06

6.5K 471 9
                                    

Kembali Seperti Dulu Lagi, Emang Bisa?
.

.

.

Ketiga wanita tersebut masih fokus pada pembuatan rujak. Marina masih mengulek bumbu rujak, Kirana dan Prima kini memotong timun menjadi beberapa bagian.

Tentu mulut mereka ikut bergerak. Bergosip.

Mulai dari membicarakan skincare yang bagus untuk perawatan wajah. Kdrama yang sedang trend. Mereka berada di kubu mana. Antara lead male atau second lead yang biasanya akan menjadi sadboy. Lalu beralih pada berita lokal tentang para koruptor di negeri ini. Kemudian pakaian yang promo di salah satu aplikasi belanja daring.

Tiba-tiba ada tangan yang mencocol mangga dengan bumbu rujak membuat Marina dengan sigap menepis tangan itu.

"Apa nih?! Apa nih?! Main cocol-cocol aja!" sentaknya galak pada adik bungsunya yang langsung cemberut.

"Apa sih, Kak?!" Marisa mengambil potongan mangga tersebut lalu memakannya.

"Emang sih kalau lagi galau makan yang pedes tuh pas banget," celetuk Prima sembari tertawa. Menyindir gadis tujuh belas tahun tersebut yang membuatnya semakin cemberut.

"Kak Prim kok ngingetin?! Huaaa!" Marisa kembali mewek tanpa air mata. Mulutnya yang terbuka lebar membuat Marina memasukkan potongan mangga yang di lumuri bumbu rujak hungga Marisa tersedak dan terbatuk-batuk.

Dengan sigap Kirana menenangkan Marisa, memberinya air. Tidak lupa mengomeli Marina. Tentunya walau mengomel, wanita itu tetap lembut. Suaranya mengalun lemah lembut.

Marisa heran, Marina kakak kandungnya, tapi Kirana yang notaben kakak sepupunya, malah seperti seorang kakak. Benar-benar kakaknya itu jahannam.

Dengan manja Marisa memeluk Kirana.

"Makanya Dek, gak usah pacaran. Kamu masih kecil. Mamam tuh cinta, jadi bucin terus ditinggalin, kan?" ejek Marina.

"Eh namanya juga jatuh cinta, pasti jatuhnya jadi bucin. Ya gak, Kak?" Marisa beralih menatap Prima yang langsung menyengir. Tentu tau seberapa bucinnya Prima pada kekasihnya.

"Duh sampai lupa aku kalau di sebelahku ada dewi bucin!" seru Marina tertahan.

Mereka tertawa lalu menyelesaikan pembuatan rujak tersebut. Membereskan pisau beserta wadah-wadah bekas ke arah sink kemudian pindah ke meja makan.

Mulai menikmati rujak buatan mereka.

"Rujak Lik!" seruan Marina pada balik punggungnya membuat Prima menoleh. Menatap pria itu yang terkejut.

Mungkin saja terkejut dengan keberadaannya.

Karena memang, sejak lulus sekolah ia jarang ke rumah ini.

"Gak usah malu, Bang. Kak Prim B aja tuh!" Marisa mulai menggoda.

Tentu semua yang berada di ruangan tersebut tau bagaimana perasaan Malik pada Prima.

Kirana tersenyum tipis saat menyadari Prima memutar bola mata malas. Tetap menikmati rujak.

Malik sendiri menggerutu, melengos naik ke lantai dua. Mengabaikan godaan kakak dan adiknya.

"Astaga Bang Alik ternyata belum mupon!" seru Marisa gemas melihat reaksi Malik tadi. Wajah memerah serta telinga dan tergesa-gesa naik ke lantai dua.

"Jangan gitu! Nanti Alik denger, bisa di smackdown kamu," ujar Prima tertawa geli.

GORGONIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang