18. Menyesal

2.8K 431 93
                                    

.

Seokjin menyesal. Dia sangat menyesal kala semua ini telah terjadi. Dia menyesal tidak menyuruh adiknya pulang lebih cepat, ia menyesal karena tidak memperhatikan Taehyung sedari anak itu masih di luar negeri.

Ia menyesal tidak menanyakan kabar adiknya, ia menyesal tidak menelpon adiknya setiap minggu, ia menyesal tidak memberikan petuah pada Taehyung untuk menjaga kesehatannya dengan baik.

Seokjin menyesal... sangat menyesal.

Kini saat semua terjadi, Seokjin sudah tidak bisa memutar waktu. Hingga saat ia tiba didepan ruang rawat adiknya, ia mencoba sekuat tenaga menghapus air mata yang dengan lancang mengalir tanpa ia kehendaki.

Seokjin meluruh, berjongkok didepan pintu putih ruangan adiknya sambil menangis sesegukan seperti anak kecil. Hatinya sakit kala mendengar semua hal yanga telah terjadi, ia benar-benar dirundung rasa bersalah.

Hyungsik dan yang lainnya sengaja memberinya waktu serta jarak agar Seokjin bisa menjelaskan pada Taehyung dengan baik, tidak ingin adiknya panik dan berakhir tidak ingin berobat.

Seokjin menguatkan hati, bangkit berdiri lalu memgusap matanya yang lumayan bengkak. Ia membuka pintu kamar adiknya lalu melirik si bocah yang sering di ledeki Namjoon 'curut' hingga kesal itu, masih memejamkan matanya indah.

Mulut anak itu sedikit terbuka, menandakan jika anak itu memang tidur dengan sangat pulas. Seokjin kembali mendapat serangan kecil dijantungnya, rasa sakit yang membuatnya bahkan tak kuat menahan air mata.

"Taehyungie, Maaf."

Saat itu Seokjin membayangkan serangkaian treatment yang akan dijalani Taehyung, melihat adiknya tidur pulas begitu membuat Seokjin sedih. Ia tau sekali bahwa saat treatment terjadj, anak itu akan susah mengatur jadwal tidurnya dengan baik.

Pergerakan Taehyung membuat ranjang itu berderit, Seokjin masuk kedalam sana. Tangannya refleks menyeka keringat Taehyung saat itu juga.

"Hyung."

Seokjin menjawab dengan mengangkat satu alisnya sambil tersenyum.

"Kenapa menangis? Hasilnya tidak baik ya?" Seokjin terdiam, ia mendongakkan kepalanya agar air mata tidak jatuh lagi.

Taehyung yang melihat itu langsung mencari tangan kakaknya, ia mengelus tangan kanan Seokjin sejenak.

Ia bisa mendengar suara tangisan kakaknya, ia dengar Seokjin yg tengah menangis saat ini.

"Hyung." Ujarnya pelan, ia ingin bertanya sebagaimana parah keadaannya sampai Seokjin panik begini.

"Tae." Taehyung menoleh ke arah pintu dimana Yoongi berdiri disana.

"Apa hasilnya buruk, hyung?"

Yoongi mengangguk kecil. Ia memutuskan menyusul Seokjin karena ia tau Pria itu tidak akan kuat menjelaskan segalanya.

"Ada monster kecil didalam ususmu, untuk itu kita harus memeranginya agar dia pergi dari tubuhmu." Taehyung terdiam, ternyata benar ada yang tidak beres ditubuhnya..

Ia menatap Seokjin, mendudukkan tubuhnya lalu menarik kakak pertamanya untuk ia peluk erat.

"Hyung minta maaf." Tukas Seokjin. Taehyung menggeleng.

"Apa ini karena mie dan aku yang keras kepala? Aku tidak akan nakal lagi Hyung." Seokjin tersenyum kecil lalu menggeleng.

Ia mengusap surai Taehyung dengan sayang.

"Ayo berobat?"

Taehyung terdiam, ia melepaskan pelukan seokjin lalu menatap kakaknya dengan intens.

"Tae sakit apa memangnya?" Seokjin tersenyum.

Happier [Kim Brothers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang