14. Supermarket

2.7K 442 72
                                    

.

"Paman, ayo kita kembali ke Norwegia. Hanya kita berdua dan jangan pernah kembali kemari lagi."

Suara itu membuat wajah Seojoon mengeras. Pegangan tas itu ia cengkram hingga buku-buku jarinya memutih.

"Kau bilang apa?! Aku tidak menyuruhmu kembali ke negara sialan itu! Tidak ada yang boleh kemana-mana kecuali aku!!" Ujar Seojoon. Ia menarik kopernya keluar dari sana.

"Appa!" Pekik Taehyung. Anak itu baru saja ingin mengejar ayahnya tapi Hyungsik menahan tangan anak itu.

"Paman, appa tidak boleh pergi! Appa!" Ujar Taehyung serak. Namjoon dan Seokjin pun menghampiri sang adik.

Seojoon berbalik, ia menatap Taehyung dengan air mata yang mengalir.

"Biarkan appa menebus semua kesalahan yang sudah appa perbuat. Appa akan kembali." Ujarnya sambil menatap ketiga putranya. Taehyung menggeleng.

"Appa tidak salah, Tae yang salah."

Seojoon menggeleng. "Appa bodoh, appa bodoh karena mengorbankan malaikat kecil appa begitu saja." Ujar Seojoon.

Ia tersenyum kecil, "Saat appa kembali, Taehyungie harus sembuh. Appa akan memberikam pelukan selamat datang yang sesungguhnya, ya nak?" Taehyung meneteskan air matanya tetapi detik berikutnya ia mengangguk cepat.

Seojoon tersenyum kecil ia mengusap air matanya lalu pergi dari sana.

.

Sejak hari itu Taehyung bangkit. Memerangi setiap rasa takut dalam hati, menemani Namjoon untuk terapi, perlahan-lahan menyembuhkan trauma sang kakak juga perlahan-lahan melakukan pola hidup sehat.

Kuliahnya juga sudah berlanjut, pulang dijemput namjoon, pergi diantar Seokjin. Sama seperti saat dia smp dulu. Taehyung akui kedua kakaknya semakin dekat dengannya, tapi tidak sukanya itu keduanya suka ingkar janji!

Seperti sekarang, Karena terlalu sibuk bekerja, Namjoon dan Seokjin jadi lupa jika adik bungsu mereka yang hobinya usil sedang merajuk.

Saat masuk dari pintu masuk, Namjoon terkejut saat Seokjin sudah duduk di sofa sambil menatapnya meminta bantuan. Namjoon balik menatap sang kakak yang duduk tepat dihadapan pamannya.

"Kenapa?!" Ujar Namjoon berbisik. Seokjin mengode ke arah sang paman dengan tatapan kesal.

"Hya Kim Namjoon, duduk di hadapanku sekarang!" ujar Hyungsik. Namjoon menelan salivanya kasar. Aduh, Namjoon sudah mulai gemetar.

"Y-ya paman." ujarnya. Kedua kakak beradik itu duduk dihadapan Hyungsik sambil menatap ujung kaus kaki yang dikenakan keduanya. Nampaknya kaus kaki busuk milik kedua kakak beradik ini tampak lebih menarik.

"Siapa yang berjanji akan membawa adik bungsunya jalan-jalan?" Tanya Hyungsik datar. Namjoon dan Seokjin saling bertatapan, keduanya beralih menatap sang paman takut-takut lalu mengangkat tangan.

"Lalu kenapa tidak ditepati?"

"A-aku ada rapat paman." bela Namjoon. Jin menghela nafas, "A-aku sedang ada operasi paman. Serius, aku tidak pernah melupakan janjiku." ujar Jin. Hyungsik menatap keduanya lalu menghela nafas.

"Lain kali jangan berjanji, kau tau betul anak itu akan mendiami seisi rumah karena kesalahan kalian." ujar Hyungsik. Namjoon dan Jin mengangguk.

"Maaf, paman." Hyungsik mengangguk.

"Ya sudah, ajak dia makan diluar. Paman takut maagnya akan kambuh lagi nanti." ujar Hyungsik lalu bangkut berdiri.

"Yoongi sepertinya sudah didepan, paman pulang dulu." ujar Hyungsik lalu keluar dari sana.

Happier [Kim Brothers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang