"Aku kesana!" ucap Jean pergi tiba-tiba dari sisi Agent Van setelah mereka bekerjasama dengan cukup baik.
"Bodoh ja---"
"Jean!!!" teriak Agent Van saat pemuda itu terlibat perkelahian diantara dua komplotan para penjahat.
"Bodoh! Sangat bodoh!!" marah Agent Van menembaki para penjahat dengan membabi buta.
Tiba saat matanya menatap pria yang memegang besi panjang hendak menyerang yang lain. Agent Van menembakkan dua bius sekaligus pada pria itu hingga tumbang seketika.
Agent Van mencari-cari keberadaan Jean namun tetap tak ditemukan. Ia mengambil senjata, menyimpan pistol bius disisi rompinya. Tangannya terkepal menyusup diantara para penjahat hingga ia berhenti didepan sebuah pintu.
"Mikaila!?"
"Hei!!"
Suara gemuruh dari dalam membuat Agent Van harus menggunakan senjata apinya guna membuka pintu tersebut. Betapa terkejutnya ia saat mendapati semua rekan wanitanya berada didalam ruangan tersebut.
"Agent Van! Kau---"
"Diam! Aku kehilangan Jean!" Agent Van pergi meninggalkan rekan wanitanya.
"Kembali diposisi!" perintah Mikaila pada yang lain sambil berlari kecil menyusul Agent Van.
"Sial! Mereka lepas!"
Mikaila menghentikan langkahnya menatap seorang berbaju tahanan yang bicara sendiri, ah tidak. Dia bicara pada benda kecil ditelinganya.
"Apa!?"
"Kau terkena bius!?"
"Apakah wanita itu?"
Seseorang itu menoleh dan matanya menatap Mikaila yang juga tengah menatapnya. Orang itu, adalah Ale.
Mikaila membeku ditempat menatap ketampanan pria itu, ia bahkan tak mampu mengangkat tembakan biusnya. Hingga saat pria itu mengunci pergerakannya, memiting dua tangannya kebelakang membuat Mikaila meringis.
"Apakah kau adalah wanita itu?" tanya Ale berbisik membuat bulu kuduk Mikaila berdiri.
"Aku?" tanya Mikaila balik.
"Hm..." Ale menaruh dagunya dibahu Mikaila.
"Wanita sialan yang menyebutku Mr. Kuno..." ucap Ale pelan.
"K--kau!! Mr. Ale!?"
Ale tersenyum sinis menatap raut wajah ketakutan Mikaila. Kepalanya mengangguk perlahan.
"Hei..." seorang gadis menghampiri mereka. Pistol tertodong pada Mikaila, tepatnya pada pria yang mengunci pergerakannya.
"Tutup mulutmu, sebentar." Ale kembali berbisik lalu melepaskan Mikaila, dua tangannya terangkat menatap Agent Van.
"Jangan menembakku, aku bukan penjahat seperti mereka. Aku hanya bersembunyi dan temanmu ini hendak menyerangku, tolong aku..."
Ale berlutut dihadapan Agent Van hingga Agent Van menurunkan pistolnya.
"Bukan penjahat, ya?" tanya Agent Van menunduk menatap pria itu.
"Tapi iblis!" Ale mengambil alih pistol Agent Van kemudian menodongkan pistolnya tepat dikepala Agent Van.
Agent Van tersenyum miring.
"Dia---"
"Diamlah..." ucap Agent Van dan Ale bersamaan hingga membuat Mikaila kebingungan lalu memilih menutup mulutnya.
"Mr. Kuno." Agent Van berucap dengan senyuman meremehkan.
"Jadi kau..." kekeh Ale membuka paksa mulut Agent Van kemudian memasukkan ujung pistol pada mulut gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Te Amo 3 ( Selena Aneska )
AksiyonMereka menyebutnya, "Agent Van." Sebagian lagi menyebutnya, "Gadis Gila." Ya, gadis belia 17 tahun itu adalah Selena Aneska. Ia tumbuh menjadi gadis cantik, pandai dan cekatan. Ia sudah menangani banyak kasus kriminal yang dimana dalang dibalik semu...