Tolong pencet bintang, ya?
Boleh? Terimakasih!
Jangan lupa kritik dan saran karena
aku butuh itu. Selamat membaca!
•°•°•°•°•°•
Gojo memukul lengan Nanami, tawa kerasnya tidak berhenti sejak awal Nanami bercerita tentang dua hari kebelakang. "Jadi ada seorang gadis yang membuat konsentrasimu menghilang? Hahahahaha! Secantik apa dia?" Tanya Gojo memegangi perutnya.
Pria bersurai pirang di depannya mengendik bahu, "biasa saja." Cahaya mentari yang indah menyinari rambut Nanami, membuatnya semakin bercahaya.
Tangan kanan Gojo menopang dagu, menatap raut wajah dingin Nanami dari balik kain hitam yang menutupi dua mata indahnya. "Apa yang membuatmu keheranan?"
"Kutukan tidak dapat memasuki tokonya, padahal sehari sebelumnya gadis itu menerima gangguan dari kutukan yang memeluk kakinya," Ujar Nanami sebelum menyesap teh hangat yang mengepul.
Posisi Gojo berubah, kini ia bersandar dengan jari telunjuk yang menggaruk pelipis. "Mungkinkah ia memakai jimat?" Tebaknya asal.
Nanami kembali mengendik, "entahlah." Tangan besarnya menaruh cangkir teh di atas meja, "aku merasakan aura yang aneh pada gadis itu kemarin. Padahal sebelumnya ia terlihat seperti manusia normal."
"Kau jatuh cinta. Mungkin, kah?" Gojo berusaha menggoda Nanami. Pria berambut perak itu memang suka menggoda Nanami sejak lama.
"Mustahil. Kami baru bertemu," Tukas Nanami diiringi gelengan pelan. Ia berdiri, "tidak ada gunanya bicara denganmu. Kerjamu hanya meledek," Sambungnya dengan nada yang kesal.
Lagi-lagi Gojo tertawa. Tawa kali ini lebih keras dari sebelumnya. "Maaf! Aku tidak bermaksud! Lucu saja menggodamu seperti itu, hahaha!" Gojo ikut berdiri dan merangkul pundak Nanami. "Jadi kau ingin aku melakukan apa?" Gojo mendekatkan wajahnya ke telinga Nanami.
Dengan cepat Nanami melepaskan rangkulan lelaki aneh di sebelahnya. "Aku pikir, kau tidak perlu membantuku. Karena aku tidak akan melakukan apapun. Gadis itu bukan urusanku," Ucapnya tak acuh dan dingin, seperti Nanami yang biasa.
Suara langkah kaki yang beradu dengan lantai kayu mulai terdengar mendekati ruangan tempat Gojo dan Nanami meminum teh. Dua pria tampan itu menatap ke arah pintu, menebak-nebak siapa sosok yang akan memunculkan batang hidungnya.
Bising itu berhenti, pintu terbuka perlahan. Yuuji dan Nobara berdiri dengan nafas terengah-engah, tak lama Megumi menyusul di belakang mereka. "Ada apa?" Tanya Gojo penasaran. Ia melangkah mendekati murid-muridnya.
"Gadis yang kemarin!" Teriak Yuuji dengan nafas yang masih terengah-engah. Ucapannya yang terpotong menimbulkan tanda tanya dalam pikiran Gojo. "Gadis yang aku dan Nanami Sensei temui di hutan, ia kemari bersama seorang gadis kecil!"
Mendengarnya, Nanami langsung tahu siapa yang datang. Pria itu berjalan membelah Yuuji dan Nobara, lalu menuju halaman sekolah. Benar saja, (Name) sudah berdiri di sana bersama Ayako--Nanami kemarin sempat berkenalan dengan gadis kecil itu--.
Melihat senyum lebar di wajah (Name) membuat bulu kuduk Nanami berdiri. Gojo dan yang lain menyusul Nanami, "ey! Dia cantik!" Gojo berteriak di telinga Nanami dengan tangan yang melingkar di pundak pria pirang itu. Tidak berniat menjawab, setelah melihat kedatangan (Name), Nanami pergi entah kemana.
Dari jauh (Name) memandang kecewa pria tampan itu. Padahal susah-susah dia membujuk Ayako untuk membawanya kemari. Butuh dua batang cokelat untuk mempengaruhi Ayako sampai gadis kecil itu berusaha kuat mengingat tempat dimana Nanami membawanya untuk membenahi buket bunga yang robek.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETS | Nanami Kento
Fiksi PenggemarNozomi (Name), seorang gadis yang dihantui kutukan. Bertemu dengan Nanami Kento seakan bertemu super hero untuknya. Namun, bagi Nanami bertemu dengan (Name) adalah sebuah bencana. Mengapa? karena (Name) adalah seorang gadis yang banyak bicara. Sanga...
