21

3.6K 265 41
                                    

Momen Yang Tidak Akan Terlupakan
.

.

.

Prima memandang Kencana yang sedang menaiki treadmill. Berjalan sesuai lajunya benda tersebut. Pria itu berkeringat.

Saat ini Prima menemani Kencana berolahraga di tempat gym. Bukan pertama kalinya.

Biasanya Prima hanya duduk menemani, tidak ikut olahraga karena ia sangat malas melakukan kegiatan tersebut.

Tiba-tiba pandangannya dihalangi membuatnya mendongak menatap sosok yang berdiri di hadapannya.

Sosok pria yang kini menunduk membalas tatapannya dengan senyuman tipis. "Hai.

"Hai," balas Prima agak canggung dan sedikit bingung. Karena merasa dirinya dan pria itu tidak saling kenal. Lalu kepalanya dimiringkan untuk dapat melihat Kencana yang kini berhenti berjalan di atas treadmill. Berbincang dengan seorang wanita yang pakaiannya begitu ketat. Memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sekal di dada serta bokong.

Prima berdiri, hendak menghampiri Kencana. Tidak ingin Kencana dan wanita itu terlarut dalam percakapan.

Namun, ia di cegah pria itu. "Gue Chan. Lo Prim, kan?"

Prima mengkerutkan kening karena pria itu mengenal dirinya.

Hanya memberikan respon seadanya, tapi lagi-lagi ia dicegah. Kali ini pria itu mencekal lengannya.

Prima tersentak, refleks menepis tangan pria yang bernama Chan itu. Menghunuskan tatapan tajam.

Bukannya takut Chan malah tertawa seraya mengangkat kedua tangan di depan dada. "Gue temennya Ken, by the way."

Prima mengabaikan Chan, ia kembali menatap ke arah Kencana berada. Namun, sosok kekasihnya itu tidak ada lagi.

Segera ia meraih tas, berisi air minun. Lalu merogoh ponselnya. Menghubungi Kencana, tapi panggilannya tidak dijawab.

Tanpa ia sadari kini Chan mengamati lekuk tubuhnya dari belakang. Lalu berdecak kagum. Pantas saja Kencana tidak melepaskan wanita itu. Pikirnya.

Sosok Kencana sedang berada di depan ruangan ganti pakaian bersama wanita itu. Keduanya asik berbincang. Namun, berhenti saat menyadari kehadirannya.

Wanita itu menatapnya sekilas lalu kembali menatap Kencana. Tersenyum tipis pada Kencana, kemudian melenggang pergi.

Prima menghampiri Kencana. "Dia siapa?"

"Temen," jawab Kencana pendek seraya menunduk memperhatikan layar ponselnya. Pria itu tersenyum singkat lalu mengunci layar ponsel. Kembali menatap dirinya. "Apa?" tanyanya datar.

Prima menggeleng pelan seraya memberikan botol air pada Kencana yang langsung diterima pria itu.

Kedatangan sosok Chan membuat Kencana berhenti minum. Lalu memberikan kembali botol tersebut padanya. "Ah di sini juga lo?"

"Yoi. Baru dateng." Lirikan Chan padanya membuatnya risih.

"Lo pulang duluan." Prima menatap Kencana. Pria itu memberinya kunci mobil.

"Terus kamu?"

"Gue bisa bareng Chan."

"Tapi Ken..."

"Prim!" desis Kencana pelan. Tatapannya tajam. Menegaskan jika Prima tidak boleh menolak.

Akhirnya Prima pulang menggunakan mobil Kencana. Tidak sengaja ia berpapasan dengan wanita tadi.

GORGONIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang