Bab 5

4.2K 300 5
                                    



Pukul dua pagi Nana terbangun dari tidurnya lantaran mimpi hantu. Ia duduk di ranjangnya sambil termenung.
Dan karena mimpi barusan ia jadi teringat ke masa beberapa tahun silam, seseorang yang sejak dulu selalu melindunginya, Jaeline kakak kembarannya.

Naba selalu ingat dengan apa yang dilakukan oleh kakaknya itu di saat ia mimpi buruk. Jaeline akan menemaninya tidur di kasur sambil mengusap punggungnya dan bercerita sesuatu yang lucu hingga Nana tertidur lagi.

Namun sejak kejadian itu, saat Jaeline tiba-tiba dikabarkan meninggal dunia karena sebuah kecelakaan di sekolah, Nana seperti kehilangan segalanya.
Jaeline terjatuh dari lantai tiga sekolahnya akibat bertengkar dengan seorang temannya yang ternyata sebelumnya mengganggu Nana. Karena Nana saat SMP sangat culun dan penakut, maka dari itu tidak jarang ada teman lelakinya yang menjahili atau memaksanya untuk melakukan sesuatu.

Tapi Jaeline sebagai kakak yang pemberani selalu datang sebagai penolong Nana. Anak lelaki itu adalah satu-satunya orang yang Nana miliki seumur hidupnya untuk menlindunginya dari semua orang yang ingin menjahatinya.

Namun sekarang Jaeline sudah tidak ada, anak yang selalu ceria dan pemberani itu sudah pergi untuk selamanya. Dan Nana selalu menganggap penyebab kepergian Jaeline itu adalah Nana sendiri, itulah yang selalu membuat Nana merasa bersalah.

Seandainya saja dulu Nana bisa seperti sekarang, berani dan tak mudah ditindas, mungkin Jaeline masih berada di sisinya. Menemaninya setiap hari, dan membantunya di saat ia kesulitan.

"Kak Alin, Nana mimpi hantu lagi, dulu kalo Nana mimpi kakak selalu nyeritain yang lucu-lucu." Nana bicara dan tertawa sendiri sambil memandang foto Jaeline di sebuah bingkai yang cukup besar.




Foto itu selalu ada di samping Nana setiap gadis itu tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto itu selalu ada di samping Nana setiap gadis itu tidur. Karena dengan melakukan itu, Nana akan merasa bahwa Jaeline sedang menemaninya.

"Tapi sekarang Nana selalu sendirian kak. Mami sama papi ga sayang Nana. Dari dulu juga cuma kakak yang sayang sama Nana. Buktinya sekarang mereka malah pergi dan bawa satu anak lelaki lagi ke rumah ini buat gantiin kakak. Nana ga suka kak Alin digantiin, Nana benci sama dia kak, soalnya dia ngeselin, dia selalu ngatur Nana padahal dia bukan siapa-siapa. Nana kangen sama kak Alin."

Kemudian Nana berhenti bicara, ia termenung beberapa saat. Mengingat lagi peristiwa kemarin, saat Jeno menyelamatkannya.

"Tapi dia kemaren nyelametin Nana pas Nana mau jatoh ke jurang, kak. Baik sih dia, cuma Nana masih kesel sama dia yang bikin aturan seenak jidat! Pengen banget nyakar mukanya Jeno! Kesel kak Nana tuh hiks hiks!Nana kangen banget sama kak Alin," lirih Nana sembari tangannya mengambil sebuah boneka yang sejak dulu selalu jadi kesayangannya dan Jaeline, sebuah boneka beruang lucu yang mereka beri nama Ryan.

Sementara itu, dari balik pintu, Jeno yang kebetulan saja baru selesai mengerjakan pekerjaan kantornya, tak sengaja melihat pintu kamar Nana yang terbuka sedikit, dan ia juga mendengar Nana menangis serta bicara sendirian.

Jeno tersenyum kecil lalu ia kembali berjalan menuruni tangga, menuju dapur. Pria itu membuat susu hangat.















Abang Angkat (Nomin gs) LOKAL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang