C16

314 51 1
                                    

"nu"

"apa niel"

"jenguk bunda sama jungwon yu"

"tumben lu ngajakin duluan ke sana"

"gw kangen pen meluk bunda pengen ngajak ngobrol jungwon juga" daniel tersenyum

"ya sama gw juga, yaudah yu" setelah itu sunoo mengechat sunghoon mengatakan kalau jalan nya di undur sejam lagi

"ayo" daniel menggandeng tangan sunoo sampai parkiran

daniel melajukan motornya ke pemakaman beomgyu dan jungwon

"niel kenapa ada orang di sana" tunjuk sunoo ketika ia melihat ada seseorang duduk di bangku pemakaman ibu dan saudaranya

"arwah?"

"bercanda mu tidak lucu bodoh"

"yasudah mari kita liat" ucap daniel dengan nada Sisca khol

"cara lo ngomong anjir" sunoo menatap datar daniel

"iya iya ayo" daniel menggandeng tangan sunoo

oh iya tadi mereka mampir ke toko bunga makanya salah satu tangan mereka megang buket bunga

"ayah?"

"heh bodoh lu sudi manggil dia ayah?" tanya daniel heran

"ga lah gila" wajah sunoo berubah datar

(selanjutnya ya yg part kmrn)

































"kak pulang yu" sungchan sudah lelah menemani jeno yang sejak tadi hanya duduk bengong

"iya yang ayo pulang" jujur saja se bucin-bucinnya jaemin ia juga sudah bosan

"ayo deh kak sho masakin makanan" mendengar kata makanan jeno langsung menengok kearah shotaro

"bener?"

"iya bener makanya ayo pulang" shotaro tersenyum hingga matanya hilang dan di ikuti dengan jeno

"yaudah ayo pulang" jeno berdiri kemudian menarik tubuh shotaro dan meninggalkan sungchan dan jaemin

"yang kok aku di tinggal" jaemin bangkit kemudian berjalan cepat

sedangkan sungchan hanya berjalan pelan, iya kakinya pegal karena dari pagi buta sampai mau petang ia dan yang lain duduk menemani jeno yang ngidam bengong plus dia tadi nurutin permintaan jeno buat ngegendong dia keliling pantai tempat jeno bengong





































taehyun kini mengendarai mobilnya dengan sedikit ugal-ugalan

ia frustasi ia stress dan sedih akan fakta dan kenyataan serta memori masa lalunya yang kini menguasai pikirannya

"mereka membenci ku" taehyun semakin menggas mobilnya

"mereka membenci ku karena aku membunuh ibu dan saudaranya"

"mereka mereka tidak menganggap ku ayahnya" taehyun tidak fokus kearah depan jalanan lalu

'brak'

ia kembali menabrak seseorang yang membuatnya sadar

"apakah aku membunuh lagi" ucapnya lalu keluar dari mobilnya

ia melihat sesosok perempuan dewasa berwajah cantik jalanan kini sedang sepi ia buru-buru mengangkat tubuh perempuan tersebut setelah ia tau kalau perempuan tersebut masih hidup kemudian menjalankan mobilnya menuju rumah sakit





































"sunghoon hyung cobalah ini enak" sunoo menyodorkan sepotong ayam kearah sunghoon

"enak?" tanya sunoo sunghoon mengangguk

"sekarang mau apalgi?"

"mau sosis"

"yaudah ayo" sunghoon menarik tangan sunoo untuk bangun

sunoo dan sunghoon asik bercerita sambil menunggu sosis nya matang

"eh iya Hyung emang gtu hahaha"

"permisi kak ini sosisnya" sang penjuael memberikan satu sosis ke sunoo

"eh iya makasih mas" ucao sunoo tersenyum

"hyung kau tak beli?" tanya sunoo dan di jawab gelengan oleh sunghoon

di saat sunoo baru saja mulai mengunyah sosisnya ada tangan besar yang menariknya

"eh daniel"

"ayo pulang"

"loh sunoo masih jalan sma sunghoon hyung" sunghoon hanya diam dia tidak ingin cari masalah dengan daniel

"lanjut nanti saja kita harus kerumah sakit"

"pergilah sun kita bisa jalan kapan-kapan lagi"

"tapi-

"tidak apa pergilah" sunghoon tersenyum

"tuh sunghoon aja bilang gapapa cepet ayo" daniel menarik tangan sunoo dan meninggalkan sunghoon sendiri

kenapa banyak halangan dan rintangan di hubungan kami? -inner sunghoon

DENDAM •ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang