. . . kalau kalian suka boleh minta vote dan comment nya?? 🙄💚 . happy reading!!
. .
14 tahun yang lalu.
jeno kecil terduduk sendirian di lantai dapur sambil memegang mangkuk kecil di tangan berserta sendoknya. kiranya ia sedang menunggu sang mama turun dari kamarnya lalu ke dapur memberinya makan. jeno kecil sedang kelaparan hari ini, sedari pagi ia hanya memakan biskuit pemberian bibi lee.
sebenarnya, bibi lee memaksa jeno kecil untuk makan nasi dan lauk yang sudah sedia tadi pagi. namun, jeno kecil menolak dengan gelengan kepalanya memilih menujuk biskuit bayi yang ada di toples dapur.
hari sudah menunjukan pukul 1 siang. bukankah sudah masuk jam makan siang?? biasanya papa, mama, dan hyung nya akan turun untuk makan bersama. minus si jeno kecil tentu saja.
jeno kecil sepertinya sudah paham arti keberadaannya di rumah ini. tapi, jeno kecil tetap tidak akan putus asa mendapatkan kasih sayang orang tuanya.
dan dengan cara ini semoga, semoga.
jeno bisa mendapatkan bagian kasih sayang untuknya.
'tuk tuk tuk...'
suara kaki berjalan menyambar telinga jeno. seketika jeno kecil berdiri dari duduknya.
mendapati mamanya sedang berjalan menuju meja makan. jeno berlari kecil menghampiri mamanya yang sedang mengambil air minum di teko kaca.
sesampainya di sebelah mama nya yang sedang minum, jeno kecil menarik pelan baju yang di gunakan mama nya itu.
mama juhyun menoleh ke arah jeno kecil. alisnya menyatu sempurna. kemudian matanya bergerak mencari keberadaan bibi lee di area dapur.
"ngapain kamu disini?" tanya mama juhyun dingin.
jeno kecil hanya mengedip lucu, lalu tersenyum hingga mata sabitnya terlihat.
"saya tanya, ngapain kamu disini. bukannya malah senyum senyum." sambarnya lagi
jeno mengerucutkan bibirnya, bola matanya turun kebawah. kedua tangannya menyatu karena takut akan suara dingin sang mama.
juhyun menghela nafas nya jengah. ia malas sekali kalau sudah begini dengan jeno,
"saya tanya sekali lagi. ngapain kamu disini? kamu itu main nya di belakang, bukan di depan ataupun di sekitar sini."
jeno tidak membalas. namun ia menyodorkan sendok dan mangkuk kecilnya.
"apaan ini?"
jeno kecil tersenyum. jari mungilnya bergerak mengarah ke mulut.
"kau mau makan?" tanyanya lagi
jeno mengangguk semangat. mama nya paham apa maksudnya. mungkin kali ini ia akan berkesempatan makan bersama sang mama.
"minta makan ke bibi lee aja sana. saya mau bikin makan untuk suami saya dan anak saya." balas juhyun menekan kata di akhirnya.
jeno menggeleng. menunjuk mulutnya lagi dan menunjuk sang mama. yang artinya...
'mam, mama.'
"tidak. sudah saya katakan bukan? saya mau bikin makan untuk suami saya dan anak saya. saya gak ada waktu untuk membuatkan kamu makan."
keras kepala. jeno tetap berada di tempatnya, kembali menatap sang mama, seperti kucing meminta makan kepada sang majikan.
seraya menunjuk perutnya yang kempes. jeno memperlihatkan kepada sang mama bahwa ia belum makan, dan ia kelaparan.
jeno pun sedikit tersentak pada diam nya, begitu mangkuknya di rebut paksa sang mama. air matanya sudah ujung pelupuk sekarang.
"ngapain diem ?! cepet duduk, saya gak ada waktu buat ngelayanin kamu." suara juhyun kembali menggema di telinga jeno
jeno langsung merangkak naik ke kursi meja makan yang agak tinggi itu sendiri. walaupun air matanya hampir jatuh, ia harus bergerak cepat sebelum sang mama kembali mengeluarkan suara kerasnya.
tak lama , sang mama kembali dengan semangkuk sereal di tangannya. meletekannya di meja, di hadapkan ke arah jeno.
kepala jeno terangkat menatap sang mama. bukan ini yang jeno kecil mau, ia menginginkan sayur kuah masakan sang mama yang sering mama nya sajikan untuk mark. melihat mark memakan itu rasanya enak sekali, apalagi masih dengan keadaan hangat dengan asap mengepul masakan baru masak.
"kenapa? nggak mau makan?"
jeno terdiam menggenggam sendoknya, seraya menatap mangkuk sereal di hadapannya.
'brak!'
dada jeno berdetup sangat kencang kala sang sang mama menggebrak meja makan di sebelahnya. ia siap untuk menangis.
"kamu itu masih mending saya kasih makan secara langsung! udah di kasih makan bukannya di makan!! buang buang waktu saya aja. cepat habiskan! kalau tidak bawa mangkukmu itu ke belakang. menyusahkan saja." ujar juhyun tajam kemudian berlalu dari padangan jeno kecil.
jeno sudah menangis tertahan di duduknya. ia pikir ini kali pertamanya akan berkesan indah jikalau ia meminta makan langsung pada sang mama. setelah otak kecilnya bekerja, ini mungkin akan menjadi hal buruk untuknya lain kali jika meminta makan pada sang mama lagi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[anggap aja baby jeno lagi mam sereal ya:( ] . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.