🥀__🥀
Hal pertama yang Chandra temukan ketika sampai dirumah orang tua nya adalah sang bunda yang berdiri di teras dengan ayah di samping nya, raut wajah kedua orang tua itu sama-sama gusar, marah, kecewa, entah lah. Chandra tidak faham.
"Bunda ada apa sihhh" Bukan jawaban yang ia dapatkan melainkan pelukan sang bunda beserta tangis nya, ia beralih menatap sang ayah yang ternyata sama saja. beda nya hanya mata ayah yang memerah, dari sini Chandra faham bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
"Ayo kita masuk dulu" Dengan perlahan Chandra menggiring kedua orang nya untuk masuk ke ruang tamu dan menceritakan semua nya. Mungkin nanti ia akan menelfon mark agar membantu nya menenangkan ayah serta bunda nya.
"Dunia kenapa jahat banget sama kamu nak" Bunda mengelus pipi Chandra, Kemudian ayah mengeluarkan secarik undangan simple, teramat simple. terlihat bahwa undangan itu dicetak dengan tergesa.
Chandra tidak pernah merasa seterkejut ini, ingin rasa nya menertawakan sang ayah yang memberikan undangan itu kepada nya.
"Ayah apaan sih, bercanda nya suka berlebihan. orang Jevan tuh udah lamar aku nih cincin nya. dia bilang deket-deket ini dia bakal ketemu kalian dan bicarain pernikahan kita. Pacaran nya sama aku masa nikah nya sama orang sih ayaaah" Chandra berusaha tertawa walau tidak bohong hati nya merasa ragu. undangan itu, tertulis nama Jevan dengan gadis lain.
"Nak, dengerin ayah. Tadi pagi Tio dan Chitta datang kemari memberikan ini sekaligus permintaan maaf mendalam mereka karena tidak becus menjaga anak nya"
"Ayah, Chandra sama Jevan baik-baik aja. gaada masalah. kenapa sih, udah ah candaan nya ga lucu"
"Jevan ngehamilin anak orang Chandra!!" 5 kata yang keluar dari mulut bunda membuat Chandra diam mematung. Jevan??? Ngehamilin anak orang??
apa itu alasan dibalik beberapa hari ini lelaki itu berubah?? apa ini alasan kenapa mami Chitta menangis meminta maaf kepada nya tadi???
Bby
Maaf
Ayo ketemu,
biar aku jelasin semua nya.
kamu butuh penjelasan kan??
sayang, kita ketemu ya...Chandra segera meraih kunci mobil nya dan berlari, ia harus segera bertemu Jevan dan memastikan semua nya bohong.
"Chandra mau kemana???!" Bunda ikut berlari, tapi ditahan ayah.
"Biarin dia selesaikan sendiri, biarin dia denger cerita Jevan"
bunda kembali menangis, tak bisa ia bayangkan sesakit apa hati putrinya.
'Hidup beneran seperti bajingan ternyata'
🥀__🥀
Jangan kan Chandra, hati ku aja hancur