3. Anak Pungut

3.5K 464 36
                                    

Taehyung ada di balkon saat melihat mobil yang dikendarai oleh kakak tertua memasuki pekarangan rumah. Mobil silver yang baru Taehyung lihat membuatnya terkagum, tak lama lelaki berkemeja putih dengan lengan baju yang dilipat setinggi siku keluar dari dalam mobil tersebut. Taehyung tak bisa melihat wajah letih kakaknya dari sini, tapi Taehyung tau dari cara kakaknya merenggangkan tubuh beberapa detik yang lalu.

Ia tersenyum lalu segera keluar dari kamarnya. Ia melirik jam yang menunjukkan pukul 18.30, setengah jam lagi makan malam.

"Aku pulang." kata kata itu sedikit samar saat masuk ditelinga Taehyung. Ia hanya fokus mendengar suara tapak kaki menaiki tangga.

"Ah, aku sangat let- kamjjagiya! Hya!" Seokjin berdiri ditempatnya dengan raut wajah terkejut. Ia menatap lelaki dihadapannya yang terus menunjukkan senyum pepsodent.

"Hya Kim Taehyung!" Tubuh kecil anak itu langsung ditubruk oleh kakak tertuanya.

"Astaga aku sangat merindukanmu, singa kecil" Taehyung membalas pelukan sang kakak dengan erat. Ia terkekeh saat merasakan pelukan seokjin yang tidak kalah erat.

"Aku juga merindukan Paus biru kesayanganku." Taehyung terkekeh lalu melepaskan pelukan sang kakak.

"Kapan kau kembali? Kenapa tidak mengabari hyung?" Taehyung tersenyum. "Tadi siang aku tiba. Hyung saja yang kurang gaul makanya tidak tau kalau Tae akan pulang." Jin menatap anak itu kesal.

"Sudah ah! Hyung mandi sana, bau asam!" Jin memukul lengan anak itu lalu berdecih.

"Aku bekerja dan mendapat bau ini, ini bau uang namanya!" Taehyung berdecih.

"Bau uang kepalamu hyung, mandilah sana! Tae bisa pingsan!" Tutur Taehyung. Jin langsung beranjak dari sana menuju kamarnya.

"Aku tunggu dimeja makan ya, paus biru."

"Terserah kau, singa kekurangan gizi." Taehyuung menghentakkan kakinya.

"Ya! Hyung!" Memang hanya seorang Kim Seokjin yang bisa membuat Kim Taehyung kalah akan kenakalannya.

...

"Em, eomma dan appa mana?" Jin menoleh ke arah adik bungsunya. Dimeja makan memang hanya mereka bertiga yang duduk sambil menyantap makanan yang di buatkan pembantu rumah besar ini.

"Appa pasti makan dikamar Eomma. Eomma belum bisa duduk terlalu lama." Taehyung mengangguk. Ia menatap satu persatu makanan tersebut lalu memdesah pelan.

"Hyung, Tae mau makan ramyeon." Jin dan Namjoon mendongak. Bedanya mungkin dari segi tatapan, Jin menatap Taehyung biasa saja sedangkan Namjoon menatap adiknya dengan tatapan tajamnya.

"Loh? Disini ada kimchi dan-"

"Hyung, Tae bukan bangsa Kambing atau Sapi, Tae manusia." Taehyung kesal sendiri saat diatas meja hanya ada sayur dan daging sapi, meski terdapat daging tetapi hampir semua berlauk sayuran. 5 tahun hidup di luar negeri membuat pola makannya berubah total dari kebiasaan.

"Hee, jadi kau mengatai aku dan Namjoon kawanan sapi begitu?!" Taehyung tertawa keras ditempatnya. "Tae tidak bilang loh" Jin menggelengkan kepalanya sambil menyantap makanannya.

"Ramyeon ada di-" ucapan Jin sebelum dipotong oleh adik keduanya.

"Bukankah dua jam lalu kau baru saja makan Ramyeon?" Tanya Namjoon. Ia terlihat tidak peduli sebenarnya, mungkin hanya terpaksa bertanya. Ia ingat ayahnya sudah memasakkan Taehyung Ramyeon dua jam lalu, ia juga tau jika Ramyeon tidak baik jika dimakan terus menerus.

"Benarkah? Lalu kenapa ingin makan Ramyeon lagi?" Tanya Seokjin. Taehyung hanya menghela nafas sambil mengaduk nasi di mangkuknya.

"Ya sudahlah." ujar Taehyung. Ia memilih diam dan tidak menjawab pertanyaan kakaknya, akan rumit jika Jin marah nantinya. Ia jadinya duduk saja disana, hitung-hitung menemani kakak-kakaknya makan.

"Tubuh kurus begitu bagaimana mau sehat jika tidak bisa makan sayur, idiot." Taehyung meletakan Garpunya. Ia menatao Namjoon sebal.

"Hya!! Kurus-kurus begini juga banyak yang suka! Tae saja takut jika pacar Namjoon hyung akan berpindah pelukan jika bertemu denganku secara langsung." Namjoon berdecih.

"Dalam mimpimu, kurus kering begitu bagaimana bisa dikatakan tampan. Aku saja geli melihat tubuh kurusmu itu." Taehyung menatap Namjoon.

"Mohon maaf ya, Namjoon-ssi. Kurus-kurus begini Tae limited edition. Hanya satu didunia, hanya milik keluarga Kim Seorang." bela Taehyung. Namjoon mengangguk saja sebagai jawabannya.

"Memangnya siapa lagi yang ingin menampungmu selain keluarga Kim? Kau kan anak pungut." Taehyung mengernyit.

"Hya stop! Seokjin hyung, lihat Namjoon hyung menjahiliku!" Seokjin menghela nafasnya sambil melanjutkan makannya, ia sama sekali tidak ingin ambil pusing dengan kedua adiknya ini.

"Aku serius, lihat saja kau paling pendek dari kami berdua. Kau juga tidak punya lesung seperti aku dan appa. " Taehyung mengepalkan tangannya, ia jadi emosi betulan.

"Berhentilah Hyung!!" Namjoon dalam hati memekik senang karena anak ini mudah dikelabui. Ia suka melihat wajah Taehyung yang kesal.

"Bersyukurlah aku ada disana dan meminta Eomma dan Appa memungutmu dari tempat sampah kompleks depan." Taehyung marah, dan ia semakin marah saat Seokjin menambahi

"Eh? Bukannya aku yang menemukannya ya? Dia terlapisi kantong plastik hitam dengan note, Tolong jaga anakku. Aku yang meminta Eomma dan appa menjaganya!" Taehyung yang merasa tersudutkan pun menunduk dengan mata yang sudah hampir tergenang air mata.

"Jadi Tae anak pungut?" Ujar Taehyung. Seokjin sudah menahan tawa di kursinya. Ia tak menyangka jika anak ini percaya bahwa ia adalah anak pungut setelah drama picisan yang ia dan Namjoon mainkan.

"Ya. Kau memang anak pungut dari segi otak bodohmu, dasar idiot." ujar Namjoon lalu pergi dari sana sambil menahan tawa.

Jin langsung tertawa terbahak bahak saat melihat wajah adiknya. Taehyung yang ada disana menatap Jin bingung.

"Kenapa hyung tertawa hah?! Ini tidak lucu!" Jin memukul pundak Taehyung.

"Kau ini bagaimana sih, Dongsaeng kecil. Mana bisa kau itu anak pungut? Ada-ada saja. Kau mau-maunya di jahili Namjoon." Taehyung menatap Seokjin.

"Lalu lesung itu..." Seokjin menghela nafas.

"Paman Hyungsik sepertinya berbohong mengenai prestasimu. Memangnya jika kau tidak punya lesung, kau bukan anak dari keluarga ini?! Aku dan eomma saja tidak punya lesung." Taehyung terdiam dejenak dambil berpikir.

"Oh." Taehyung meyeka air mata yang tadi ingin keluar.

"Ah! NAMJOON HYUNG MEMPERMAINKAN KU?!"

Sudah 15 menit ia dijahili, baru sadar detik ini...

Tbc

Namjoon tuh jutek tapi sayang gitu nggak sih?😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Namjoon tuh jutek tapi sayang gitu nggak sih?😂

Happier [Kim Brothers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang