🧙♀️"Kau bahkan pandai memasak, Jack. Aku sungguh tidak menyangka ... hari yang selalu ku damba-dambakan ternyata benar-benar terjadi sekarang, dan aku sedang tidak bermimpi." Suara halus dan lembut kakaknya itu membuat Jackson tersebut dan ikut terharu.
"Tak hanya kau, aku pun. Ku pikir aku tidak akan bisa menemui mu lagi, ternyata ... takdir masih berpihak kepadaku, kepada kita," kata Jackson tersenyum kemudian memeluk Syailen di sebelahnya.
Tegar, berani dan kuat, Jackson sama sekali tidak dapat merasakan itu semua di diri Syailen. Lilian bilang sifat Kakaknya itu semacam batu kokoh yang sulit rapuh, nyatanya tidak, Syailen itu lemah.
"Ku pikir, ku pikir aku sudah kehilangan segalanya, orang tua, saudara, dan orang-orang yang ku cinta, ternyata ... adik kecilku masih hidup." Senyuman manis Syailen tersungging tipis, walaupun dari sudut pandang Jackson, ia menemukan sebuah luka di dalamnya.
"Ini semua berkat Nyonya Elvira. Dia yang sudah merawat ku sampai seperti ini," balas Jackson diiringi sentakan kaget oleh Kakaknya. Syailen nampak terkejut ketika mendengar nama Elvira di sebut.
"E-elvira? Wanita yang membunuh mu?" Mata gadis itu membelalak, benar-benar terkejut.
Jackson mengangguk spontan. "Ya, dia, ibunya Hans."
Tidak, ini kacau, benar-benar kacau ... bagaimana? Bagaimana semuanya terjadi? Syailen sama sekali tidak mengerti. Jelas-jelas, dia melihat wanita itu menjatuhkan Jackson di sungai, lantas ....
"Dia menjauhkan ku dari, mom. Dia mempunyai jiwa lain, bukan?" tanya Jackson memastikan, membuat Syailen menganga tak percaya.
Jadi ... Jackson sudah tahu semua itu?
"Lalu, kau ke mana saja? Kenapa tidak pernah kembali saat mom sudah tiada? Kau mencoba mempermainkan ku atau apa? Selama ini aku berpikir kau tiada, Jack. Aku dan Michael, kita berdua berjuang untuk terus hidup tanpa mu!" ucapnya sedikit tegas, mencoba menahan emosi, karena dia tahu, di sampingnya sekarang adalah Jackson, adik yang selama ini ia harapkan kehadirannya.
Mendengar semuanya, Jackson merunduk sesaat nampak gugup dan takut, tangannya pun dingin dan berkeringat, pundaknya terlihat gemetar sekilas dari pandangan Syailen.
"Aku sama sekali tidak bermaksud ... aku hanya membantu mu, demi masa depan mu juga. Dan ku harap kau akan mengerti," sahutnya mencoba menjelaskan, kemudian melirik Lilian di seberangnya.
"Dia benar, Syai. Ini semua atas perintah ku, jangan salahkan adikmu. Dan kita di sini, mencoba menyelamatkan masa depan mu," jelas Lilian lembut, membuat Syailen lamat-lamat menatapnya.
Kening gadis itu terangkat sedikit, seakan ada hal janggal di dalam pikirannya. Perlahan-lahan, ia mulai ingat sesuatu. "Keturunan ke-201, si peramal masa depan, kau kah orangnya?" tanyanya dengan mata membulat penuh.
Lilian tertawa mendengarnya. "Begitulah," jawabnya mengedikkan bahu. "Ya ... meskipun ramalan ini belum tentu benar. Apalagi, aku hanya mendapatkan beberapa bayangan, tidak sepenuhnya, ini semakin mempersulit."
"Apa yang kau ramalkan dari masa depan ku?"
Mendengar pertanyaannya, Lilian diam sekejap, kemudian menarik lengan gadis itu, mengusap punggung tangannya secara lembut. "Kehancuran Negeri dan ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Not an Ordinary Crystal | Lee Taeyong
FantasyThey said, this Crystal is a disaster. * * * Syailen tidak pernah mengira bahwa kehidupannya akan menjadi rumit seperti ini. Hati Kristal, tahta, percintaan, pembalasan dendam, persahabatan, dan segala...