13. Kembali?

2.9K 449 124
                                    

.

Semua berkumpul, tepat saat peti putih itu tertutup tanah, isakan piluh terdengar dari si kepala keluarga.

Taehyung berdiri dibawah pohon ditemani Jin, Yoongi, Jimin dan Jungkook. Para ayah masih setia menemani Seojoon yang masih tidak bisa melepaskan. Beserta para tamu yang memandang iba Seojoon saat itu.

Taehyung hanya bisa mengusap air mata, dalam hati terus meminta maaf pada Tuhan dan ibunya karena tidak bisa berkontribusi dalam kesembuhan sang ibu. Taehyung memegang tangan Seokjin, meletakan kepalanya bersamdar dibahu sang kakak.

"Hyung." Seokjin menoleh, "ya?"

"Namjoon hyung mana?" Tanya Taehyung. Seokjin tersenyum kecil.

"Namjoon di mobil, aku hanya takut dia kambuh karena banyak orang disini." ujar Seokjin. Taehyung mengangguk, tubuhnya masih lemas. Untung saja dipapah oleh Seokjin dan Yoongi, kalau tidak pasti limbung karena kakinya masih lemas.

Melihat pemakaman mulai terlihat sepi, Hyungsik mengode Seokjin untuk kembali membawa adik-adik untuk pulang. Seojoon masih belum ikhlas, belum ingin meninggalkan pusara baru milik sang istri.

Seokjin membawa Taehyung pergi dari sana. Merangkul adiknya dengan erat, ia tau Taehyung juga kehilangan.

"Mau duduk didepan atau dibelakang?" Tanya Seokjin saat sampai dimobil. Namjoon segera menurunkan kaca mobil, Taehyung menatap kakaknya.

"Mau duduk disamping Namjoon hyung." ujar Taehyung. Seokjin menoleh menatap Namjoon, adiknya itu langsung mengangguk dan bergeser ke ujung. Taehyung masuk kedalam, ia langsung menyenderkan kepalanya tepat di bahu sang kakak.

"Tidak masalahkan kalau tae begini?" Tanya Taehyung. Namjoon mengangguk.

Disebelah Taehyung ada Yoongi, Jimin dan Jungkook di belakang. Selama perjalanan tidak ada suara, semua masih sangat terpukul dengan apa yang terjadi. Entah itu mengenai kepergian ibu sekaligus bibi bagu merema, atau masalah donor ginjal yang syukurnya tidak terjadi.

Namjoon menoleh ke arah sang adik yang tidur dipundaknya, anak itu memejamkan matanya, wajahnya juga masih pucat dan matanya sembab.

"Mau minum tidak?" Taehyung membuka mata sayunya lalu menggeleng. "Tidak." Namjoon mengangguk lalu kembali fokus pada jendela.

Berpindah pada Taehyung. Anak itu ingat saat dirinya sakit pertama kali perkara Ramyeon, tepat saat Namjoon dan Seokjin pergi berbelanja di supermarket, ibunya datang ke kamar.

Saat itu Hyera masuk, membawakannya segelas Teh Lemon hangat dengan aroma yang sangat pekat. Ibunya mengintip sejenak dipintu lalu tersenyum ke arahnya.

"Eomma boleh masuk, nak?" Tanya Hyera. Taehyung langsung mengangguk saat itu,
Hyera masuk dengan Nampan berisi segelas Teh lemon lalu diletakan di atas nakas.

"Eomma buat Teh lemon, eomma degar Tae sedang sakit ya?" Taehyung mengangguk.

"Terima kasih eomma, tapi maaf ya Tae tidak bisa minum." Hyera mengangguk dengan senyum mengembang. Menyingkirkan teh lemon tersebut lalu mendekati Taehyung, mengelus surai putra bungsunya dengan lembut.

Taehyung menatap wajah ibunya, tulang pipi hyera benar-benar terlihat jelas, penyakit itu memakan habis tubuh ibunya.

"Tae sudah tau Eomma sakit bukan?" Taehyung mengangguk. Hyera tersenyum.

"Gagal ginjal kronis, maaf Tidak memberitahu Taehyungie sejak awal." Sambung wanita itu, Taehyung mengangguk.

"Tidak masalah, Eomma."

Happier [Kim Brothers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang