꯴᩠ꦽꦼ24. Melepaskanmuꪆᰰ

4K 532 247
                                    

Okey, okey, aku nggak hapus cerita ini. Karena permintaan kalian kemarin~

Besok adalah part terakhir.
Lagu di mulmed adalah isi hati Nanami. Lagunya pas banget untuk chapter hari ini. Kalian bisa dengar nanti setelah baca chapter ini.

°•°•°•°•°•°

[Name's POV]

Aku tak pernah merasa serapuh ini sebelumnya. Kedua mata ini terpejam menikmati hembusan angin yang menerpa wajah, menyeret beberapa helai rambut menyapu kulitku. Sebulir air mata mengalir, mengingat betapa kuatnya aku bisa melangkah sejauh ini.

Ratusan atau ribuan hari yang telah aku lewati, seminggu ini adalah yang paling buruk. Siapa sangka kalau rasa bahagia ingin bertemu seorang Ibu akan berakhir terjebak di sebuah mansion besar bersama psikopat? Hahaha, aku tak paham alur hidupku sendiri.

Sahabatku, seorang penghianat yang bekerja untuk menculik sesama perempuan. Aku tak pernah menyangka Hanni yang baik hati juga ceria bisa begitu sikapnya. Tanganku menggenggam jepit rambut kesukaanku yang ia berikan. Rasanya ini tak nyata.

Aku selalu berpikir kalau Ibu sangat mencintaiku. Tapi, ternyata dia menjanjikan anaknya sendiri untuk ditukar dengan uang yang tak sebanding denganku.

Ayah, aku membencinya saat tahu kalau ia adalah seorang pembohong. Namun, beliau adalah seorang korban. Aku merasa sangat bersalah atas semua yang terjadi pada hidupnya.

Kematian kakak yang misterius, dan ternyata ia adalah seorang penyihir kegelapan cukup mengejutkanku.

Dan, orang yang aku cintai, Nanami. Bahkan sampai sekarang aku tak pernah percaya jika ia adalah mantan pembunuh bayaran untuk sebuah perusahaan asing. Dia seorang buronan di Los Angeles yang kembali pulang ke Jepang.

Berita yang kudengar, Nanami menyamarkan warna rambut serta biodata dirinya untuk menjadi pembunuh bayaran. Saat merasa pekerjaannya cukup melelahkan, ia kembali pulang ke Jepang untuk menjalani hidupnya dengan normal.

Entah itu benar atau tidak. Aku... Aku merasa sangat lelah. Orang-orang di sekitarku meninggalkanku. Kenapa aku harus tetap kuat?

Bahuku bergetar hebat, aku menangis tersedu-sedu sambil membekap mulutku sendiri--berharap tak ada yang mendengarnya--.

"(Name),"

Cepat-cepat aku menghapus air mataku dan tersenyum menatap seorang pria yang berdiri di depanku. "Iya?"

Ia berjalan mendekat dan memegang pipiku yang lembab. Matanya menatap sendu, memberitahu jika ada kesedihan yang terpendam juga. "Menangis?" Tangannya turun meremas bahuku.

Aku tak mampu berpura-pura lagi, aku menangis memeluk tubuh tinggi yang hangat. Menangis, mengeluarkan semua isi hati yang selama ini aku pendam. "Ayah, kenapa semua orang meninggalkan aku? Kenapa aku selalu sendirian? Aku selalu bersikap baik pada semua orang, tapi kenapa tak ada yang mengerti aku?!" Aku berteriak histeris dalam pelukannya.

Ayah mengelus rambutku, "(Name), jangan pernah berharap orang lain akan membalas kebaikanmu." Ia menatapku, "tak semua orang punya pemikiran sama seperti kamu, Nak. Ada yang melihat kebaikan, akan membalas baik. Ada yang melihat kebaikan, merasa ingin memanfaatkan. Semua perasaan dan pemikiran orang berbeda. (Name) sudah dewasa, pasti bisa berdiri tanpa bersandar dengan orang lain."

Ucapannya menusuk hatiku. Beliau pasti mengatakan apa yang pernah di rasa sebelumnya. "Ayah hebat, Ayah bisa berpikir jernih disaat terpuruk." Aku tersenyum kecil sembari melepas pelukan.

SECRETS | Nanami KentoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang