DENIAL
.
.
.
off melihat Gun duduk di seberangnya, ia baru sadar bahwa istrinya itu tiba-tiba ada di sana. Ia balas tersenyum pada sang istri yang menatapnya dengan senyuman. Mereka baru selesai makan malam dan Patrick sudah pergi bermain ke tetangga sebelah setelah berkenalan dengan anak kecil yang seumuran dengannya. Karena Off tahu Patrick juga butuh bermain dengan anak sebayanya maka ia mengijinkan anaknya bermain ke tetangga sebelah dan menjelang jam tidur ia akan menjemputnya.
"Ini akhir pekan Tuan Off, jangan bekerja lembur di akhir pekan. "
Off terkekeh sebentar lalu ia membereskan dokumen-dokumen di depannya lalu menempatkannya di tempat aman. Lalu menatap lekat kembali pada sang istri.
"Ada yang cemburu pada kertas, eoh? "
Gun tersenyum kecil, kecil sekali sampai Off hanya melihatnya samar. Ia memberi isyarat kepada Off dengan telunjuknya untuk mendekat. Dengan senang hati sang dominan bergerak mendekat hingga jarak mereka hampir terkikis habis. Hanya sepanjang mistar lima belas senti, Off setia menatap lekat Gun dan yang lebih tua menatapnya dengan senyum kecil.
"AUUHH"
"Makanya jangan meledekku Phi! "
Off reflek menjauh dan memegangi pipinya yang baru saja dicubit oleh Gun. Ia mengeram sakit sekali. Serius cubitan Gun cukup maut apalagi pipinya itu tidak gembul seperti milik Nanon jadi sakitnya dua kali lipat.
"Kau seperti anak gadis saja."
"kamu saja yang mengerahkan tenaga berlebihan! "
Off menghela nafasnya, istrinya ini mungil tapi tenaganya lumayan juga. Sebaiknya ia menuruti Gun untuk tidak bekerja di akhir pekan lagi pula ia sudah jenuh.
"Bagaimana ? Apa nyaman di sini? "
Off bertanya karena ia memang penasaran. Gun sejak kecil hidup bergelimang harta karena keluarganya yang kaya. Ia terbiasa hidup di rumah yang luas dengan desain interior yang mewah. Sungguh Off ingin tahu sisi Gun yang lain.
"Di sini nyaman meski tidak terlalu luas. Aku bisa merasakan kebahagiaan di sini, bahkan aku bisa membayangkan kalian bertiga tertawa bersama di rumah ini. Sungguh rumah yang nyaman, kalian juga merawatnya dengan baik. "
Off menghela nafas lega, ia pikir Gun tidak akan menyukai apartemen sederhana ini. Yang hanya ditinggali oleh tiga bujangan yang setiap hari meributkan hal yang tidak penting. Tapi Off tetap takjub dengan sisi sederhana Gun.
"Aku jadi tahu bagaimana rasanya hidup dengan keluarga yang biasa-biasa saja. Akhirnya aku punya referensi yang nyata untuk novelku selanjutnya. "
Off mengernyit. "Kau akan membuat cerita yang bahagia kan? "
"Tergantung"
"Digantung itu menyebalkan. "
"Mau aku cubit lagi pipimu? "
Pemuda tampan itu langsung diam. Ia tidak ingin cubitan maut yang sampai di pipinya. Off tersenyum, ia ingin sesekali Gun menulis kisah yang bahagia. Tapi dilihat dari gestur sang istri sepertinya ia akan mendapatkan apa yang ia mau. Kisah yang bahagia.
"Kapan novel selanjutnya rilis? "
"Bulan depan, sekarang masih dalam tahap editing akhir dan desain cover. "
"Baiklah, aku akan membelinya nanti. "
"Kau bisa dapat satu, mereka mengirimkan beberapa ke rumah secara gratis. "
KAMU SEDANG MEMBACA
DENIAL (Completed)
FanfictionBagaimana jika kau mempersembahkan segalanya bahkan kehidupanmu, tapi berujung pada sebuah penolakan? Sekali lagi sebuah penolakan! "Kau berhak bahagia" ~ Gun "Kau sempurna untukku" ~ Off "Kau tidak tahu apa apa tentangku!" ~ New "Aku bahkan lebih m...