Tolong pencet bintang, ya?
Terimakasih mau stay di FF membosankan ini ♡'・ᴗ・'♡
•°•°•°•°•°•
[Nanami's POV]
Selembaran mendarat di depan kakiku. Isinya tentang festival kembang api yang akan digelar di sebuah tempat wisata baru dekat sini. Tertulis kalau festival itu akan berlangsung besok malam.
Aku menghubungi Yunna untuk mengajaknya pergi ke sana. Gadis itu menyetujuinya. Jadi kami berniat pergi pada esok malam.
Hari ini aku sudah rapih. Sebuah kemeja berwarna biru muda dan celana panjang berwarna hitam melekat di tubuhku. Tak lupa aku juga menyemprotkan parfum beberapa kali ke leher.
Kedua kakiku melangkah keluar rumah untuk mendatangi rumah Yunna yang jaraknya sangat dekat dengan rumahku. Aku mengetuk pintu kayu bercat abu, "permisi."
Ibu dari Yunna yang membukakan pintu. Spontan aku menunduk untuk memberi salam. "Nanami, tunggu sebentar. Yunna sedang berdandan," Ujar Bibi sembari menyuruh aku masuk.
Aku duduk di ruang keluarga rumah itu. Tak heran, karena aku dan Yunna sudah berteman sedari kecil jadi keluarga kami sudah saling mengenal. Ayahnya Yunna duduk di sampingku, "kalian akan kemana?" Tanya beliau.
"Ke festival kembang api," Balasku dengan senyuman kecil.
Bibi mengangguk, "tolong jaga Yunna, ya. Jika dia nakal pukul saja bokongnya." Kedua tangannya menggenggam hangat tanganku. Aku tersenyum lebar dan mengangguk beberapa kali.
"Nanami," Panggil Paman. Aku menengok ke arahnya. "Apa kau tidak ingin menikahi putriku?" Ia bertanya dengan tatapan bercanda.
"Tentu saja aku akan menikahinya. Tapi tidak sekarang," Jawabku dengan sungguh-sungguh.
Aku tentu akan menikahi Yunna. Ia cantik, lemah lembut, dan menggemaskan. Aku sudah menyukainya sejak lama, dan sepertinya Yunna juga menyukaiku.
Beberapa menit kemudian Yunna datang dengan memakai kemeja berwarna putih dan rok selutut. Rambut hitam indahnya dibiarkan tergerai. Aku menatapnya sampai tidak berkedip. Yunna memang sangat cantik, bahkan hatinya juga cantik.
"Ayo! Nanami!" Ajaknya menarik tanganku keluar. Aku menurutinya dan kami pergi pada malam itu.
Kami tiba pukul 19:21 di tempat wisata itu. Sementara acara akan mulai tepat jam delapan malam. Aku membenarkan posisi tiket yang petugas lingkarkan di tangan Yunna. Kami beradu tatap, bola mata hitam gelapnya bagaikan candu untukku.
Sembari menunggu acara dimulai, aku mengajak Yunna untuk makan malam di sebuah restoran yang ada di tempat wisata itu. "Yunna mau makan apa?" Tanyaku sembari melihat ke arah buku menu.
Gadis yang duduk di sisi kanan menempelkan wajahnya ke lenganku sambil membaca buku menu yang aku pegang. Yunna menggemaskan sekali. Segera saja aku mencium pucuk kepalanya yang beraroma buah stroberi. "Harum sekali," Pujiku menatapnya.
Yunna menatapku, "tentu! Aku ingin terlihat cantik di hadapanmu."
"Aku rasa, kalau Yunna tidak mandi beberapa hari juga akan tetap cantik." Tangan kananku mencubit pipinya yang kenyal bagai es krim mochi.
Ia menautkan alisnya, "Nanami apa benar kau akan menikahiku?"
"Apa aku tidak boleh menjadikanmu istriku?" Aku balik bertanya.
Kedua pipi Yunna mulai memerah, membuatnya terlihat semakin menggemaskan. Aku mendekatkan wajahku, mencium kecil pipi kirinya yang hangat. Yunna tersenyum, "aku mencintaimu." Jari-jari kecilnya mengelus pipiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETS | Nanami Kento
Fiksi PenggemarNozomi (Name), seorang gadis yang dihantui kutukan. Bertemu dengan Nanami Kento seakan bertemu super hero untuknya. Namun, bagi Nanami bertemu dengan (Name) adalah sebuah bencana. Mengapa? karena (Name) adalah seorang gadis yang banyak bicara. Sanga...
