Chapter 2

1.9K 219 25
                                        

.
.
.
DENIAL

Ketiganya tidak sempat berdandan.

Well, meski begitu. Ketiga pemuda itu tetap saja tampan dengan muka bantal yang biasanya terlihat mengerikan di pagi hari.

Off, Tay dan Nanon langsung dijemput oleh sebuah mobil mewah di depan kantor begitu langkah mereka membawa ketiganya keluar gedung. Tidak lupa dengan presdir Namtan yang sudah menunggu mereka. Ketiganya sungguh merasa tersanjung sekarang.

Meski begitu rasanya tidak nyaman jika tidak pergi mandi lalu memakai pakaian terbaik, merapikan rambut mereka dengan pomade dan menyemprotkan parfum yang wangi. Tentu saja ketiganya merasa tidak nyaman dijemput secara langsung karena wajah mereka yang sangat kusut karena berhadapan dengan kertas-kertas atau tak sengaja terkena serpihan kayu untuk Nanon. Mereka akan datang kesebuah makan malam di istina -hanya mereka yang menyebutnya begitu- tapi penampilan mereka tidak mendukung sekali.

"Jadi Presdir takut kita kabur?" yang termuda memecahkan keheningan di dalam mobil.

"Mungkin" balas Tay singkat.

Off hanya melirik ke arah spion sebentar untuk melihat keadaan adik-adiknya yang duduk di belakang. Lalu kembali mengalihkan pandangannya ke jendela, ia tidak habis pikir dengan adik-adiknya yang bisa begitu saja melontarkan sebuah kalimat yang disebut orang-orang komentar tanpa memikirkn tempat sedikitpun. Ia sendiri tidak ingin menambah percakapan singkat berdurasi lima detik itu karena ia pun sedikit menyetujuinya.

Sekitar dua puluh menit perjalanan mereka didalam mobil yang mengikuti mobil Namtan di depan. Mereka memasuki sebuah rumah bergaya Eropa yang begitu elegan, dengan taman yang begitu asri. Untuk mencapai pintu utama mobil yang mereka tumpangi masih harus memutar sebuah air mancur berukuran sedang. Ketiganya turun dari mobil dan disambut oleh senyum Namtan yang turun terlebih dahulu.

"Silahkan masuk"

Pemuda itu hanya mengikuti wanita beribawa itu untuk memasuki istana keluarga Namtan yang begitu terkenal. Seperti dalam dongeng, pintu didepan mereka terbuka begitu saja menampakkan seorang pemuda lain yang mungkin saja usianya tak jauh dari mereka bertiga.

"Selamat datang nyonya Besar, selamat datang Tuan Muda"

"Ini benar-benar istana di negeri dongeng" sekali lagi komentar Nanon meluncur tanpa penghalang.

Namtan yang mendengar komentar yang termuda hanya tersenyum lalu beralih pada pemuda yang berdiri di depannya. "Kau sudah menyiapkannya Arm ?" Tanya Namtan lembut.

"Sesuai permintaan nyonya besar"

Kata Arm sopan.

"Kalau begitu tolong antarkan ketiga pemuda ini langsung ke ruang makan. Aku akan menuju kamar pribadiku sebentar" seru Namtan.

Arm tersenyum dan kembali membungkuk sekali lagi pada Namtan. Setelah Namtan berjalan memasuki ke area rumah lebih dalam pemuda itu beralih pada tamu yang sejak tadi diam didepan pintu. "Sesuai permintaan Nyonya Besar saya akan mengantarkan Tuan muda sekalian ke ruang makan."

Rumah itu benar-benar kental dengan gaya Eropa bukan hanya eksteriornya tapi juga interiornya membuat semua orang berdecak kagum. Mata Off, Tay dan Nanon tak pernah istirahat untuk melihat-lihat isi rumah yang menurut mereka adalah istana itu. Maklum mereka hanya tinggal di apartemen sederhana dengan tiga kamar dan satu kamar mandi yang kadang mereka harus bermain batu-gunting-kertas untuk menentukan siapa yang masuk ke kamar mandi duluan.

"Silahkan duduk Tuan Muda"

Tanpa sadar mereka sudah sampai di ruang makan yang dimaksud. Sekali lagi mereka takjub dengan ruang makan yang besar, juga sebuah meja makan yang bisa memuat lebih dari sepuluh orang untuk makan disana. Ketiganya memilih untuk menarik kursi berseblahan dan menanti apa yang terjadi selanjutnya.

DENIAL (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang