Jangan lupa bintang~
Yeay, 1000 pembaca! Terimakasih banyak.
Padahal niat awalnya cerita ini untuk haluan aku sendiri. Ternyata banyak yang suka. Syukurlah (●♡∀♡).
°•°•°•°•°•°
Chandelier dalam ruang tamu bergerak pelan akibat tertiup angin. Suara kristal yang saling bertabrakan terdengar seperti melodi beraturan yang indah. Lampu-lampu dalam ruangan itu menyala, menghangatkan tiga orang yang berdiri di bawahnya.
"Jujur saja, aku bukanlah seorang pedofil. Aku tak akan menikahi putrimu." Nafasnya mulai memburu kesal melihat seorang anak kecil yang tengah berdiri di depannya.
Wanita berambut gelap mulai merasa panik. Namun, ia menutupinya dengan tersenyum. "Putriku ada dua orang," Ujarnya sembari berdiri. Tangan itu merogoh laci kayu jati dan mengambil sesuatu dari sana.
Selembar foto diberikan, kedua mata pria menatap tajam ke arahnya. "Mereka juga anak-anak," Katanya menatap kesal.
"Ah, itu foto tiga tahun yang lalu. Ini putriku, (Name) usianya 23 Tahun. Dia terlihat cocok denganmu." Si wanita tersenyum manis setelah memberi pengenalan singkat tentang putrinya.
Jari telunjuk panjang itu mengarah ke Rami, "dia?"
"Dia telah meninggal beberapa tahun yang lalu."
Mahito menarik nafas panjang, kedua bola matanya menatap terus wajah (Name) yang terpampang di foto. "Bawakan gadis itu untukku, dandani dia secantik mungkin. Besok aku akan kembali untuk mengajaknya pergi," Ujar Mahito, berdiri dari sofa besar nan elegan.
Tzuka mengangguk paham sembari berjalan menemani Mahito keluar dari rumahnya. "Ingat, aku tidak akan membunuh suamimu jika gadis itu tinggal bersamaku," Ucapnya memperingati. Tubuh tinggi itu memasuki mobil mewah dan tancap gas, pergi meninggalkan rumah besar milik keluarga Nakano.
Senyuman wanita itu luntur setelah melihat kepergian Mahito. Ia membuka kimono biru laut yang memeluk erat tubuhnya, memperlihatkan bekas luka sayat yang memenuhi punggungnya. Tzuka meraih telepon rumah, "halo, (Name) sayang... Ini Ibu."
Seorang gadis di seberang sana menjawab dengan rasa bahagia yang teramat sangat. "Besok datang kemari, ya? Ibu punya hadiah untuk liburan musim panasmu."
"Anak baik. Baiklah, Ibu juga mencintaimu!" Katanya sebelum memutuskan sambungan telepon. Helaan nafas gusar terdengar darinya.
oOo
Siang ini cuaca panas terasa sangat menyengat. Empat orang sahabat tengah bersantai di kamar asrama Nobara sembari bermain jujur atau tantangan. Yuuji, Nobara, dan Megumi telah mendapat giliran mereka. Yang tersisa hanyalah (Name), gadis itu tersenyum kikuk saat tiga pasang mata menatap tajam ke arahnya.
Telunjuk itu menggaruk dagu, "aku bingung ingin memberimu tantangan apa." Nobara memikirkan tantangan yang seru untuk ia berikan pada gadis yang duduk di sebelahnya.
Yuuji berepuk tangan sekali, wajahnya terlihat bersemangat seakan baru saja mendapat berita baik. "Aku tahu!"
"Apa?" Tanya (Name) ragu-ragu. Ia agak kurang yakin kalau Yuuji adalah orang yang memberikan tantangan.
"Kau cium pipi Nanami sensei!" Ujar lelaki bersurai merah jambu itu dengan penuh semangat yang membara. Entah kenapa tiba-tiba ide itu muncul begitu saja dalam kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETS | Nanami Kento
FanfictionNozomi (Name), seorang gadis yang dihantui kutukan. Bertemu dengan Nanami Kento seakan bertemu super hero untuknya. Namun, bagi Nanami bertemu dengan (Name) adalah sebuah bencana. Mengapa? karena (Name) adalah seorang gadis yang banyak bicara. Sanga...
