Seseorang yang bijak pernah berkata pada Lyra. Kata orang itu, sebenarnya setiap manusia pasti mempunyai masalah. Orang yang membantu menyelesaikan masalah juga mempunyai masalah. Namun begitulah prinsip hidup, membantu semaksimal mungkin dan menyusahkan seminimal mungkin.
Lyra jadi teringat perkataan pedas seseorang yang ia temui di bulan Agustus beberapa tahun silam.
"Jiwamu yang sakit, ragamu yang jadi korban!"
Pedas sekali, seolah menampar Lyra habis-habisan, menyadarkan gadis itu kalau ia telah melanggar salah satu prinsip hidup.
Kembali terngiang di kepalanya prinsip tadi. Orang yang membantu menyelesaikan masalah juga memiliki masalah. Lalu dirinya kembali terhempas kepada suatu kenyataan yang membuatnya merutuk malu. Diliriknya lengan kirinya yang penuh bekas luka goresan. Gadis itu tertawa kecil, sebuah kalimat tiba-tiba terlintas di pikirannya. Orang yang mempunyai masalah menambah masalah orang lain. Sungguh sebuah ironi.
Di suatu ruang dalam hati kecilnya, gadis itu menyesal. Namun tidak apa, karena penyesalan memang bagian dari diri manusia. Jadi bersama penyesalan tersebut, kali ini ia mencoba sedikit mengenang masa lalu. Mengingat hari-hari terpuruknya untuk kembali belajar, kembali menasehati diri, kembali mengingat-ingat prinsip hidup. Tidak lupa gadis itu menambahkan sedikit bumbu rindu pada segala ingatan tentang masa lalunya. Benar, ia rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anomali (END)
Diversos[Juara 1 Writing Challenge with Etherial Publisher 2021] "She wanna die but start live her life because of him." Ini cerita tentang penerimaan. Tentang seorang perempuan putus asa bertemu dengan laki-laki penuh asa, Sakti Abhimanyu.