C24

364 55 14
                                    

"apakabar sunghoon hyung" sunoo duduk di depan sunghoon dengan pandangan datar

kini mereka sedang berada di sebuah cafe

"kau baik² saja" sunghoon mencoba bangkit dari duduknya bermaksud mendekat sunoo namun buru² di tahan daniel

"tetap duduk di tempat mu sunghoon-ssi" sunghoon yang tidak ingin adanya pertengkaran dan hubungan dengan sunoo akan semakin panas maka ia lebih memilih mengalah

"kenapa kau baru bertanya sekarang"

"aku tak bisa kerumah sakit ada banyak yang menjaga tepat di depan pintu masuknya" ya sunoo tau itu kelakuan bundanya serta ayah tirinya hyunjin

"ah oke kalau begitu, dan aku ingin mengucapkan happy anniversary satu tahun" sunoo tetap dengan pandangan datarnya lalu mendorong sekotak kecil berudu hitam kearah sunghoon

"cih kau masih mengingatnya terimakasih" sunghoon tersenyum lalu membuka kado tersebut cukup indah itu sebuah jam yang di hiasi batu Ruby hitam kecil di sekitar strap jam tersebut

"dan ini untuk mu sunoo" sunghoon mendorong Sebuah kotak berudu berwarna merah kearah sunoo

sunoo mengambilnya tanpa berekspresi

"terimakasih" ucap sunoo ketika ia melihat sebuah kalung liontin berbentuk burung dengan hiasan berlian

"ha, lantas bagaimana kelanjutan hubungan ini" sunghoon menghela nafas dan memperbaiki posisi duduknya

"putus"

"kau ingin putus?" sunghoon terkekeh kecil di akhir namun sungguh sebenrny hatinya sangat sakit

"ya"

"pasti karena keparat jay park itu kan, tidak bosan-bosannya ia selalu menjadi rival ku sejak dulu" ekspresi sunghoon mengeras mengingat bagaimana ketika ia dan jay selalu bersaing di kelas

"aku tak peduli" sunoo beranjak lalu pergi

"oh ya sunghoon hyung nanti ada paket untuk mu di rumah mu" sebelum benar-benar keluar dari cafe sunoo sempat berbalik kearah sunghoon dan tersenyum



































"hwang hyunjin" kini hyunjin terduduk kikuk ia sedang di sidang oleh keluarga Jung

"y-ya Daddy"

"kenapa kau tidak langsung memberi tau" ini jeno yang menyaut

"hm it- itu

"aku yang memintanya" beomgyu datang dari arah dapur dengan nampan berisi beberapa minuman di tangannya

"kenapa kau bersembunyi sialan" sungchan menatap kesal beomgyu

"kau tau gyu daddy mommy dan sungchan nyaris bunuh diri" jeno menatap sinis adik bungsunya

"aku tau"

"lantas? kenapa kau bersembunyi dengan waktu yang lama" jeno menjawab

"karena aku tau kau bang mark serta haechan dan shotaro bisa menangani nya" ucap beomgyu tenang lalu duduk di sebelah hyunjin dan jeno menatapnya jengah

"hey jangan tegang seperti itu kami takkan memakan mu" taeyong menatap hyunjin lucu yang kini duduk menunduk dengan peluh di wajahnya

"ya mom" hyunjin berusaha tersenyum semanis mungkin

"lalu kenapa kau tidak mengundang kami ketika kalian menikah" tanya mark

"kalian tau aku mati, masa iya aku mengundang kalian berasa kalian datang kepernikahan sepasang hantu dan manusia" beomgyu menatap kesal kearah mark

DENDAM •ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang