7. Si Tersangka

2.7K 416 125
                                    

.

.

Baru pertama kali dalam hidup seorang Kim Taehyung untuk menyantap sarapan dengan situasi seperti tengah melakukan sidang, dan dirinya disini sebagai tersangka utama yang menggunakan baju orange menyala. Aduh, jadi menyesalkan Taehyung menggunakan kaos orange.

Namjoon duduk saja di seberangnya, dan Seokjin di sampingnya. Mereka menyantap sarapan dengan canggung. Namjoon dan Seokjin makan seperti biasa, Taehyung sudah menghabiskan satu gelas susu coklat hangat yang dibuat oleh Seokjin.

"Hyung, tambah roti satu."

Seokjin menoleh, merasa seperti penjual roti bakar kalau begini. Seokjin tertawa lalu mengangguk.

"Kau suka sekali roti gandum heum? Sudah tiga lembar kau habiskan." Taehyung mengangguk. Dia memang suka roti gandum dengan sedikit campuran Alpukat yang menjadi pengganti mentega.

Anak itu makan dengan lahap, ia juga mengambil tiga buah Strawberry merah yang besar lalu memakannya dengan lahap.

"Rakus." gumam si kakak kedua. Taehyung dengar, ia menatap Namjoon.

"Tae masih marah sama hyung! Sudah salah, marah besar lagi!" Taehyung berujar protes. Ia menatap Namjoon yang mengonsumsi sereal dan segelas Americano di sampingnya.

"Hm, maaf." tutur Namjoon. Sejenak Taehyung terdiam lalu menatap Namjoon. Ia tersenyum kecil.

"Maaf sudah menuduh yang tidak-tidak. Tidak dimaafkan juga aku tidak rugi." Taehyung berdecak.

"Nanti hyung masuk neraka. Memangnya hyung mau masuk neraka? Api kompor saja takut, apalagi api neraka.. hiih~" Namjoon memutar matanya malas.

"Terserah kau saja, curut." jawab Namjoon. Taehyung terkekeh lalu melanjutkan kunyahannya. Hampir 10 menit terlewati, Namjoon memutuskan berdiri dari duduknya.

Taehyung yang melihat kakaknya pun juga bangkit dari duduknya.

"Terima kasih makanannya, aku duluan." ujar Namjoon lalu pergi dari sana. Ia baru saja ingin menaiki tangga, namun segera ia merasakan tangannya digenggam erat oleh seseorang.

Sejenak Namjoon terdiam, tangannya gemetar.

"Terima kasih untuk sarapannya hyung, Tae tau kalau hyung yang berbelanja." Ujar Taehyung. Namjoon tak berkutik, ia masih berdiri disana, menikmati rasa berkecamuk dalam hati dan pikiran.

"Kenapa tangan hyung gemetar? Hyung juga berkeringat padahal disini ding—"

"Tae!" Taehyung melepaskan genggaman pada si kakak kedua. Ia menoleh ke arah Seokjin.

Namjoon detik itu juga langsung menaiki tangga dengan langkah kaki Gontai. Kepalanya mendadak pusing.

"Taehyung-ah, jangan seperti itu lagi." ujar Seokjin. Taehyung menoleh dengan pandangan tidak suka.

"Hyung jangan seperti anak SD, menggenggam tangan tidak membuat hamil atau menjadi penyakitan. Namjoon hyung saja tidak marah." Seokjin menghela nafas. "Ini... ini sesuatu yang berbeda Taehyung-ah. Anak itu tidak seperti dulu." ujar Seokjin.

Taehyung menghela nafasnya pelan dan mau tak mau mengangguk.

Dulu memang tidak seperti itu, Ia sering sekali keluar rumah bersama Namjoon sambil menautkan tangan mereka.

"Hyung ke atas dulu. Kau habiskan rotimu." Ujar Seokjin lalu naik ke atas dengan langkah yang sedikit terburu-buru.

"Hyung." Langkah Seokjin terhenti, ia menoleh.

Happier [Kim Brothers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang