Tolong pencet bintang, ya?
Boleh? Terimakasih!
Jangan lupa kritik dan saran karena
aku butuh itu. Selamat membaca!
•°•°•°•°•°•
Gadis cantik itu terbangun tatkala sinar mentari menerpa melewati sela-sela gorden. Bola mata indahnya terbuka perlahan, tatapan sendu terlihat darinya. Raut wajahnya tidak secerah biasanya, kelopak mata membengkak sehabis menangis semalaman.
Tubuh kurusnya mengambil posisi duduk, tangan kanannya menaruh kembali bingkai foto ke atas nakas yang ada di sebelah ranjangnya. Bingkai itu merangkai sebuah foto keluarga, Ayah, Ibu, dan dua perempuan kecil.
(Name) berjalan menuju dapur untuk membuat sarapan. Sembari mengunyah roti telurnya, manik cokelat tua menatap apartemen yang ia tempati dua tahun belakangan ini. (Name) tinggal disebuah apartemen kecil di pinggiran kota Tokyo, ia tinggal sendirian karena kedua orang tuanya telah berpisah. (Name) tidak sanggup untuk memilih salah satu pihak, jadi ia memilih untuk tinggal sendirian dan menghidupkan kembali toko bunga milik mendiang kakaknya.
Setelah sarapan selesai, gadis itu pergi mandi dan pergi menuju toko bunganya. (Name) membersihkan toko, memisahkan bunga yang sudah layu, dan mengganti air sebelum toko buka. Karena tokonya juga menjual beberapa kue-kue manis, (Name) menaruh beberapa kue yang ia buat semalam di dalam etalase. Ia juga memanggang beberapa roti manis dengan gesit.
Jam di toko telah menunjukkan pukul 08:10, (Name) membuka tokonya. Seorang gadis kecil masuk ke dalam toko milik (Name) dengan selembar uang di tangannya. "Hai, ada yang bisa aku bantu?" Sapa (Name) dengan ramah.
"Aku, aku mau memberikan bunga mawar merah muda untuk Mama. Bisa aku membelinya?" Tanya gadis itu dengan gemas. (Name) membawa gadis itu ke tempat mawar merah muda yang tadi dipinta, perempuan cantik itu memberikan tiga tangkai bunga untuk gadis kecil tadi. "Ini!" Tangan kecilnya memberikan uang pada (Name).
Kedua mata (Name) menatap uang yang disodorkan gadis kecil itu. Kepalanya menggeleng lembut, "ambil saja bunganya."
"Kakak tidak butuh uang?" Tanya gadis kecil itu polos.
(Name) tertawa kecil dan mengelus rambut gadis yang tidak ia ketahui namanya. "Aku punya banyak bunga, kamu bisa ambil tiga. Pergi dan berikan bunganya untuk Ibumu."
Gadis kecil itu tersenyum lebar, "terimakasih, kakak cantik!"
Kaki kecilnya berlari keluar dari toko. Langkah gadis kecil itu berhenti ketika seseorang menarik rambutnya dari belakang. "Hey!" Seorang pria berjaket hitam berlutut di depan gadis itu. "Berikan aku bunganya," Pintanya.
"Tidak!" Gadis kecil itu mengkerutkan alis, menyembunyikan tiga tangkai mawar dibalik tubuh mungilnya. "Beli saja di kakak itu!"
"Kalau aku bisa, aku tidak akan minta padamu. Bodoh!" Lelaki itu langsung merebut mawar dari si gadis kecil dan berjalan pergi begitu saja.
Gadis kecil yang tidak tahu apa-apa mengernyit bingung juga takut. Hidungnya memerah karena menahan tangis. "Hey, ada apa?" Seorang pria berambut pirang bertanya padanya.
"Kakak tadi mengambil bungaku... Padahal itu bunga untuk Ibu," Ucapnya penuh kejujuran.
Nanami tersenyum kecil, "ayo kita beli lagi. Dimana toko bunganya?" Tangan besarnya membawa gadis kecil dalam gendongan.
"Itu!" Telunjuk kecil mengarah ke sebuah bangunan bercat merah jambu. Nanami pun membawa gadis kecil itu ke sana.
(Name) memandangi sebuah kompas di tangannya, kompas perak dengan fotonya bersama mendiang kakaknya, Nozomi Rami, saat liburan musim panas di Korea. Ibu jarinya mengelus perlahan wajah Rami yang terlihat sangat cantik di foto itu. Kematian kakaknya seakan mimpi buruk yangg belum bisa (Name) terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETS | Nanami Kento
FanfictionNozomi (Name), seorang gadis yang dihantui kutukan. Bertemu dengan Nanami Kento seakan bertemu super hero untuknya. Namun, bagi Nanami bertemu dengan (Name) adalah sebuah bencana. Mengapa? karena (Name) adalah seorang gadis yang banyak bicara. Sanga...
