PINTU terbuka kasar menimbulkan bunyi yang memekakkan telinga, siapapun yang mendengarnya pasti akan kaget.Darren menyimpan gitarnya lalu turun kebawah melihat apa yang terjadi, ternyata Ibu pulang sambil membawa kresek hitam entah apa isinya.
Ibu duduk di kursi sambil memijat pergelangan kakinya, bau alkohol menyeruak masuk kedalam Indra penciuman Darren.
"Ibu habis darimana?" Tanya Darren duduk di samping Ibu yang diam tidak menjawab sama sekali.
Tanpa di jawab pun Darren sudah tahu jika ibunya pergi lagi ke tempat kotor itu, kadang Darren masih sulit menerima jika ibunya seorang wanita malam.
"Bu, berhenti ke tempat itu lagi."
Ibu yang awalnya sibuk mengurut kakinya kini menatap anak sulungnya itu sinis, "jangan pernah mengatur saya." katanya dingin lalu membuka kresek hitam yang dia bawa.
"Masih untung saya perduli dengan kamu, coba kalo tidak mungkin sekarang kamu akan kelaparan." Ibu memberikan sebungkus nasi goreng pada Darren, awalnya Darren kira ibu membeli dua bungkus ternyata hanya satu.
"Saya akan bawa kamu ke Jakarta."
Uhukk
Darren tersedak lalu sibuk meminum air putih yang ia bawa tadi, perkataan ibu membuatnya kaget.
"Kenapa?" hanya itu yang keluar dari mulut Darren, dia bingung harus menjawab apa saat melihat wajah ibunya.
"Kenapa apa nya? Memangnya saya harus menjelaskan semuanya kepada kamu?" Ibu menghela napasnya lalu memijat pelipisnya yang terasa pusing.
Entah karena pengaruh dari alkohol yang Ibu minum tadi kepalanya jadi terasa sangat berat, bahkan sekarang matanya terpejam hingga suara Darren mengusiknya.
"Aku ingin tetap tinggal disini." katanya, membuat mata ibu kembali terbuka.
"Aku gak mau ninggalin Atha," jawaban dari Darren membuat Ibu tertawa kecil entah apa yang lucu, pikir Darren.
"Untuk apa? Melindungi anak tak tahu diri itu? Harusnya kamu bersyukur karena ikut bersama saya, coba kamu ikut dengan lelaki tua itu pasti dari minggu lalu kamu berhenti kuliah."
Lagi dan lagi Darren hanya mampu terdiam, otaknya terus berpikir untuk menjawab perkataan dari Ibu yang menatapnya tajam saat ini.
"Aku bisa kerja part time, Bu." kata Darren dengan wajah yang serius agar Ibu percaya bahwa perkataannya itu benar-benar serius.
Ibu tertawa meremehkan, dengan tatapan angkuhnya dia berkata. "Kerja di kedai Joni atau Theo? Kamu pikir gaji dari mereka cukup? Tidak Darren, hidup tidak semudah yang kamu bayangkan."
"Gapapa jika Darren harus berhenti kuliah asalkan Atha tetap sekolah hingga selesai, aku yakin gaji dari mereka cukup." Sebenarnya Darren tahu jika Ayah akan membiayai sekolah Atha karena ayah sudah berjanji padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOKROM
FanfictionFt • Na jaemin Melupakan seseorang itu susah bukan? Apalagi sosok itu tidak akan pernah bisa kembali lagi, Atha selalu berusaha untuk melupakan kejadian itu tapi rasanya masih ada yang mengganjal dari kematian Aksa setahun yang lalu. Mengungkap siap...