Chapter 3

1.5K 193 9
                                    

DENIAL

.

.

.

Off tidak yakin dengan dirinya sendiri.

Ia hanya diam saja melihat seseorang yang sedang memandangi bintang di salah satu teras rumah keluarga Namtan. Orang itu adalah calon istrinya sekaligus pemandangan indah yang mengganggunya beberapa waktu ini. Pemuda itu tampak ragu untuk mendekat pada seseorang yang duduk tenang di kursi rodanya.

Off merasa miris ketika melihat kursi roda yang digunakan oleh pemuda bernama Gun Atthaphan tersebut. Bukan miris karna kasihan tapi hatinya juga tersayat merasakan bagaimana jika ia yang tak bisa berjalan. Ia juga merasa bahwa ia tidak seyakin itu untuk mengembalikkan kepercayaan diri seorang Gun Atthaphan seperti permintaan Namtan tadi.

"Coba saja Off Jumpol" serunya pada diri sendiri.

Akhirnya Off melangkah mendekati Gun. Hingga ia berdiri tepat disamping Gun yang menyadari kehadirannya. Off tahu pemuda itu terkejut dengan kehadirannya tapi ia bisa melihat pemuda manis itu segera menetralkan rasa terkejutnya.

"Untuk apa kau ada di sini?" sopan memang tapi terkesan dingin di telingan Off.

Off berdehem sebentar untuk menetralkan suaranya.

"Berusaha mengenalmu lebih dekat" kata Off yang terkesan melantur.

"Lupakan saja soal itu" sahut Gun tajam.

"Kenapa? Apa kau menolak juga?" Tanya Off kemudian.

"Lalu apa yang kau harapkan dari aku yang cacat ini? Harta nenekku?" seru Gun.

Pemuda tinggi itu sudah menebak pertanyaan Gun yang itu tapi tetap saja sesuatu menggores harga dirinya. Off tak bisa mengatakannya sekarang bahwa ia jatuh cinta pada pandangan pertama pada Gun. Pemuda itu tak akan percaya padanya. Ia sudah jatuh cinta ketika melihat interaksi Gun dan Patrick yang begitu hangat sekitar satu minggu yang lalu. Mencoba menjelaskannya pun tidak akan berhasil karna Gun membangun dinding perlindungan yang tinggi.

"Apa? Ada yang salah dengan itu?" Tanya Gun ketika melihat Off hanya diam saja.

"Aku tidak menyangka orang selembut anda punya pemikiran seperti itu" Seru Off.

Gun mengernyit, tidak paham dengan kata-kata pemuda tinggi yang berdiri didepannya. "Apa sebelum ini kita pernah bertemu?" Tanya Gun bingung.

"Aku jawab sekarangpun kau tidak akan percaya." Balas Off.

"Lalu?"

Off menghela nafasnya lelah, ia ingin menolong pemuda manis di depannya ini secara tulus. Tapi dirinya bahkan tidak mendapatkan kepercayaan untuk melakukannya dari pemuda manis didepannya ini.

"Aku tahu kau sedang menuduhku dengan hal-hal yang buruk" kata Off kemudian.

Gun mengernyit ketika Off membuang nafas sebentar lalu menatapnya penuh dengan intimidasi.

"Apapun yang kau tuduhkan padaku itu tidaklah benar. Tapi apa pun yang akan aku katakana sekarang kau tidak akan mempercayainya karena kau belum mengenalku sepenuhnya. Aku tidak mengincar harta Presdir atau apapun itu.Aku hanya ingin membantunya dan membantu seseorang yang ada didepanku sekarang. Kau jelas tidak akan mempercayainya sekarang. Tapi aku akan membuktikan kalau segala tuduhan burukmu itu salah." kataOff dengan terus menatap mata Gun.

Gun terpaku ia tidak pernah merasakan situasi seperti ini.

"Sampai jumpa lagi Tuan Muda, karna kita memang akan bertemu".

Off akhirnya melangkahkan kakinya menjauhi pemuda manis itu. Rahangnya mengeras dan tangannya terkepal kuat menahan amarah. Ia benci jika pemuda yang berhasil membuatnya jatuh cinta itu menuduhnya dengan hal yang tidak baik dan itu menggores harga dirinya.

DENIAL (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang