jeno tersenyum melihat Nana sedang berjalan ke arahnya. Tapi senyuman itu langsung luntur saat ia lihat ada seorang lelaki yang tengah mengobrol akrab dengan Nana di saf kursi paling pojok dekat tangga masuk.

Karena film sudah dimulai, Jeno juga tidak bisa melihat siapa lelaki yang mengobrol dengan Nana itu.
Tapi tak lama Nana selesai ngobrol dan kembali duduk di samping Jeno.

"Lama amat, dari mana?"

"Dari Soekarnohatta, ya dari toilet lah," sahut Nana.

"Ck! Kamu ngobrol sama siapa tadi?"
Tanya Jeno risih, ekspresinya berubah dingin.

Abang Angkat (Nomin gs) LOKAL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang