16

636 92 2
                                    

Set kedua pun usai dan kembali dimenangkan oleh Dateko, Tsukishima menoleh ke arah Kageyama dengan tatapan cukup dongkol dan yah, bisa dibilang cukup kesal sih ya lebih tepatnya. Tapi Kageyama malah tersenyum ketika menatapnya balik.

"Kau bisa lompat juga rupanya. Ternyata kau kalah dari Hikari sejak awal ya." ujarnya sengak.

Yah, emang udah gayanya sih, jadi gak asing.

"Wajahmu minta dipukul ya, Kageyama." ujar Tanaka kesal tapi tampangnya malah kek tampang mau ngajak gelud dari bangku cadangan saat ini karena dia sudah berotasi lagi.

"Tanaka-san, hentikan." tegurnya sambil senyum dari lapangan.

"Tsukki, tenanglah! Jangan terbawa amarah! Kageyama, berhenti memanas-manasi Tsukki!" omel Yamaguchi di akhir sembari menunjuk ke arah sang setter setelah berusaha menenangi Tsukishima barusan ini.

Mode Mama Suga dan Papa Daichi auto jadi satu.

"Berisik, Yamaguchi." sahur Tsukishima bete.

Lelaki itu melangkah ke belakang Hikari lalu membungkuk dan menaruh area kening mendekati surai blondenya ke area punggung atas mendekati tengkuk leher Hikari, bersandar di tubuh kecil Hikari dan menenangkan diri dengan caranya sendiri.

Hikari hanya bisa tertawa dengan tingkah anak-anak timnya yang suka random kalau udah begini kelakuannya, dia kemudian mengangkat satu tangannya lalu mengelus kepala belakang Tsukishima.

"Sudah, sudah." ucapnya lembut.

Tak lama kemudian, Tsukishima berdiri dengan benar dan Hinara pun berlarian masuk ke lapangan sambil ...

Gimana sih ngomongnya.

Menekan kedua sisi rambutnya berulang kali seakan dia membentuk rambutnya persis Kageyama dan itu dilakukannya berulang kali sembari dia mengoceh.

"Setter itu paling dominan, paling keren!" pekiknya.

Membuat semuanya menoleh ke arahnya yang masih belum menghentikan kelakuan gerakan tangannya itu, ditambah handuk bergelantungan di satu pundaknya macam kang becak, tampangnya malah tampang-tampang ngejek minta di adu gelud.

Hikari yang ingat itu pun langsung tertawa.

"Aku ingat sekali kejadian itu!" sahutnya.

"Benar kan? Kau sama kami soalnya jadi tau!" oceh Hinata lagi.

Hikari tersenyum.

Lalu dia angkat bicara lagi dan mengulang kata demi kata yang dilontarkan Kageyama pada Hinata ditengah pertengkaran keduanya kala itu.

"Kejadian itu terjadi tepat di awal-awal kita bergabung, tepat dikala kalian berdua kembali bertingkah dan buat ulah tapi aku masih ingat dengan jelas ucapan demi ucapan yang kau lontarkan, Tobio. Waktu itu kau bilang ke Shoyo, 'setter itu pengendali menara tim! Setter lah yang menguasai bola paling banyak dalam pertandingan. Setter itu paling dominan, paling keren!'. Begitulah." jelas Hikari sembari berkacak pinggang.

Ucapannya selesai dikala Hinata sendiri tengah membentuk handuk yang dia pegang menjadi sebuah mahkota ala-ala namun belum selesai dibentuk dikala lelaki itu juga ikutan angkat bicara lagi.

"Hikari benar. Kami tidak akan lupa kau pernah bilang begitu." ujarnya sambil nyengir, membuat Kageyama hanya bisa menatap lelaki itu serta Hikari keheranan sendiri dengan kedua alis yang mulai bertautan.

Kemudian setelah selesai, Hinata mulai melangkah dengan gaya-gaya rada sengklek sembari memegang handuk yang sudah terbentuk dengan sempurna itu dengan kedua tangannya sembari berjalan mendekati Kageyama.

Karasuno's Ojou-samaWhere stories live. Discover now