ㅡ twenty nine

2.5K 225 34
                                    

happy reading!
jangan lupa vote dan comment guys!

.
.
.
.
.
.


"hyung, ini mau nyari kemana lagi???"







"markeu hyung,, gamau cerita apa aja yang udah terjadi ini, sama uchan??"






yang di tanya diam saja. sedari tadi hanya senyap dalam ruang mobil itu, mark terdiam sejak tadi. ah, lebih tepatnya melamun di depan setir mobil yang berhenti di depan taman kota.
kepala mark ia jatuhkan ke setir mobil yang bertupuan kedua tangannya. sungchan membuka ucapan pertamanya perihal tadi, di dalam diri mark ia masih sedih dengan tuturan papanya tadi, menyakitkan sekali.


"uchan udah gede, uchan udah ngerti apa yang papa sama hyung tadi bicarain.."


"cuma- uchan gatau cerita yang asli yang mana.."


🌌🌌🌌

"LEPASIN MARK!! PAPA?!! LEPASIN MARK!!"


tubuh mark terus meronta kala tangannya di ikat kebelakang badannya oleh sang papa

'BRAK'

"atas dasar apa kamu menceritakan tentang 'anak itu' kepada sungchan adikmu? Lee Minhyung?"  Donghae melonggarkan sedikit dasinya selepas menghempaskan tubuh putra sulung nya itu ke tembok kamarnya

Mark menghela nafas pelan, meringis sambil tersenyum kecut. 'jadi begini ya yang di rasa jeno waktu di hukum papa?'

"jeno juga bagian dari keluarga ini, kalau papa lupa,"

'SRAK!'


"sudah papa bilang, dia bukan siapa-siapa di sini." donghae langsung menarik dagu putra sulungnya kasar. "jika kamu masih nekat berdekatan dengan 'anak itu' dalam jangkauan papa, akan papa buat 'anak itu' benar-benar tidak ada di sekitar kamu sendiri."


donghae langsung melepaskan tarikan tangan nya pada dagu sang anak, lalu pergi meninggalkan si sulung di ruangan itu sendiri




"adikku salah apa?"

🌌🌌🌌



"ahh, ibuu. jun ga suka begitu,"

renjun menyeka air mata ibunya dengan tissue kering yang terjun bebas dari kelopak mata cantiknya

"ayah jahat ya, bu. jun gasuka sama ayah, soalnya ayah jahat sama ibu." tangannya kembali terangkat mengusap pipi kiri ibunya yang masih sesenggukan tanpa suara di hadapannya


"jun diem aja kalau ayah lagi marah-marah di ruang tengah bukan berarti jun gatau semuanya, bu."


wendy menatap wajah putra semata wayangnya itu dengan tatapan sayu. tangannya bergerak meraba wajah kecil putranya, wajah yang terlalu mirip dengan sosok ayahnya ini membuatnya selalu teringat akan orang itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

silent ; jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang