silent ; jeno

ㅡ eight

.
.
kalian pasti tau cara menghargai penulis😃
jangan lupa tinggalkan jejak yaa😉💚
.
.
happy reading!
.

"jeno..."

tubuh jeno kecil memutar kala ada sesorang yang memanggilnya. setelah kenal suara itu, segeralah ia lantas bangun dari tidurnya.

ia adalah sang kakak, mark.

"jeno, ayo bermain hujan !" ajak mark senang,

sang kakak yang kala itu masih berumur 7 tahun sangat bersemangat mengajaknya bermain.
apalagi, mark baru saja mendaftar sekolah dasar kemarin dengan mama dan papa.
jadi, ekspresi mark sangat berbinar hari ini.

kepala jeno melirik jendela kamarnya, di luar hujan deras disertai angin lumayan kencang.

jeno lantas menggeleng pelan. raut mukanya berubah takut.

'anti mama malah'

mark justru membalasnya dengan gelengan juga. "mama gak bakalan marah, mama papa belum pulang. ayo cepet, jen."

tanpa aba aba mark menarik tangan kecil jeno menuju halaman belakang.

't tapi, anti ade yann kena malah mama papa...'

👑👑

"GARA GARA KAMU ANAK SAYA DEMAM!! KAMU SENGAJA KAN??! KAU JUGA TAU KAN KALAU ANAK SAYA AKAN MENLANJUTKAN SEKOLAH NYA BESOK?! DASAR NGGA BERGUNA!!"

'PLAK!'

'DUGH!'

'TAK!'

'pap..pa, mam...ma.. ampun, hik ... s sakit papa, m maafin ade...'

"astaga, tuan-nyonya. sudah tuan, kasian den jeno.." lerai bibi lee yang kebetulan melintas si depan kamar mandi bertepatan dengan penyiksaan jeno

"dia itu anak gak berguna, bi. seharusnya saya tidak melahirkan dia dulu. akan ku biarkan saja dia mati di kandungan." ujar juhyun sarkas

jeno kecil menundukkan kepalanya kebawah sambil terisak tanpa suara.
badannya semua pegal, punggungnya perih, kepalanya juga pusing akibat kejadian tadi yang mengharuskan kepalanya menghantam tembok kamar mandi oleh sang papa.
apalagi sekarang papa menghidupkan shower air dingin ke badannya.

jeno meremat kencang ujung bajunya yang sudah basah terkena air dan darah merembes ke sela sela rambutnya. ia pusing, ingin membaringkan badannya.
tapi, nanti papa nya akan menghukum nya lebih sadis dari yang tadi.

"jangan kasih makan dia, bi. biar dia tau arti di hukum yang sebenar nya." ujar sang papa kali ini, selesai memukul punggung jeno kecil.

"t tapi tuan..."