2. Pulang Korea!

3.7K 456 34
                                    

.

.

Jika di Norwegia hujan, maka dikorea sedang memasuki musim Salju. Taehyung tiba sepuluh menit yang lalu dan kini ia sedang menunggu bagasi, kopernya belum terlihat dari tadi.

Setelah lima menit menunggu pun Taehyung langsung mengambil Koper tersebut. Ia berjalan keluar dari ruang kedatangan sambil menyiapkan diri.

"Kim Taehyung!" Taehyung berbalik. Ia berjalan ke asal suara.

"Eh, halo bantetku. Astaga kau sudah semakin gendut saja!" Yang dikatai langsung menatap Taehyung tajam. Ia rela-rela datang kesini disela jam kuliah, malah dikatai seperti ini?

"Ya! Kau menghinaku seperti ini setelah aku dengan baik hati menjemputmu disini?!" Taehyung terkekeh.

"Aku kan terkejut! Kau memang tidak berubah, tumbuh kesamping memang kelebihanmu Kim Jimin." Jimin hanya bisa menghela nafas, menahan emosi ingin menggeplak kepala lelaki yang sedari tadi mengejeknya.

"Sebelum kita bertengkar diisini, ayo pulang." ujar Jimin lalu berjalan menjauh. Taehyung tertawa lalu mengikuti langkah jimin.

"Jangan galak-galak dong Jiminie, kitakan sahabat sehidup semat—"

"Jangan banyak omong kosong, kau tidak ingat saat kita dikejar anjing bibi Ong? Kau malah meninggalkanku dan berlari sekuat tenaga, dan alhasil aku harus disuntik tetanus. Sahabat sehidup semati apanya!" Taehyung meringis kecil. Ia memang tidak bisa melupakan kejadian Jimin digigit anjing saat mereka SMP.

"Salahkan kakiku, jangan salahkan aku. Kan yang lari kakiku bukan aku." Jimin memutar matanya malas.

"Terserah kau sajalah."

..

"Appa! Kenapa kau gendut sekali?!" Dari depan pintu rumah Taehyung sudah memekik saat melihat ayahnya. Sedangkan si ayah yang sedang duduk menyruput kopi pun langsung berbalik ke asal suara.

"Aish anak bodoh satu ini. Mana ada ayah ganteng sepertiku gendut? Ini otot." ujar sang ayah sambil meletakan cangkirnya diatas meja.

"Mana ada otot, tubuh appa hanya ada lemak semua!" Taehyung terkekeh. Rumah ini jadi ribut sekali jika ada Taehyung. Dari kecil memang anak ini adalah anak yang ceria, jadi saat kepergiannya dulu ke Norwegia, rumah ini jadi sedikit hampa.

"Kau berisik." Taehyung menoleh ke asal suara. Ia menemukan kakaknya yang sedang meletakan sepatu.

"Eh Namjoon Hyung! Astaga tiang listrik Norwegia pindah kesini ya? Hyung tinggi sekali!" Pekik Taehyung kagum. Anak itu sangat heboh. Namjoon menatapnya sejenak lalu pergi dari sana tanpa mengucapkan satu pun kalimat.

"Aish menyebalkan." gumam Taehyung. Ia berbalik ke arah sang ayah.

"Bapak Seojoon yang terhormat, ayah dari Kim Taehyung yang tampan. Anakmu ini lapar Appa! Ayo buatkan tae makanan!" Seojoon menggeleng lalu berjalan ke arah Taehyung. Yang merasa ditarik pun memekik

"Mau kemana sih?! Bilang saja, Tae bisa jalan sendiri." Taehyung ditarik menaiki tanggga.

"Sapa dulu ibumu." Taehyung mau tak mau mengikhlaskan dirinya ditarik seperti tali tambang. Ayahnya membawanya kesuatu ruangan setelah pintu putih dibuka.

Disana Namjoon duduk ditepi Ranjang sambil mengelus punggung tangan ibunya. Taehyung mengernyit.

"Eoh Eomma? Kenapa kurus begini?" Seojoon dan Namjoon lantas menatap Taehyung, apalagi Namjoon yang menatapnya tajam.

"Appa? Eomma kenapa?"

"Dia sakit, sejak kau SMA ia selalu ingin kau datang kemari. Tapi kau selalu menolaknya." Taehyung menatap sang ayah.

"Kalau appa bercerita mengenai keadaan eomma, aku pasti akan segera datang. Appa kan tidak mengatakan jika Eomma sakit." Ujar Taehyung. Tanpa mereka sadari Sosok Kim Namjoon yang ada disana mengepalkan tangannya.

"Jadi kau hanya ingin datang saat eomma dalam keadaan sakit? Anak macam apa kau ini?" Taehyung menoleh.

"Wohhh, santai saja Namjoon hyung. Aku tidak lari kok." ujar Taehyung. Namjoon segera beranjak dari sana lalu meninggalkan mereka bertiga disana. Tidak lucu jika ia harus mengamuk disini.

"Kau harus sopan pada hyungmu Tae-ah." Taehyung langsung beranjak dari sana tanpa memperdulikan kata-kata Seojoon. Ia duduk disamping kursi ibunya.

"Eomma, Tae datang. Tae sudah kembali." detik itu juga Kim Rin membuka matanya. Ia menatap Taehyung lekat.

"Aihhh Eomma kenapa bisa sakit? Sakit apa?" Tanya Taehyung. Rin langsung mengelus Dagu Taehyung sambil menitikan air matanya.

"Mimpi Eomma untuk menyatukan kalian sebelum Eomma pergi akhirnya menjadi kenyataan nak." Taehyung mengangguk.

"Tae senang bersama Paman di Norwegia, tapi disini masih banyak hal yang menarik lebih dari bapak Direktor menjengkelkan yang terus menyiksaku." Rin tersenyum menampakkan bibir pucatnya.

"Kau harus selalu senang seperti ini Taehyungie. Eomma ingin kau selalu bahagia dan sehat nak" Taehyung mengangguk.

"Eomma juga harus sehat! Ingat Eomma telah meninggalkan panggung sosialita yang dulu sangat Eomma senangi terlalu lama." ujar Taehyung. Rin menghela nafasnya.

"Appa, ayo buatkan aku Ramyeon. Aku sangat lapar!" Ujar Taehyung. Seojoon tersenyum kecil lalu mengangguk.

"Maafkan Eomma sudah membebanimu, nak." Taehyung menggeleng.

"Aduh Eomma, jangan pikirkan diriku. Pikir saja kesembuhan eomma. Lihat anak kesayangan Eomma ini sudah besar! Kencing saja sekarang sudah mulai lurus! Nanti malam Tae datang kesini lagi. Tae harus mandi, bau asam nanti tidak ada yang ingin menemani Tae makan malam." ujar Taehyung lalu bangkit berdiri sambil tertawa kecil.

Rin tersenyum lalu mengangguk. Taehyung segera pergi dari sana memasuki kamarnya. Ia menutup pintu dengan pelan.

"Kukira pelukan selamat datang wajib diberikan padaku setelah 5 tahun pergi dari sini. Aih, positif thinking saja Taehyung... budaya memeluk saat kembali kerumah sudah dihapuskan saat penjajahan dulu." Ujarnya lalu masuk kedalam kamar mandi.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happier [Kim Brothers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang