Chapter 19

1.2K 167 12
                                    

DENIAL

.

.

.

"Chi! "

Chimon berbalik, sebuah suara familiar memanggilnya. Nanon tersenyum lebar kepadanya, sesuatu yang aneh mungkin. Tidak, bukannya hal itu aneh, yang membuatnya terasa berbeda adalah karena binar mata Nanon seperti anak seusia taman kanak-kanak yang mendapatkan balon.

"Kenapa? " Chimon bertanya tak lupa dengan kernyitan di dahinya.

"Ini !"

Chimon terkejut ketika di depan wajahnya tiba-tiba terdapat kotak yang lumayan. Kotak itu bewarna coklat muda dengan pita yang senada. Apa baru saja Nanon memberinya sebuah hadiah?

"Hadiah? "

Nanon hanya mengangguk.

Chimon meletakkan kotak itu di meja kamar mereka lalu ia membukanya.

Sebuah jaket kulit?

"Bagaimana? Aku rasa modelnya cocok untukmu. "

Chimon bingung, sesungguhnya ia tidak pernah memiliki benda ini. Ia juga bingung untuk apa.

"Untuk apa? Tentu saja kau tidak membelikanku benda ini hanya sebagai pajangan saja kan? "

"Tentu, kau tahu itu. "

"Lalu? "

"Aku ingin mengajakmu berkencan. "

Chimon melebarkan matanya. "Berkencan? "

"Iya, aku rasa kau tahu bahwa kita tidak pernah melakukan hal-hal normal seperti pasangan lain. Berkencan keluar misalnya. Ya aku tahu kita sudah menikah, hanya saja melakukan hal seperti ini sesekali juga tidak ada salahnya. "

"Tapi-"

"Anggap saja untuk terapi, aku tahu ini agak sulit untukmu tapi aku akan membawamu ke tempat yang tidak terlalu ramai dan tidak jauh dari kompleks perumahan ini. Bagaimana? "

Chimon terdiam, ia kembali melihat ke arah jaket kulit hadiah dari Nanon. Benar, mereka tidak pernah melakukan hal-hal seperti itu. Tidak ada salahnya bukan?

"Baiklah, tapi kenapa jaket kulit? "

"Kau akan tahu nanti. "

Seketika Chimon ingin mengumpat ketika melihat sebuah skuter terparkir rapi di depan rumah mereka. Chimon pikir ia akan mendapati sebuah motor besar karena Nanon memberinya jaket kulit.

"Jangan kecewa. Ini demi keamanan kita berdua. Tidak baik mengebut dijalan. "

Sekali ini Chimon sebal pada sang suami karena menghancurkan ekspetasinya. Chimon pikir Nanon akan mengajaknya mengendarai motor besar dengan kecepatan yang tidak biasa di malam akhir pekan seperti ini. Kalau dilihat seperti di film, hal itu sangat menarik.

"Kau terlihat kecewa. "

"Terima kasih karena menghancurkan ekspetasiku!"

Nanon terkekeh sebentar, ia kemudian menghadapkan tubuh Chimon padanya. Mata Chimon melebar ketika dengan lembut Nanon memakaikan helm di kepalanya. Jantungnya berdebar kencang, ia memang selalu seperti ini jika Nanon mulai berlaku manis padanya.

'TAK'

Chimon kembali ke dunia nyata ketika helmnya dipukul pelan oleh Nanon. Ia mendapati senyum yang lebih tua mengembang dengan hangat. Chimon tahu ia akan selalu jatuh cinta pada senyum Nanon yang seperti itu.

"Ayo! "

Chimon tidak pernah berpikir bahwa berkencan dengan skuter akan seromantis ini. Ketika Chimon berpegangan pada pinggang Nanon, yang lebih tua mengendarainya dengan kecepatan sedang. Angin terasa sejuk tapi tak begitu dingin, suasana kota akhir pekan yang padat seperti malam tak akan pernah berakhir. Chimon tidak bertanya ke mana Nanon akan membawanya pergi, tapi ia ingin menikmati suasana ini.

DENIAL (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang