13⚪ Mencegah

15 7 3
                                    

"LEON!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"LEON!!"

Si pemilik nama menghentikan langkahnya namun enggan menoleh barang sedikitpun, ia malas meladeni orang yang memanggilnya.

"Apa?"

"Maaf soal kemaren, gue gak bermaksud buat tuduh lo."

Leon berdecih lalu membalikkan badannya melihat Haris yang menunduk tak berani menatapnya.

"Ngapain minta maaf sih? Bukannya nanti lo bakal nuduh gue lagi ya? Jadi ya percuma bukan?" Leon terkekeh kecil lalu berjalan meninggalkan Haris, tapi lengannya dicekal membuat dirinya mau tak mau menoleh lagi.

"Gue bener-bener minta maaf, Le. Serius gue waktu itu kepancing emosi makanya asal tuduh lo doang, tapi lo malah marah jadi bikin gue curiga."

Leon tersenyum sinis melepaskan cekalan ditangannya lalu berkata, "benerkan ucapan gue sebelumnya? Lo bakal tuduh gue lagi? Jadi percuma minta maaf kalo di ulang lagi." selepasnya Leon benar-benar pergi menuju kelasnya dengan perasaan kesal yang ia tahan.

Lelaki berkulit sawo matang itu terdiam otaknya masih mencerna perkataan Leon barusan, apa semarah itu Leon kepadanya? Sampai-sampai dia tidak dimaafkan?

"Ngelamun kok di depan gerbang? Gak liat apa orang-orang jadi terhalang sama badan lo?"

Haris menoleh kaget mendengar suara di samping telinganya, ternyata Arsa pelakunya huh untung saja Haris tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

"Apasih lo? Kagetin orang aja!" Protesnya lalu menggeser posisi berdirinya jadi di samping Arsa yang malah terkekeh.

"Ayok ke kelas!" Ajak Arsa menarik lengan Haris dengan semangat, namun Haris dengan cepat menghentikannya.

Haris menoyor dengan kesal lalu berkacak pinggang menatap Arsa. "Bodoh ya emang! Kelamaan maen sama rumus sih, kita kan beda jurusan ngapain ngajak ke kelas bareng?!"

Yang ditoyor malah tertawa terbahak melihat ekspresi Haris di depannya, "ya daripada lo kebanyakan maen sama game, bikin pinter emang?" katanya lalu melenggang meninggalkan Haris.

Oke Haris kalah untuk saat ini, tunggu saja dia pasti akan membalas Arsa!

Masih memandang punggung Arsa yang semakin lama semakin menjauh lalu menghilang di tikung belokan. Haris kembali memikirkan perihal sahabat karibnya itu, bagaimana caranya dia meminta maaf kepada Leon?

Drttt

"Halo bang?"

"Atha sekolah gak?"

Haris mengedarkan pandangannya ke sekeliling sekolah ia tidak melihat adanya sosok Atha disini.

"Gak tahu bang, orang gue belum masuk kelas."

"Yaudah kalo gitu, eh btw nanti pulang sekolah ke kampus gue ya? Lo tunggu di kantin fakultas ekonomi nanti gue susul."

Setelah itu sambungnya terputus menyisakan pertanyaan di kepala Haris.
"Mau ngapain ya? Gue gak tahu kampus nya dimana lagi!"

MONOKROM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang