01

18.9K 876 12
                                    

Definisi Budak Cinta Sesungguhnya [1]
.

.

.

Mengarahkan ujung gagang pel ke arah mulutnya, seakan-akan sebuah mikrofon. Bernyanyi mengikuti lirik lagu yang berasal dari ponsel, terhubung dengan HomePod sehingga menghasilkan suara yang keras. Membuat ruangan tersebut seakan-akan tempat konser atau lebih tepatnya tempat karaoke.

We are the lovesick girls

Ne meottaero nae salangeul kkeunnael sun eopseo

We are the lovesick girls

Iapeum eobsin nan amu uimiga eopseo

But we were born to be alone

Yeah, we were born to be alone

Yeah, we were born to be alone

But why we still looking for love?

Pun melakukan koreografi lagu tersebut. Salah satu lagu dari girlband Korea Selatan yang digilai banyak pecinta musik Korea.

We are the lovesick girls

Ne meottaero nae salangeul kkeunnael sun eopseo

We are the love....

Seketika sunyi senyap, pun Prima tidak melanjutkan nyanyiannya. Ia menoleh ke arah HomePod lalu meringis melihat sosok pria yang mematikan benda tersebut.

Menyunggingkan senyum lebar, ia menyapa Kencana. Sosok pujaan hatinya yang baru bangun.

"Morning Ken!"

Buru-buru Prima meninggalkan alat pel, padahal pekerjaannya belum selesai. Mengikuti Kencana yang mengabaikan sapaannya. Ya sudah biasa. Kencana termasuk pria dingin, tidak banyak bicara untuk sekedar basa basi.

Pria itu ke arah dapur. Duduk di meja makan.

"Aku belum bikin sarapan." Sekali lagi Prima meringis, menyengir saat mendengar decakan malas Kencana.

"Gak usah bikin sarapan," ujar Kencana. Hendak menuang air ke gelas, tapi Prima buru-buru melakukan hal itu lalu memberinya.

"Soalnya kamu gak bilang semalam mau makan apa pagi ini. Aku juga gak mau bangunin kamu buat nanya mau sarapan apa, em... takut ganggu tidur kamu," jelas Prima. Senantiasa berdiri di dekat Kencana yang duduk. Meneguk air hingga tandas.

"Prim, udah berapa lama kita seatap?"

Prima mengkerutkan kening, antara heran kenapa Kencana bertanya dan mencoba mengingat sudah berapa lama ia dan Kencana seatap. Berada di hunian mewah bertipe duplex tersebut. Berada di lantai dua karena Prima memiliki phobia terhadap ketinggian.

Kalau saja Kencana tidak memaksa dirinya tinggal di sini, maka Prima enggan. Karena berada di lantai dua gedung apartemen ini pun membuatnya ketar ketir jika melihat ke bawah.

Makanya tirai jendela apartemen tidak pernah terbuka karena Prima enggan melakukannya. Enggan melihat keadaan luar dari dalam. Walau tidak terlalu tinggi karena mereka berada di lantai dua.

Kencana mengelus bibir gelas di hadapannya lalu mendongak menatap Prima yang tidak kunjung menjawab pertanyaannya. Masih mencoba mengingat sejak kapan mereka tinggal bersama.

"Kurang lebih tiga tahun deh kalau aku gak salah," ujar Prima sangsi. Balik menatap Kencana. Telah menghitung dalam hati jika akhir kelas dua belas ia dan Kencana tinggal bersama. Dan sudah tiga tahun ia lulus sekolah.

GORGONIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang