C03

390 50 6
                                    

"hei karina kau mau kemana" sunoo bertanya ketika melihat karina mulai bangkit dari duduknya

"mau nyamperin saudara gw"

"yang mana"

"itu tuh namanya winter" karina menunjuk salah satu bangku di mana ada 1 gadis duduk

"owh yaudah temenin gih"

"yaudah gw pamit ya sun, lu hoon jan macem" Karina tersenyum ke sunoo dan memberikan tatapan sinis ke sunghoon

"emang lu mikir gw bakal ngapain anj" sunghoon menatap heran karina

"kali aja lo sodomi sunoo, sunoo kan cantik" sebelum kena amukan sunoo karina lebih memilih langsung lari

"KARINA SINI LU WEE" dan benar saja sunoo sudah berteriak emosi

"MAAP SUN BECANDA" setelah kepergian karina sunghoon menatap tajam sunoo

"apaan tuh mata, mau gw colok hah?" sunoo membuat gestur tangannya ingin colok mata sunghoon pke pipet es milo nya

"kok lu pindah ga cerita"

"emang penting ya" sunoo lanjut minum es milo nya

"ya penting lah gw kan calon lu"

"calon apaan anj, calon walikota bojong gede?"

"udahlah lupain intinya lo napa pindah ke apartemen"

"ya ga ada masalah apa² gw cuman pen mandiri"

"aneh lo kan manja"

"emang salah kalo gw mau belajar mandiri" kini sunoo berbalik dan menatap sunghoon

"ya ga salah sih"

"ya itu lo tau"

"oh iya kata bibi lo punya kembaran" sunghoon bertanya

"iya punya" jawabnya santai

"kenapa ga pernah cerita"

"lo ga pernah nanya" sunghoon menepuk dahinya

"oke kalo gitu siapa"

"daniel"






























"selamat pagi adik ku" sungchan jeno dan mark kini sedang mengunjungi makam beomgyu tanpa di dampingi pasangan masing-masing

"kenapa kau pergi gyu?" jeno mengelus nisan tersebut

"mommy sedih terus gyu"

"daddy juga sekarang suka mabuk"

"keluarga kita hancur gyu" mereka bertiga menundukkan kepalanya dan mulai menangis

"kau janji kita akan dewasa sama-sama" sungchan tersenyum kecut

"tapi kau berkhianat kau pergi lebih dulu" ingin rasanya sungchan membongkar makam kembarannya tersebut dan akan berusaha menghidupkan beomgyu kembali tapi itu mustahil

mark hanya diam memandang makam tersebut ia ingin menangis namun ia harus bisa terlihat tegar di depan kedua adiknya

mark menengok kearah makam kecil di samping beomgyu ya jung jungwon putra pertama beomgyu yg sialnya pergi bersama ibunya yang merupakan adik nya

mark mendekati makam tersebut dam mengelus nisan yang ada di sana

"hai jungwonie apakah kau sudah dewasa di sana? tolong jaga ibumu ya" mark tersenyum

"jujur aku membenci mu dan kedua saudara mu karena ayah mu penyebab dari meninggalnya adik ku" Mark mempererat genggaman tangannya pada nisan tersebut

"tapi aku tidak bisa karena aku menyayangi kalian dan aku juga harus menepati pesan terakhir ibu mu untuk menjaga kedua saudara mu" mark kembali mengelus nisan tersebut

"kak mark mari kita pulang" tak lupa jeno dan sungchan juga berpamitan ke jungwon

dan tentu saja berpamitan ke adik mereka yang kini telah berada di sisi tuhan

"beomgyu jungwon hidup bahagia ya di atas sana kami pamit" mark jeno dan sungchan membungkuk kearah kedua makam tersebut lalu berjalan pergi

 















kini sudah jam pulang dan daniel menunggu sunoo di parkiran namun wajahnya berubah makin datar ketika yang ia lihat adalah sunghoon bersama sunoo

'bug'

"YA DANIEL KENAPA KAU MEMUKUL SUNGHOON" sunoo panik akan daniel yg menyerang sunghoon terlebih dahulu

daniel mengabaikan sunoo dan tetap memberikan pukulan ke sunghoon

"BERHENTI BODOH KAU INGIN MEMBUNUHNYA" sunoo berusaha melepaskan mereka namun ada daya badannya terlalu kecil di bandingkan mereka

"TOLONG ADA YG BERKELAHI" beberapa anak yang ada di sekitar situ sontak memisahkan sunghoon dan daniel

setelah berhasil di pisahkan sunoo membantu sunghoon untuk bangun dan selanjutnya daniel

"DANIEL APA YANG KAU LAKUKAN BODOH"

"aku? aku hanya memukul nya" ucapnya santai sambil menyerka darah di sudut bibirnya

"kau kenapa sebenrny" suara sunoo berubah dingin

"AKU TIDAK SUKA KAU DEKAT DENGANNYA JUNG SUNOO"

"tapi kenapa, kau selalu berkata seperti itu tanpa memberitahu alasannya pada ku"

"kau tau di antara keluarga jung HANYA KAU YANG MENYUKAI DIA" daniel berteriak di akhir kalimat karena jujur dia sudah benar-benar emosi

"apa yang tidak ku tau sebenarnya" sunoo mulai menangis

daniel mengangkat tubuh mungil sunoo dalam gendongannya

"dan kau kim sunghoon" daniel menunjuk sunoo

"sudah berapa kali ku bilang jauhi sunoo tapi kenapa kau selalu mendekatinya"

"apakah ada yang salah bila aku mendekatinya" balasnya dengan sengit

"IYA SALAH" sunoo yg mendengar teriakkan daniel malah ingin mencoba turun dari gendongan daniel namun daniel mengeratkan gendongan nya

"tapi kenapa sejak dulu kau tak menyukai ku dekat dengan sunoo"

"aku sebagai saudaranya dan perwakilan dari seluruh generasi jung" daniel menggantung ucapannya lalu memberikan tubuh mungil sunoo kearah bodyguard yang memang selalu ada di sekitarnya dan sunoo

"tidak akan pernah mengizinkan satu pun generasi kim berhubungan dengan kami" lanjutnya sambil berjalan kearah sunghoon

"Karena ulah salah satu generasi keluarga mu telah membuat keluarga jung hancur" daniel berbisik

"dan ku pastikan kekeluarga mu akan merasakan yang jauh lebih sakit" daniel menepuk pelan pundak sunghoon dan berjalan pergi bersama bodyguard yang menggendong sunoo yang kini telah tertidur

kini sunghoon hanya berdiri bingung akan apa dari maksud daniel

"apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu" inner nya dalam hati

DENDAM •ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang