꯴᩠ꦽꦼ22. Kue dan Susuꪆᰰ

3.3K 539 110
                                        

2k-! Terimakasih banyak-!

Bintangnya jangan lupa, hehe!

°•°•°•°•°•°

"(Name), ayo!"

Pagi ini Mahito akan mengajak calon istrinya berjalan-jalan disekitar mansion. Pria itu ingin (Name) untuk mengenal lingkungannya sebelum mereka sah menjadi suami-istri.

(Name) keluar dari kamarnya sembari membenarkan posisi sepatu. "Mahito, ini susah!" Ia mendongak menatap pria yang berdiri di depannya.

Yang ditatap tersenyum kecil, "sini." Mahito membantu gadis itu untuk memakai sepatunya. "Bagaimana?" Tanya dirinya setelah berhasil membenarkan posisi sepatu yang digunakan (Name).

Gadis di depannya mengangguk, "sudah!" (Name) berdiri, menggandeng tangan Mahito.

Mereka berdua keluar dari mansion, menuju danau yang ada di halaman belakang rumah besar itu. Di perjalanan menuju danau, Mahito bercerita banyak hal tentang dirinya yang bekerja keras untuk membangun rumah sebagus ini.

Kaki mereka melangkah menginjak rerumputan hijau yang terhampar di pinggir danau. Ternyata Mahito telah menyiapkan peralatan piknik di sana, tepat di bawah pohon besar yang rimbun. Jadi, walau sekarang musim panas, mereka tak akan merasa teriknya cahaya matahari.

(Name) memandangi danau besar yang ada di depannya. Hatinya tak berhenti memuji-muji pemandangan yang disuguhkan alam. Ada beberapa angsa yang sedang berenang di danau itu, juga beberapa tumbuhan air.

"Kamu suka?" Tanya Mahito memperhatikan 'gadisnya'.

Bola mata cokelat tua itu terlihat lebih indah jika berada di bawah terik matahari. Si pemilik menatap pria di sampingnya dan menyandarkan kepala di bahu Mahito, "suka. Nanti kalau kita telah menikah, boleh aku pergi ke sini setiap hari?"

Tangannya mengelus rambut halus, "tentu saja." Tangan itu turun, merengkuh pinggang. "Aku senang kamu tak marah lagi."

(Name) menatap Mahito, "aku, kan calon istrimu."

Senyum kemenangan merekah di bibirnya, "kalau begitu, kamu sudah lupakan Nanami?" Mahito mengelus lembut pipi gadis itu.

Kepalanya mengangguk, "iya. Aku pikir, hidupku tidak harus selalu tentang dia." Wajahnya terlihat tenang ketika mengatakan hal itu (Name) bagai orang yang lupa ingatan. Atau mungkin lebih mirip orang yang mencoba melupakan masa lalunya.

Sejak pagi memang seperti ada yang aneh dengan gadis itu. Jika semalam ia berusaha keras menolak tawaran makan malam bersama Mahito, pagi tadi justru gadis itu sangat bersemangat untuk sarapan bersama calon suaminya. Melihat perubahan (Name), pria itu ikut senang dan tak perlu mengkhawatirkan pernikahan mereka.

"Boleh aku menciumnya?" Ibu jarinya mengusap bibir merah jambu yang dilapisi lipstik berwarna senada. (Name) tersenyum kecil dan mengangguk.

Hal itu terjadi. Memang bukan ciuman pertama untuk Mahito atau (Name), tapi itu ciuman pertama untuk mereka berdua sebagai calon pengantin.

oOo

Nanami bersandar di dinding sambil menetralkan nafasnya. Rasa sakit mulai menyerang lebih parah. Yang tadi hanya terasa di pergelangan kaki, kini mulai menusuk sampai ke pahanya.

"Kenapa kau tidak mau menuruti kami?!" Omel Nobara sembari mengobati luka Nanami.

Pria itu mendongak sembari memejamkan mata, "aku tak bisa membiarkan (Name) sendirian."

SECRETS | Nanami KentoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang