SETELAH selesai mengobati Leon dan mendengarkan alasan dibalik aksi baku hantam yang mereka perbuat tadi, Atha langsung pergi ke kelas mengacuhkan suara Leon yang terus memanggilnya di ambang pintu UKS.
Sebenarnya ada apa diantara kedua? Kenapa dirinya tidak tahu apapun tentang semuanya? Dan kenapa tidak ada yang memberitahunya?
Langkah Atha terhenti saat lengannya dicekal, ia menoleh melihat wajah lebam yang belum juga di obati itu.
“Dengerin gue dulu,” katanya, membuat Atha mendengus kesal.
Atha tertarik begitu saja, entah dia akan membawa Atha pergi kemana yang pasti Atha tak peduli.
Ah ternyata rooftop.
Semilir angin menerbangkan helaian rambut panjang Atha yang terikat, meskipun cuaca cukup panas tapi karena angin yang terus datang merubahnya menjadi sedikit lebih nyaman.
“Gue nemuin ini di tas Leon.” Haris menyodorkan sebuah kertas yang terlipat, tanpa mengatakan apapun Atha langsung mengambilnya.
“Buka, setelah itu lo tau apa yang bikin gue marah.”
Atha menurut, tangannya perlahan membuka kertas yang terlipat itu lalu tampak sebuah tulisan yang tidak asing baginya.
Ini . . . ini tulisan Aksa.
Hai Leon!
Makasih banyak buat semuanya ya! Lo gak perlu nangis lagi, gue gapapa kok serius.
Ini semua bukan salah lo, gak perlu merasa bersalah, gue gapapa.
Justru karena lo gue tenang, Le. Seenggaknya gue bisa bebas dari rasa sakit yang gue rasain selama hidup, dan akhirnya gue bakal ketemu sama ortu gue!
Lo sering bilang, “Jangan ngomong gitu, lo pasti bisa bertahan Aksa!” tapi gue bener-bener gak bisa Le, gue sakit dan itu bener-bener sakit rasanya kayak di tusuk ribuan pisau.
Ini udah takdir gue, gue mohon lo gak perlu lagi merasa bersalah karena ini bukan salah lo, inget kata bang Darren “Ini sebuah kecelakaan dan ketidaksengajaan.”
Mungkin saat lo baca ini gue udah nyatu sama bumi, gapapa lo gak perlu khawatir karena setelah ini semuanya akan baik-baik saja.
Atha meremas kuat kertas yang ada di tangannya, dirinya tak mampu lagi menahan rasa sesak yang datang menghimpit dadanya, Atha menangis setelah membaca surat yang ditulis langsung oleh tangan Aksa.
Jadi apa maksudnya? Kenapa Aksa berterimakasih? Dan kenapa Leon meminta maaf padanya?
Sementara Haris, lelaki itu hanya diam menatap Atha yang menangis sesenggukan sambil memukul-mukul lantai. Bukan karena tak peduli, namun Haris takut dia salah dan dia tak mau Atha menangis lagi.
“Jadi lo sekarang udah tau kan? Apa alasan gue hajar Leon pagi tadi? Iya, karena surat itu dan sekarang lo juga tau . .”
Tak ada jawaban sama sekali dari Atha, hanya terdengar isak tangis dari gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOKROM
FanfictionFt • Na jaemin Melupakan seseorang itu susah bukan? Apalagi sosok itu tidak akan pernah bisa kembali lagi, Atha selalu berusaha untuk melupakan kejadian itu tapi rasanya masih ada yang mengganjal dari kematian Aksa setahun yang lalu. Mengungkap siap...