C20

309 52 9
                                    

1 tahun telah berlalu hubungan sunghoon dan sunoo tidak pernah berjalan mulus karena berbagai masalah bermunculan yang membuat ke2 pihak antara keluarga sunghoon dan sunoo selalu mengalami perang dingin

kalau kalian pikir sunoo setia nyatanya tidak

dia memiliki hubungan dengan pria lain di belakang sunghoon

ya jay

"sampai kapan hubungan kita terus di sembunyikan sun" jay menatap sunoo

"entahlah hyung untuk saat ini kita akan tetap terus backstreet" sunoo merebahkan badannya di kasur milik jay

ya mereka sedang di rumah jay

"itu saja terus yang kau katakan"

"ya mau bagaimana? dendam ku padanya belum terpenuhi"

"itu tak akan terpenuhi karena kau tidak berusaha" jay menatap kesal sunoo

"aku berusaha hyung berusaha aku mencari ibunya"

"kenapa kau mencari ibunya"

"aku mengincar ibunya karena bagaimanapun bunda ku mati karena ibunya"

"perlu ku bantu?" jay bertanya

"tidak" jawab sunoo cepat

"mengapa?"

"cukup aku yg melakukan dosa ini, kau tidak salah apapun dan tak perlu menanggung dosa atas perbuatannya yang ingin kulakukan" sunoo menatap hangat jay

"baiklah, tapi apakah kau benar masih menyayangi sunghoon?"

"tidak, mungkin itu dulu tapi sekarang perasaan ku padanya hanya sebatas pembalasan dendam" sunoo berucap lirih

"oke baiklah" jay mengeluarkan sebuah kotak berudu berwarna biru Dongker dari celananya

"apa itu?" sunoo menatap bingung kotak tersebut

"will you marry me?" jay membuka kotak tersebut lalu menyodorkan kearah sunoo








































"sunghoon berhentilah minum" yoongi menatap cucunya jengah

"aku lelah oma" sunghoon kembali meneguk sekaleng alkohol

"kau lelah kenapa? opa mu hanya mengajarkan mu mengurus perusahaan"

"ya jangan seperti ayah mu sunghoon" Taehyung datang lalu menatap datar cucunya

"aku tak peduli ini semua salahnya, Karena dia aku semakin jauh dengan sunoo" sunghoon menarik rambutnya frustasi

"ada banyak orang yang bisa kau cinta di luar sana hoon"

"tapi sunghoon maunya sunoo oma SUNGHOON MAUNYA SUNOO" sunghoon mulai melempar beberapa kaleng alkohol kosong yang telah ia minum

"yak jangan seperti ini sunghoon" sunghoon memilih abai lalu mengambil jaketnya dan pergi keluar

"KAU MAU KEMANA SUNGHOON KAU MABUK" yoongi berteriak sambil mengejar cucunya

sedangkan sunghoon memilih abai dan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi

sekarang tujuannya adalah apartemen

apartemen siapa? apartemen sunoo




























"selamat malam sunoo" kini jay dan sunoo berada di depan pintu gedung apartemen sunoo

"selamat malam juga jay hyung"

"apa tidak apa-apa aku mengantarkan mu hanya sampai sini"

"tidak apa hyung nanti kau lelah" sunoo menepuk pelan bahu jay

"okelah kalau begitu aku pulang ya" jay mengecup dahi sunoo

"iya, hati² jay hyung" sunoo melambaikan tangan ketika jay sudah masuk kedalam mobilnya

"iya, tidur yang nyenyak juga sayang" jay tersenyum geli lalu melajukan mobilnya ia tak ingin mendapatkan omelan dari sunoo

sunoo hanya menatap mobil jay yang makin menjauh dengan wajahnya yang bersemu

mereka tidak sadar bahwa sekak tadi sunghoon melihat semuanya






























"sialan jay" desis sunghoon murka

"berani-beraninya mereka main di belakang ku" sunghoon menatap datar sunoo

sunghoon berjalan pelan ia melihat sunoo yang mulai memasuki gedung apartemen

ia mempercepat jalannya lalu membekap mulut suno

"hmm hmm" sunoo memberontak demi apapun sekarang jalan sedang gelap dan sangat sepi

"kau menghianati ku sunoo" sunghoon berujar pelan lalu memberikan sesuntik bius untuk sunoo di pundaknya yang sedikit terekspos

entahlah ia mendapatkan suntikan tersebut dari mana

kini tubuh sunoo terkulai lemas dan sunghoon kemudia menggendongnya dan membawanya menggunakan motornya

katakan saja Sunghoon gila

ya ia memang gila








































"berhentilah menangis nona"

"sebentar lagi penantian mu menjadi ibu lagi akan terjadi"

"tapi maaf aku telah membunuhnya" ia berucap pelan tepat di telinga chaeyeon

"kau gila pria gila pria sialan" chaeyeon terus mengumpat

"aku memang seorang pria nona tp aku juga tetap seorang ibu"

"sakit kan rasanya kehilangan seorang anak" ia kembali menggores perut chaeyeon yg masih besar namun sebenarnya bayi yang ada di perutnya telah lama mati

"shh" chaeyeon mendesis merasakan perih di perutnya akibat goresan tersebut

"kau gila kenapa kau masih hidup"

"aku takkan mati sampai kau mati terlebih dahulu"

'tringgg'

pria tersebut kemudian bangkit dan mengambil handphone di sakunya setelah mendengar sebuah suara

ia mengangkat nya lalu

"kapan kau akan pulang"

"sebentar lagi jin"

"cepatlah hyungyu terus menangis" hyunjin kelimpungan menggendong putranya yang terus menangis

"di mana niki dan yeji"

"mereka sedang menggantikan ku di perusahaan"

"aish kau bodoh seharusnya kau yang pergi ke perusahaan bersama niki dan biarkan yeji yang menjaga hyungyu" ia menatap datar pantulan gambar suaminya yang ada di layar ponselnya

"tapi aku terus sibuk memangnya aku tak boleh dekat dengan putra ku" hyunjin merenggut kesal

"kenapa ekspresi mu seperti itu? apakah kau ingin berganti posisi"

"TIDAK"

'oek oek'

"ais kau semakin membuatnya menangis"

"makanya cepatlah pulang"

"baiklah baiklah aku pulang" ia mematikan sambungan telpon tersebut

"tolong urus dia" ia menunjuk tubuh chaeyeon yg berantakan

"keluarkan bayi dalam perutnya lalu kubur bayinya sebaik mungkin" para bawahan mengangguk patuh

"tapi jangan biarkan ia mati" ia kemudian berjalan pergi dan mengabaikan teriakan chaeyeon

"LEPASKAN AKU JUNG BEOMGYU SIALAN" chaeyeon memberontak ketika ikatannya di lepas oleh para bawahan beomgyu

"sabar nona kau akan lepas sebentar lagi" beomgyu menoleh lalu tersenyum manis dan berjalan pergi

DENDAM •ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang