Chapter ~ 20 : R

466 32 1
                                    

Update!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Update!

Jangan lupa Vote dan comment yaa, chapter kemarin cukup sedih sih banyak yang baca tapi vote nya sedikit, sepertinya banyak reader yang hilang karna akunya lama update.😥

Tapi tidak masalah, aku pasti akan tamatin cerita ini secepatnya, untuk readers aku yang terus menunggu walau hanya beberapa yang bertahan. Makasih banyak untuk vote dan comment nya, asli terharu sih klau ditunggu update 🥺.

Okey. Happy reading guys.🤗

Oh iya, selamat melaksanakan hari puasa yang sedang menjalankan puasa dan selamat hari paskah buat yang menjalankan Paskah. 😊

.....

Selama diperjalanan pulang Donzzelo terus melipat kedua tangannya dengan tatapan kesal menghadap kearah jalan, jelas Michael yang melihat hal itu menatap bingung dengan sikap dari putra temannya tersebut.

"Ayah mu tadi nitip sama Paman bahwa tidak bisa menjemput mu hari ini, Ayah mu tidak berniat tidak menepati janjinya" ujar Michael mencoba menciptakan pembicaraan, dalam pikirannya bahwa Pria kecil tersebut marah karena orangtuanya tidak menjemputnya. "Ayah mu_"

"Aku paham Daddy, aku tau bahwa ayah akan selalu sibuk, tapi tidak masalah, nanti dirumah Ayah akan nemanin Zello bermain" jelas Donzzelo dengan sikap yang masih sama.

"Lalu kenapa tatapan seperti itu? Kesal? Daddy kan sudah menjemput mu tepat waktu?" Ungkap Michael lagi.

"Aku kesal dengan sikap wanita di sekolah ku Daddy" teriak Donzzelo kesal.

Michael terdiam mencoba memahami situasi yang terjadi "emang kenapa?"

"Dia menyebalkan Daddy, dia menyatakan suka padaku" teriak Donzzelo kuat sambil menunjukkan ekspresi marah.

Sedangkan Michael yang mendengar hal tersebut menahan tawanya kuat, dia ingin tertawa kencang mendengarkan permasalahan yang terjadi, dia tidak habis pikir dengan anak jaman sekarang yang sudah mengerti tentang perasaan, jelas perasaan itu hanya kebohongan, mereka tidak paham bahwa perasaan sesungguhnya lebih rumit dari yang dibayangkan.

"Apa yang menjadi masalah disitu? Daddy tidak paham? Bukankah seharusnya Zello bangga jika ada seorang wanita menyukai Zello" ungkap Michael dengan cara pola pikirnya.

"No! Zello gak suka" tolak Donzzelo kesal.

"Kenapa?" Dengan wajah penasaran.

"Daddy wanita ini menyebalkan dan bodoh, I don't like stupid girl" dengus Donzzelo lagi.

Michael hanya membuka mulutnya kaget mendengar alasan tersebut, bukankah terlalu dini untuk menyatakan seseorang bodoh diusia muda seperti mereka.

"Kedepannya dia akan jadi gadis pintar" ujar Michael mencoba memahami situasi.

I Don't See This Love Ever Ending ~2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang