Chapter ~ 03 : O

885 47 3
                                    

Update!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Update!

Sorry lama banget update nya, soalnya aku bingung buat narasi nya gimana, otak aku juga lagi buntu.🥺🙏

Mungkin aku akan publish cerita ini sekitar 2 chapter lagi, terus chapter berikutnya aku akan publish lagi kalau cerita ini untuk season pertama nya udah di vote 1K. 🤗

tenang aja aku gak maksa yang udah baca, balik lagi untuk vote. Tapi kalau berbaik hati terimakasih. Wkwk.🤭

Sepertinya aku butuh waktu lama, dan aku yakin cerita Michael dan Mabel season pertama akan lama untuk dapat vote 1k.

Jadi aku bisa tenang, soalnya aku orangnya gak enakkan, kalau buat cerita tapi gak dilanjutkan.

Jadi aku harap kalian bisa ngasih apresiasi sama aku berupa vote dan Comment kedepannya, walaupun cuma memberitahu typo. Walau akunya juga udah senang karena udah ada yang baca ceritaku.

Btw, ini sebelum prolog nya,

Okez sippp.
Jangan lupa Vomment.

Semoga suka.🤗

....

Terlihat jelas wajah dari wanita yang berumur dihadapannya, yang begitu legah dan senang sekaligus, Tampa terusik bagaimana orang yang sekeliling memperhatikan mereka yang tersenyum lebar dengan mata berkaca-kaca.

Mabel tidak tau bagaimana ia harus mengungkapkan betapa rindu nya dia dalam dekapan hangat dari seorang ibu, sudah berapa lama ia tidak menghirup udara yang sama dengan ibunya, sudah berapa lama ia tidak melihat senyuman indah yang menjadi alasannya untuk tetap bertahan sampai saat ini.

Saat tubuh nya memeluk erat tubuh ibunya, Mabel menangis kecil, ia sangat merindukan wanita yang selalu memberi dukungan setiap kali ia merasa terjatuh, orang yang tetap mendukung setiap keinginan nya, yang selalu memberi mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja, walau jelas ia tau bahwa ibunya tidak baik-baik saja.

"Mommy" sebut Mabel dengan parau, memeluk erat, ia berharap bahwa pertemuan pertama mereka setelah hampir 4 tahun akan dibawa dengan suasana tawa dan ternyata sebaliknya, ia tidak bisa menahan air matanya yang dari awal mendengar bahwa penerbangan sudah mendarat, membuat nya detak jantungnya berdetak lebih cepat dan matanya berkaca-kaca hanya membayangkan bahwa ia sudah ditunggu oleh ibunya, sangat merindukan ibunya.

"Kamu dalam keadaan baik-baik saja kan sayang?" Tanya mamanya sambil mengusap lembut punggung dan kepala Mabel secara bergantian.

"Aku bahagia Mam" Isak Mabel lagi menangis, ia berharap bahwa apa yang dikatakannya adalah kejujuran yang ia rasakan tapi tetap saja seperti tidak.

I Don't See This Love Ever Ending ~2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang