Part 1

43.2K 2.8K 176
                                    

Awal mula
.
.
.
.

Danisha Mahisha adalah seorang wanita dewasa berusia 26 tahun yang bekerja sebagai seorang marketing disebuah perusahaan besar.

Terkenal cekatan, rajin dan ulet membuat Danisha menjadi kesayangan ketua divisinya, pak Guyon. Eits, meski namanya Guyon, pak Guyon bukanlah orang yang suka bercanda dan punya selera humor. Kebalikannya, pria paruhbaya itu adalah orang terserius yang pernah Danisha temui.

Membersihkan meja kerjanya, Danisha berjalan anggun melewati tiap-tiap kubinel, sesekali memberi senyum formal pada setiap rekan kerja yang menyapa. Dia termasuk orang yang malas berbasa-basi dan tidak suka begosip seperti wanita kebanyakan. Lebih memilih menekuni pekerjaan supaya dapat banyak bonus dan bisa cepat naik jabatan.

Mengenai status, Danisha adalah wanita single yang seumur hidup tidak pernah punya jejak kencan dengan lelaki manapun. Bukan, dia tidak punya kelainan seperti yang banyak orang gosipkan. Hanya saja, wanita itu terlalu realistis dan materialis. Sedari kecil saja dia lebih suka diberi uang daripada hadiah apapun. Baginya uang itu lebih penting tidak perlu munafik untuk mengakui itu. Sedangkan cinta dan laki-laki, berada di urutan kesekian.

Dia hidup dengan ibunya yang seorang single parent dan seorang adik perempuan yang cukup menyebalkan. Ayahnya pergi entah kemana setelah dua kali selingkuh dan menelantar hidup mereka.

Alhasil, Danisha yang memang sudah merasa begitu matang di usianya yang terbilang masih muda memilih untuk membantu sang ibunda mencari nafkah. Sehingga dari kecil dia sudah mulai berjualan dan membuka bisnis kecil-kecilan, tak heran pengalaman itu membuat dia begitu lihai dalam bidang yang tengah ia geluti sekarang ini.

Ting!

Berdecak pelan. Dia menatap kesal sebuah tagihan yang masuk di layar handphone nya. Tak habis pikir, kenapa para gadis remaja seperti adiknya suka sekali membeli novel yang hanya sekali baca, alih-alih membeli skincare yang lebih bermanfaat untuk kecantikan mereka.

Memilih abai, wanita cantik itu membuka pintu mobil, bergegas pulang kerumah untuk menikmati indahnya tidur cantik selepas penat bekerja.

Danisha sampai rumah saat langit sudah pekat. "Aku pulang!" tak ada sahutan, mungkin ibunya sedang pergi keluar. Si adik kecil? Ck, gadis cerewet itu pasti sedang berfantasi liar dikamarnya. Tipe anak muda yang penuh dengan hayalan tapi kerja cuma rebahan. Bagunlah wahai anak muda! Hayalan mu tak akan jadi nyata tampa usaha!

Danisha merebahkan tubuh molek nya di atas kasur. Mendesah lega karna seluruh persendian yang terasa kaku seperti kanebo kering--ahirnya bisa bermanja ria di atas busa lembut itu.

Danisha memejamkan mata rilex, sebelum suara nyaring mengacau gendang telinganya.

"Kak!"

"Bangke!"

Dua saudara itu saling melotot. Danisha menatap penuh dendam pada si-ceriwis.

"Keluar!" Wanita itu menatap garang. Makin melotot waktu si adik laknat malah berlari menubruk tubuh lelah nya.

"Kak!" Si-adik laknatnya itu malah berteriak diwajah Danisha yang langsung mendapat tempelengan dipipi tembam miliknya.

"Jahaaat!" Jeritnya dramatis, membuat sebagian liur mengenai wajah masam Danisha.

"Tanisha!" Danisha makin berang. "Keluar sana!"

"Nggak!!" Mereka kembali adu otot. Memang percakapan mereka selalu di akhiri dengan tanda seru.

"Apasih! Udah dibeliin novel juga masih aja ganggu kakak." Keluh Danisha kesal.

"Karna itu... Aku pengen lanjut baca ceritanya." Balas Tanisha mendusel bahu sang kakak.

The Plot TwistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang