11. Tidak Mau Kehilangan

2.8K 442 152
                                    

.

Seokjin membuka matanya perlahan, ia mengecek Jungkook yang masih tidur dengan tenang di sebelah kanannya. Ia meraih segelas air lalu meneguknya hingga tandas.

Seokjin sedikit meregangkan otot tubuhnya, ia lalu bangkit berdiri. Ia ingat jika ada satu pasien yang harus ia perhatikan pagi ini sebelum bertemu pasien lainnya.

Seokjin membuka pintu, ia sejenak bertemu Namjoon yang baru masuk kedalam kamarnya.

"Pagi hyung." Seokjin mengangguk. "Pagi." Namjoon menutup pintu kamarnya sedangkan Seokjin membuka pintu kamar Taehyung.

Seokjin berjalan kearah tirai lalu membuka tirai itu dengan segera hingga cahaya masuk. Ia menoleh ke arah kasur dimana Taehyung masih ditutupi selimut tebal. Ia beranjak dari tempatnya lalu duduk disamping Taehyung.

"Ayo bangun, minum obat maagmu dulu." ujar Seokjin sambil meraih obat maag diatas nakas. Merasa tidak ada respon, ia membuka selimut itu lalu dilihatnya Taehyung yang masih memejamkan mata, anehnya kening anak itu berkerut, juga tak lama air mata jatuh dari ujung mata kirinya.

"Tae? Dengar hyung tidak?" Ia menggenggam tangan Taehyung, adiknya itu masih membalas erat genggamannya.

"Hei, Taehyungie dengar hyung?" Lama menunggu jawaban, anak itu mengangguk pelan. Melihat dada adiknya yang naik turun tak beraturan, Seokjin langsung bangkit berdiri lalu memasukkan tangan kirinya kebawah tengkuk leher Taehyung lalu tangan kanannya menyusup kebawah lutut. Ia membawa anak itu keluar dari sana dengan cepat.

"Taehyungie pikir apa sih? Kenapa pagi-pagi bisa begini." Gumam Seokjin. Ia melewati pintu kamar Taehyung, anak itu sudah lemas digendongan Seokjin.

"Namjoon, Namjoon." Panggilnya. Namjoon segera membuka pintunya, ia terkejut saat melihat keadaan Taehyung.

"Astaga, Kenapa-"

"Tolong menyetir, Namu. Hyung tidak bisa menyetir dalam keadaan seperti ini." Namjoon mengangguk, mencoba menenangkan dirinya agar tidak panik.

Keduanya turun melalui tangga, namun sebelum keduanya keluar dari pintu, sebuah suara mengintrupsi keduanya.

"Ada apa ini?" Namjoon dan Seokjin menoleh. Seokjin tidak sadar jika cengkraman di ujung bajunya sudah mengerat "Appa, Taehyung dalam keadaan yang tidak baik. Kami akan membawanya ke rumah sakit." Seojoon terdiam, melirik Taehyung yang sedang dalam keadaan pucat pasih.

"Hati-hati. Appa akan menyusul nanti, sekliam menjenguk eomma kalian." Ujar Seojoon lalu masuk kedalam kamarnya. Seokjin dan Namjoon pun beranjak dari sana.

.

"Aduh, Taebearku kenapa masuk rumah sakit heum?" Seokjin menatap Yoongi yang baru saja keluar dari IGD, ia tidak berjaga pagi ini jadi dia tidak bisa bertidak seperti saat dia sedang jaga. Ia harus menyerahkannya pada Dokter yang tengah berjaga.

"Yoongi-ya, bagaimana keadaan Taehyung?" Yoongi menghela nafas lalu melepaskan Handscoon-nya. "Asam lambungnya naik, hyung. Dia tidak makan teratur, ya?" Seokjin menggeleng.

"Dia makan seperti biasa Yoon. Kemarin pagi memang dia sempat kambuh karna minum cola, tapi sorenya sudah baik-baik saja. Eh malamnya kambuh dan pagi ini kembali kambuh, padahal sudah kuberi obat maag tiga kali dalam sehari kemarin." Yoongi mengangguk.

"Mungkin dia banyak pikiran hyung. Tadi saat dibawa kemari, dia setengah sadar dan bersyukur dia masih merespon saat dipanggil. Dia juga masih balas meremat tanganku tadi." ujar Yoongi. Seokjin mengangguk.

"Appa sempat memberitahukanku mengenai Taehyung yang kesulitan menyesuaikan diri, di Norwegia juga begitu hyung. Pelan-pelan saja." ucap Yoongii.

Happier [Kim Brothers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang