DENIAL
.
.
.
Malam pertama tidak terjadi seperti pada umumnya.
Baiklah, Off sepertinya harus membersihkan otaknya dengan mandi air dingin di hampir tengah malam ini. Tentu saja, ia tidak bisa melakukan malam pertama seperti yang ada dalam bayangannya. Ia sangat menghargai Gun yang belum mengenal dirinya sepenuhnya. Lagipula ia juga masih harus membuktikan apa yang dikatakannya pada Gun, mana mungkin ia langsung menyerang pemuda manis itu begitu saja. Gun terlalu rapuh dan Off berusaha menjaganya agar tetap utuh.
Dengan helaan nafas, akhirnyaa Off membuka pintu kamar di depannya. Ini adalah kamar Gun, ia menjelajahkan matanya ke penjuru kamar tersebut. Sangat rapi dan ruangannya di desain agar Gun mudah bergerak di kamarnya seperti tempat tidur yang di desain cukup dekat dengan pintu kamar mandi. Ia juga menemukan Gun ada di depan lemari menarik sebuah piama sebagai ganti setelan tuxedo yang terlalu rapi.
"Kau sudah ada di sini Tuan Off?"
Off tersentak dari lamunannya ketika ia bisa melihat yang lebih muda sudah menghadap padanya. Off mengangguk gugup sebagai respon, ke mana dirinya yang biasa mudah akrab dengan orang dan tak mudah gugup?
"Sial!"
Off mengerutkan keningnya ketika ia mendengar sebuah gerutuan, ia baru saja berjalan menuju kopernya dan bermaksud untuk memasukkan barang-barangnya ke lemari Gun yang sebagian sudah dikosongkan. Pemuda tinggu itu berbalik dan menemukan orang yang sudah sah jadi istrinya itu kesusahan melepas sepatu. Dengan langkah ringan akibat reflek Off mendekati Gun untuk kedua kalinya ia bersimpuh pada Gun.
"Kau bisa mengatakan padaku jika butuh pertolongan."
Gun merasa aneh ketika Off mengatakan itu sambil bersimpuh
"Apa ada yang bisa aku bantu lagi?"
Suara Off menyadarkan dirinya dari lamunan. Jangtunnya seperti terkena serangan jantung begitu melihat tatapan Off yang masih bersimpuh di depannya setelah melepaskan sepatu resmi yang sudah membalut kakinya seharian ini. Ia merasa dalam bahaya, ia harus menyelamatkan dirinya sendiri secepatnya.
"Tidak! Aku ingin mandi!" kata Gun tanpa menatap mata Off.
Off mengangguk lalu berdiri dan memberikan jalan untuk sang istri yang mendorong kursi rodanya masuk ke kamar mandi. Off penasaran bagaimana Gun melakukan kegiatannya sehari-hari dengan keadaan seperti itu. Jika dilihat Gun sudah cukup terbiasa melakukan banyak hal sendirian. Hatinya tetap saja miris melihatnya, ia harus tahu keadaan Gun yang sebenarnya apa masih memungkingkan untuk berjalan kembali. Jika iya, maka Off akan ada yang paling depan untuk mendampingi dan menyemangati sang istri, kalau tidak Off akan tetap di samping Gun menerima pemuda itu apa adanya.
Off menyiapkan piyamanya ketika pintu kamar mandi terbuka. Gun terlihat segar dengan handuk yang ada di kepalanya sepertinya yang lebih muda baru saja mencuci rambutnya. Off ingin mengusak surai hitam lembut itu dengan handuk tapi ia menahan dirinya karena belum waktunya. Ia harus ingat kalau ia tidak boleh lancang.
"Aku akan mandi." Seru Off yang melangkahkan kakinya ke kamar mandi.
Gun hanya melihat Off melalui ekor matanya sampai pintu kamar mandi tertutup. Ia menghela nafasnya, berusaha mengerti kenapa ada yang aneh dengan dirinya. Gun memikirkan ini sejak tragedi perkenalan mereka yang terasa aneh. Ia tak biasanya begitu, langsung beburuk sangka pada orang.
"Mungkin aku hanya belum siap atau ada yang lain?" gumamnya bingung.
Gun terlalu lelah untuk memikirkan hal itu sekarang, sebaiknya ia segera naik ke tempat tidur dan menuju alam mimpi. Seharian dengan pesta pernikahan cukup menguras tenaga ternyata. Gun baru saja meposisikan diri di tempat tidur. Tapi ia melupakan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENIAL (Completed)
FanfictionBagaimana jika kau mempersembahkan segalanya bahkan kehidupanmu, tapi berujung pada sebuah penolakan? Sekali lagi sebuah penolakan! "Kau berhak bahagia" ~ Gun "Kau sempurna untukku" ~ Off "Kau tidak tahu apa apa tentangku!" ~ New "Aku bahkan lebih m...