silent ; jeno

ㅡ fourteen

happy reading! 💚
.
.
.
.

"besok mampir sini lagi ya? bunda masakin ayam kesukaan jeno." bunda yoona mengujar seraya mengelus rambutku.

aku mengangguk patuh, lagi pula siapa sih yang tidak mau di perhatikan? walaupun bukan dari keluarga sendiri.

'besok - besok jeno akan kesini lagi, bunda tenang saja,' aku mengulas senyum dan menyimpitkan mataku.

bunda yoona ikut mengangguk setuju melihat pergerakan tanganku. "iya sayang. di anter sopir aja ya, ini udah mulai sore, kayanya juga habis ini hujan." tangan yoona menadah ke atas,  rintikan hujan mulai terasa di tangan nya.

awal nya aku menolak untuk di antarkan, tapi. bunda yoona memaksa, jika aku menolaknya aku harus menginap. ah, itu ide buruk. nanti papa akan marah.

akhirnya aku mengangguk pelan, 'iya bunda. jeno titip salam ya ke jaemin, jaemin sudah tertidur tadi saat menonton tom and jerry.' ujarku

"iya, bunda akan sampaikan." bunda yoona mencubit pipi ku pelan, "hati-hati di jalan ya."

aku tersenyum, melangkahkan kaki ku ke arah mobil keluarga na .

kulambaikan tangan ku dari jendela mobil mengarah ke bunda yoona.

'bunda, aku pulang ya !'

bunda yoona terlihat mengangguk. "hati hati sayang."

mobil pun melaju meninggalkan pekarangan rumah na.

tertinggal yoona sendiri.

"seohyun-ah. kau benar - benar merawatnya dengan baik kan putra mu dengan donghae oppa?"

👑👑👑

'ctas!!'

"dasar anak ngga tau di untung!!"

'ctas!!'

tubuhku meringkuk di lantai yang dingin, dengan keadaan telanjang dada, celana sekolah masih melekat di tubuh.

aku tiba di rumah pukul 5 sore lebih 15menit tadi. sudah lumayan larut untuk diriku sendiri.
dan bodohnya aku malah melanggarnya.

begitu membuka kan pintu tadi, papa langsung menyambar tanganku, dan menyeret badanku ke kamar mandi.
papa mengeluarkan rotan yang baru saja ia beli. menghujami ku dengan cambukan andalan nya.

aku hanya bisa diam, tidak boleh mengeluarkan desis an sedikit pun.

"ITU ADALAH MOBIL KELUARGA SIWON. KAU INI SEDANG ADA APA HAH??!"

"SEDANG MEMBUATKU MALU HAH??!"

kepalaku menggeleng tegas di posisi mengringkuk ku ini. memberanikan diri melihat papa di sebelaku, suara helaan nafasnya terdengar. papa sedang marah besar padaku, aku paham.

'jeno hanya bermain ke rumah jaemin. jeno tidak mengatakan apapun soal papa, mama, dan keluarga. jeno bersumpah.'

susah payah aku menggerakkan tangan hanya untuk berkomunikasi dengan papa. tapi, sepertinya ini mustahil..