Tolong pencet bintang, ya?
Boleh? Terimakasih!
Jangan lupa kasih komentar juga!
Selamat membaca<3
•°•°•°•°•°•
Rintik hujan mulai turun perlahan-lahan. Di dalam ruang bawah tanah sebuah rumah yang ada di pinggir kota, seorang pria menatap gadis yang ia incar sejak lama. Peluh keringat mengalir dari dari gadis itu tatkala si pria mulai memegang pinggulnya.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya (Name) gemetar.
Gin meletakkan jarinya di bibir sebagai isyarat bahwa gadis itu harus diam. Bibirnya mendekat ke telinga (Name), "aku tidak akan mencelakaimu."
Bulu kuduknya berdiri. Mecelakai atau tidak, pria di depannya tetap menyeramkan. Wajah Gin sangat dekat dengan dadanya, membuat gadis itu bergerak menghindari tatapannya.
Gin berdiri tegak setelah tidak menemukan benda yang ia cari. "Kemana benda itu?"
"Apa maksudmu?" (Name) mengernyit bingung. Gadis itu tidak mengenal siapa itu Gin, yang ia tahu Gin adalah orang yang pernah membeli donat di tokonya.
Seseorang menarik tangan (Name) untuk menjauh dari kutukan, "awas!" Ujar Gin. Tubuhnya berdiri di depan (Name) untuk melindungi gadis itu.
Kutukan besar itu semakin mendekat ke arah mereka. Gin tersenyum miring, ia mengibaskan tangannya, beberapa pisau kecil keluar dari sarung tangan hitam yang ia gunakan. Pria itu melempar pisau-pisau itu ke arah kutukan, "yang jahat harus mati!"
Pisau itu menancap satu persatu di tubuh kutukan, Gin dengan cepat melafalkan mantra yang selalu ia gunakan untuk melawan kutukan. (Name) melotot melihatnya, karena yang ia lihat, Gin tidak melawan siapapun. Tidak ada orang di depan mereka. Namun, pisau-pisau itu menghilang begitu saja.
Kutukan itu memberontak kepanasan. Gin menatap tajam ke arahnya, lalu bertepuk tangan sebanyak dua kali. Dan angin besar datang membawa kutukan itu pergi. Pria itu merasa puas atas kerja kerasnya sendiri. "Kau baik saja?" Gin menatap kedua mata (Name) yang sembab.
Gadis itu mengangguk lemah, "terimakasih." Ia memutar badan, berniat pergi meninggalkan Gin. Namun kedua kakinya berhenti bergerak saat mendengar pria di belakangnya mendesis.
"Sh! Lihat aku," Kata Gin memegang tangan (Name). Saat gadis itu menatapnya, Gin meniupnya sampai (Name) tak sadarkan diri.
(Name) tidak dapat mengingat lagi apa yang terjadi setelahnya. Yang pasti ia terbangun dengan kondisi terikat di gudang bawah tanah seperti ini. "Kemana pelindungnya?" Si pemilik manik gelap mengambil posisi duduk di sebelah gadis yang terikat setelah tak menemukan benda yang ia cari.
"Siapa kau? Kenapa kau tahu soal pelindung?" (Name) mengernyit bingung. Bertanya-tanya soal asal-usul pria ini.
Gin menatap gadis di belakangnya dengan senyuman, "ah? Kita belum kenalan?" Ia berdiri, menarik sebuah bangku dan duduk di sana. "Aku Gin Haruki. Penggemar beratmu."
Matanya melotot kaget, "penggemarku?"
"Kamu dan benda ajaib yang kamu punya." Gin menatap tenang gadis di depannya. Matanya yang tajam membuat tatapan lembutnya tetap menyeramkan.
"Apa hubungannya kau dan benda itu?" Tanya (Name) penasaran.
Gin tersenyum miring, menepuk tangan sebanyak dua kali untuk membuat seluruh lilin mati. Ia menyalakan sebuah korek api, "aku adalah laki-laki yang harus bertanggung jawab dengan bayi yang Rami kandung."
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETS | Nanami Kento
ФанфикшнNozomi (Name), seorang gadis yang dihantui kutukan. Bertemu dengan Nanami Kento seakan bertemu super hero untuknya. Namun, bagi Nanami bertemu dengan (Name) adalah sebuah bencana. Mengapa? karena (Name) adalah seorang gadis yang banyak bicara. Sanga...
