16. Pensi

2.8K 415 73
                                    

.

Kampus terasa begitu ramai sore ini, Taehyung berjalan dengan cepat sambil menggumamkan kata 'permisi' saat ia melewati koridor yang banyak sekali orang disekitarnya.

Ia sedikit kesusahan karena menenteng tas berisi Saxophone yang akan ia gunakan. Hari ini adalah pentas musik dan dia diminta untuk ikut dalam pentas seni tersebut.

Ia mengajak keluarganya untuk datang, Seokjin pun baru menelpon jika Dirinya, Namjoon, Jungkook, dan paman-paman mereka sedang dalam perjalanan kemari, sekaligus menyampaikan permintaan maaf dari Yoongi yang kebetulan harus batal datang karena operasi. Taehyung semakin takut.

Sampai di backstage, ia duduk sambil meneguk sebotol minuman isotonik yang sempat ia beli. Taehyung menepuk perutnya pelan.

"Bekerja sama denganku ya? Aku sudah memaklumi mu seminggu ini, jadi jangan kecewakan aku."

Taehyung juga tidak tau kenapa bisa maag nya kambuh lagi hari ini, padahal ia sama sekali tidak mengonsumsi makanan pedas. Ia bahkan sudah menjauhi makanan pedas beberapa minggu ini, apa mungkin karena segelas kopi yang pagi tadi ia minum bersama Seokjin?

Ia juga merasa sangat lelah setelah gladi bersih yang mereka lakukan satu kali, ia merasa sangat lelah.

Tubuhnya merontah ingin istirahat, ia ingin segelas susu Vanila buatan Seokjin lalu naik ke tempat tidurnya.

"Taehyung-ssi, ini giliranmu."

Taehyung mendongak lalu mengangguk, keringatnya ia bersihkan dengan tisu lalu membuang tisunya ke dalam tong sampah.

Kembali, ia meneguk panjang minuman isotonik tersebut, setelahnya menutup botol dengan erat lalu meletakannya diatas meja. Ia langsung menuju panggung dengan langkah berani.

.

Hal pertama yang Taehyung cari saat naik ke atas panggung adalah menemukan presensi kedua kakaknya di tribun penonton. Tribun terlihat penuh.

Ia mengedarkan pandangan, hingga menemukan lambaian tangan Bocah delapan tahun yang sangat ia kenal, beserta keluarganya yang lain. Ada satu hal yang membuat Taehyung bersedih, ini pentas pertamanya dengan keahlian yang ia punya, Tapi ayahnya tidak ada disini.

Taehyung mulai meniup Saxophone dengan indah, lagunya sedikit mellow jadi banyak yang menggerakkan tubuhnya kekanan dan kekiri perlahan. Semuanya seakan teracuni dengan cara bermain Kim Taehyung.

Setelah alunan berhenti, tepuk tangan memenuhi ruangan tersebut. Taehyung menoleh mendapati Hyungsik yang unjuk jempol ke arahnya dan kakak-kakaknya bertepuk tangan heboh untuknya.

Taehyung menunduk hormat, ia segera membawa saxaphonenya turum dari sana.

Dia capek, capek sekali.

"Taehyung, ada kakak-kakakmu yang menunggu diruanga tunggu." Taehyung mengangguk.

"Tolong bilang mereka tunggu aku ya? Aku harus mengambil tas di ruang ganti."

Si pria di hadapan Taehyung mengangguk. Ia segera masuk keruang ganti lalu mengambil tasnya. Saat ini perutnya terasa panas dan mulai terasa sesak, ia juga berkeringat parah.

Taehyung mengabaikan rasa sakit tersebut lalu keluar dari sana.

"Taehyungie!"

Taehyung menoleh saat Jungkook melambai heboh ke arahnya. Ia tersenyum lalu menghampiri keluarganya.

"Kau sangat bagus tadi! Nanti ajari aku ya?" Taehyung mengangguk, tak mampu bicara karena sedikit sesak dan mual.

Seokjin, si dokter muda menatap Taehyung dengan tatapan menelisik. "Taehyung."

Taehyung menatap sang kakak. Seokjin mengernyit. "Mau pulang atau menunggu hingga acara—"

"P-pulang." ujar Taehyung.

"Kau kenapa? Sakit?" Giliran Namjoon yang bertanya. Taehyung menggeleng pelan.

Namjoon mengambil tas anak itu dengan segera lalu membiarkan Seokjin memapahnya keluar dari gedung diikuti Jungkook.

"Katanya tidak sakit, jalan saja tidak mampu." Taehyung hanya diam.

"Taehyungie sakit lagi ya, Namjoonie?" Namjoon mengangguk ke arah Jungkook, setelahnya Jungkook hanya diam.

"Paman mana?" Tanya Taehyung.

"Masih menunggu penampilan Jimin katanya."

Langkah Taehyung berhenti, ia lupa jika Jimin juga tampil disana. Sepupunya itu akan marah besar jika Taehyung tidak ada diantara manusia di tribun.

"Hyung, aku harus melihat Jimin tampil."

Seokjin mengeratkan pegangannya pada Taehyung lalu menggeleng.

"Nanti hyung bilang pada Jimin jika kau kurang enak badan."

Taehyung mau tak mau mengangguk, ia berjalan mengikuti langkah Seokjin menuju ke mobil.

.

Begitu mobil memasuki pekarangan rumah, Taehyung bahkan tidak bisa berjalan seorang diri. Ia kembali dipapah oleh Namjoon.

Tiba di ujung tangga, Taehyung menghentikan langkahnya dan otomatis pun langkah Seokjin terhenti.

"Kenapa, Heum?"

Taehyung menggenggam tangan Seokjin erat, ia menatap Seokjin.

"P-pusing."

Seokjin mengangguk. Ia membawa Taehyung duduk di sofa ruang tamu, anak itu terlihat pucat.

"Kau makan pedas lagi?" Tanya Seokjin. Anak itu menggeleng.

"Ini hyung, kubuatkan air gula."

Seokjin menerima gelas tersebut lalu membantu Taehyung untuk minum. Setelahnya Namjoon langsung pergi dari sana karena ia pikir Taehyung sudah biasa seperti itu.

"Kali ini sudah turun berapa kilo?" Tanya Seokjin.

Seminggu ini dia sudah memperhatikan jika tubuh adiknya terus mengalami penurunan berat badan. Anak itu makan banyak sekali, tetapi bukannya naik tapi tubuhnya semakin kecil.

Taehyung diam, ia menggeleng tidak tau. Kepalanya masih berada dibahu sang kakak dengan mata yang terpejam.

Seokjin menatap Taehyung dan anak itu terlihat pucat, Jin hendak memperbaiki kepala Taehyung tapi anak itu langsung jatuh begitu saja dengan rintihan yang didengar oleh Seokjin.

"Astaga Taehyung!"

Seokjin langsung berjongkok dihadapan Taehyung, ia menepuk pelan pipi Taehyung. Taehyung terlihat sangat lemah saat ini, tubuhnya berkeringat banyak.

"Taehyung-ah, dengar hyung?" Taehyung tak menjawab.

"Namjoon-ah! Kim Namjoon!"

"Ne?! Astaga! Ada apa ini?!" Namjoon menuruni tangga dengan langkah lebar diikuti Jungkook yang berlari kecil dibelakangnya. Ia panik sekali.

"Kau menyetir Namjoon, aku tidak bisa menyetir dalam keadaan seperti ini." Ujar Seokjin sambil menggendong Taehyung ala Brydal. Namjoon kembali merasakan Dejavu akan kejadian ini, sama seperti saat kejadian Taehyung kambuh pagi-pagi.

Bedanya kali ini Taehyung dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Ia meraih kunci mobil lalu berjalan lebih dahulu ke arah garasi, diikuti Jungkook. Anak kecil itu tak ingin banyak bertanya, ia takut saat melihat keadaan Taehyung. Ia tau kedua hyungnya sibuk, jadi dia hanya mengikuti langkah Namjoon setelah permainan Ludo-nya dengan Kakak sepupunya terganggu.

"Namjoonie." Namjoon berbalik ke arah Jungkook.

"Tolong selamatkan Taehyungie." ujar Jungkook dengan mata berkaca-kaca.

Tbc

Up lagi hehehe.

Jangan lupa mampir di Less Sugar!

Happier [Kim Brothers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang