.
Lemas, rasanya untuk sekedar beranjak dari tempat tidur saja rasanya begitu lemas bagi Taehyung. Anak itu hanya meringkuk di dalam kamar sambil meminta tolong pada Namjoon untuk membantunya sesekali.
Masalah berjalan masih bisa, tapi Seokjin yang terlalu khawatir pun memaksa adiknya untuk menggunakan kursi roda. Kamar anak ini pun berpindah tempat ke lantai bawah, membuat si empu kamar mogok bicara 2 hari lamanya.
Taehyung terlalu menyukai warna kamarnya, dan suasana diatas sana membuatnya nyaman. Kini giliran berpindah kamar, ia bisa merasakan suasana kamarnya berubah.
Bagi Seokjin tidak ada yang berubah sama sekali, tapi karena pengaruh mood adiknya yang tidak baik, apa saja bisa ia anggap tidak baik.
Kemarin karena leukositnya terlalu rendah, Taehyung harus ke rumah sakit lagi untuk injeksi Leukosit. Dan berakhirlah kini ia dianjurkan menggunakan masker, Jungkook pun hanya bisa menatap kakaknya ini dengan raut khawatir. Jika Leukosit sedang rendah, artinya sistem imun si jagoan juga sedang rendah. Jadi kata Seokjin harus jaga-jaga.
Namjoon menuangkan segelas jus jambu kedalam gelas yang berada didalam nampan. Setelah menerima bubur ayam buatan Bibi, Namjoon pun bergegas membawa sarapan adik bungsunya ke kamar.
Pintu dibuka, Jungkook pun mengekor dari belakang, penasaran dengan keadaan kakak sepupunya. Ia memegang ujung baju Namjoon lalu memilih duduk di sofa, pasalnya Taehyung lumayan tidak bersahabat beberapa hari ini.
"Hallo jagoan? Selamat pagi."
Kelopak mata terbuka, Ia menatap Namjoon yang masuk dengan nampan berisi makanan. Meja kayu kecil di naikkan keatas tempat tidur, kaki meja kecil itu berada diantara paha Taehyung untuk memudahkannya sarapan.
"Hyung~"
Namjoon segera mendongak, menatap adiknya dengan tatapan penuh tanya. Jawaban anak itu membuat Namjoon tersenyum.
"Lapar." Namjoon mengangguk, mengambil sendok lalu memasukkan bubur yang sudah ia tiup agar lebih hangat. Meski dengan kunyahan perlahan, Taehyung menelan makanan tersebut.
Surai hitam itu Taehyung seka kebelakang, tatapannya nampak bergetar kala melihat helaian rambut tebal miliknya ter ikut disetiap sela-sela jari.
"H-hyung."
Namjoon segera menggenggam tangannya, meremat kuat lalu menggeleng cepat. "Ingat apa yang Seokjin hyung bilang? Ini hanya sebentar, setelah itu rambutmu akan tumbuh dan lebat seperti sedia kala."
Taehyung mengangguk, mengusap air matanya lalu membuka mulutnya lebar.
"Aa~" Tanpa basa-basi kakak dari Kim Taehyung itu memasukkan sesendok lagi bubur ayam yang dengan senang hati diterima oleh adiknya. Anak ini selalu memilih bubur ayam menjadi teman sarapannya, Seokjin pun mengijinkan. Jika dengan itu nafsu makan adiknya naik, Seokjin akan sangat bahagia karenanya, bubur ayam juga lebih bagus untuk pencernaannya.
"Koo, kenapa duduk jauh-jauh?"
Mendengar namanya disebut oleh Taehyung, Jungkook segera menggeleng. Ia tersenyum. "Hyung nampak tidak baik-baik saja belakangan ini, Koo hanya takut membuat Hyung marah."
Taehyung lantas menggeleng, ia menepuk space kosong disampingnya lalu memanggil Jungkook. Jungkook langsung bergegas, mendudukkan bokongnya di samping Taehyung lalu menatap kakak sepupunya memasukkan setiap sendok bubur yang ada di dalam mangkuk.
Setelah hampir lima belas menit, Taehyung kini dihadapkan dengan obat-obatan yang membuatnya bahkan merasa mual meski obat-obatan itu belum sempat menyentuh lidahnya.
"Ayo, setelah itu kita pergi berbelanja."
Taehyung lantas mendongak kaget, belanja? Serius?
"Iya belanja, tapi tunggu Seokjin hyung pulang oke?" Taehyung pun mengangguk heboh merasa bahagia kala ia bisa keluar sejenak dari tempat ini. Ia bahkan tak lagi memakan obat dengan enggan, meski sedikit mual dan mati-matian menahan rasa pahit, ia senang hari ini bisa berbelanja bersama kedua kakaknya.
.
Seokjin mendorong kursi roda milik Taehyung memasuki rak-rak snack sehat. Taehyung terus merengek ingin snack.
Namjoon sedang sibuk di lantai dua mencari buku bacaannya, jadilah Seokjin dan Taehyung pun berputar di rak bahan makanan.
Seokjin berjalan ke arah biskuit yang ada diujung lorong untuk mengambil biskuit lemon kesukaan Taehyung, ia menepuk bahu Taehyung dua kali.
"Hyung ambil biskuitnya dulu." Taehyung mengangguk. Kursi rodanya didorong sedikit menepi lalu di kunci oleh Seokjin agar tidak kemana-mana.
Seokjin pun melangkah pergi, tepat saat itu juga Taehyung melihat ke arah rak roti yang berbeda arah dengan posisi Seokjin.
Ia mematung kala menatap seorang pria yang sangat ia kenal ada di sana, bibir pucatnya ia ulum karena gugup. Ia menelusuri wajah itu, dan ia kini semakin yakin jika ia megenal dengan baik paras pria itu.
Ayah.. itu ayahnya.
Taehyung berdiri dengan spontan, sekitarnya serasa berputar hebat karena gerakan tiba-tibanya.
"A-appa."
Dengan jalan tertatih menahan pening luar biasa, Taehyung mencoba menggapai sang ayah tapi nihil. Bahkan kakinya sulit digerakkan meski hanya stau langkah.
"A-appa!" sedikit intonasi pun ia naikkan, menatap samar kala pria itu berbalik ke arahnya lalu berlari kencang untuk menahan dirinya agar tidak jatuh menyentuh lantai.
"Taehyung-ah."
Rasanya sakit, perutnya sakit dan rasanya berputar hebat.
"A-appa. Sakithh."
Taehyung bisa merasakan pipinya ditepuk oleh ayahnya dan Seokjin, semuanya terasa sakit.
"Ne, ini appa nak. Appa kembali, appa tidak akan meninggalkan mu lagi."
Detik itu juga Seojoon dilanda rasa bersalah serta kebingungan luar biasa. Apa yang terjadi? Kenapa bisa keadaan putra bungsu yang dulu nyaris ia bunuh menjadi separah ini? Air matanya jatuh.
"Bawa di ke mobil appa, aku akan menelpon Namjoon."
Dengan kekuatan tersisa, serta kaki sedikit gemetar pun Seojoon membawa putra bungsunya pergi dari sana. Berlari ke arah parkiran diikuti Seokjin.
Ia janji ini terakhir kali ia melakukan hal bodoh dengan meninggalkan ketiga putranya berjuang sendiri, ini sudah cukup.
Haiiiii, udah lama cerita ini nggak up yaa wkwkwkw.
Masih adakah orang disini?😅
Aku lagi revisi beberapa cerita, jadi ya agak sedikit terlambat up.
Tinggalin komentar kaliaan mengenai cerita ini yaaaa. Terima kasih.N
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier [Kim Brothers]
FanfictionTaehyung itu anak bungsu yang sangat dicintai oleh kedua orang tuanya, Seokjin hyung dan Si cuek Namjoon hyung. Anak itu memiliki watak yang sangat sangat ceria, daging yang tidak bisa tenang barang semenit saja. Anak itu juga sering membuat Cueknya...