ㅡ twenty six

2.5K 325 17
                                    

mata ku masih setia memandangi mark hyung dan adik ku sungchan yang tertidur lelap di sofa ruang inap ku sekarang. aku jadi tidak enak, aku tertidur si kasur sedangkan mereka tertidur dengan posisi duduk yang tidak mengenakkan itu.

badan ku juga sudah tidak terlalu berat dari sebelumnya, hanya tinggal sesak saja di bagian paru-paru ku. nasal cannula juga masih setia menghinggap di bawah hidungku, tidak terlalu buruk juga untuk bernafas sekarang sih

ngomong-ngomong sekarang sudah memasuki hari ke lima aku di rumah sakit.
aku rindu atensi mama dan papa di rumah, walaupun mereka hanya menghanggap ku angin kalau dirumah, aku sangat menyayangi mereka. mereka keluarga yang ku punya, ya

aah, ngomong-ngomong aku bosan sekali, apalagi sekarang. terbangun di malam hari sungguh ada penyesalan tersendiri.
iya, sekarang ini, aku terbangun pada waktu tidur orang lain. masih pukul 10 malam, apa yang harus aku lakukan? aku tidak membawa poselku  ...

'ceklek ..'

kepalaku menoleh ke arah pintu, ada seseorang berusaha masuk ke ruangan ini.
tapi, bukan nya jam besuk sudah berakhir 1 jam yang lalu?

aku mengedarkan pandangan, orang itu mengenakan pakaian serba hitam. bahkan muka nya saja tidak terlihat dengan jelas, soalnya kamar ini sengaja di lampu tidur oleh mark hyung katanya biar aku lebih bisa cepat tidur kala malam..

'kamu siapa..'

bodoh lee jeno, dia mana mungkin tau apa ujaran mu. justru ia malah makin mendekat ke arah ku, badanku bergetar ketakutan. jujur aku ingin berteriak, tapi ..

'clak !'


aku meringis pelan kabel infus di tangan ku di lepas paksa oleh orang itu. darah ku spontan mengalir sampai mengenai seprei kasur.

ku coba tatap pemilik muka itu, tapi samar. hanya terlihat matanya saja. ia memakai penutup wajah.


'klak..'

kali ini selang oksigen ku. kepalaku sempat menggeleng tegas sebelum selang itu di lepas, namun sia-sia, tangan itu lebih cekatan dari pada gelengan kepalaku.
tempo dadaku pun mulai tidak stabil saat selang itu di lepas paksa.

sebentar, ada tangan yang mencekik leherku !

lalu membawa leherku ke atas,

"ikut, atau mereka yang kena imbas nya."

kala mengucap kata mereka, ia sempat menoleh ke arah mark hyung dan sungchan.

maksud ia akan menyakiti mereka?

spontan kepalaku pun menggeleng tidak setuju.

'jangan sakiti mereka, jeno akan ikut ..'

"anak pintar," ujar nya pelan, lalu ia menyuruh ku turun dari kasur. "cepat turun dan pergi dari sini. tanpa suara." sambungnya, seraya menarik baju bahu pasien ku dari samping.

seraya berjalan pelan keluar, aku menoleh ke belakang memandang hyung dan adik ku sebentar.

'terimakasih sudah menjaga jeno, jeno minta maaf.'

tentu saja dalam hati, aku tidak sempat menulisnya untuk mereka. karena, sesuatu keras mengenai bahuku lalu merenggut kesadaran ku saat itu dan gelap.


👑👑👑


silent ; jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang