39

23.5K 927 261
                                    

I'm not perfect to make you happy
.

.

.

Tatapan kosong tertuju pada dua mempelai yang berada di altar. Kedua mempelai yang baru saja mengucap janji suci. Keduanya tersenyum bahagia. Pun para tamu undangan ikut tersenyum. Apalagi saat kedua mempelai berciuman.

Prima langsung menolehkan pandangannya sejenak. Seraya menghembuskan nafas pelan. Merasakan sesak di dadanya. Hatinya berdenyut sakit. Tangannya mencengkeram tas yang berada di pangkuannya.

Semua yang berada di sana turut bahagia, sama halnya dengan kedua mempelai pengantin. Kecuali, Prima tentunya.

Merasa menyesal datang di hari bahagia dua orang itu.

Hari bahagia Kencana dan Adalyn menjadi hari buruk baginya.

Meski hampir sebulan ini ia selalu menguatkan dirinya, berusaha melupakan Kencana, tapi tetap saja ia tidak bisa. Bayang-bayang sosok Kencana selalu hadir dalam benaknya. Apalagi saat di hari pria itu memutuskan dirinya. Mengungkapkan fakta tentang hubungan mereka yang terjalin hanya karena pria itu ingin Adalyn cemburu.

Kembali lagi menatap ke arah depan. Dua mempelai itu bersuka cita. Menyebar senyuman. Dua orang yang ia tau selalu bersikap dingin kini tersenyum bahagia.

Penampilan Kencana benar-benar tampan. Pria itu mengenakan tuxedo berwarna putih yang melekat sempurna di tubuh tegapnya. Rambutnya di cukur rapi.

Lalu penampilan Adalyn.

Wanita itu cantik seperti biasanya. Mengenakan gaun yang sangat indah di tubuhnya. Riasan di wajahnya begitu natural menyatu dengan wajahnya yang cantik.

Keduanya terlihat sempurna. Sangat cocok.

Prima menunduk, memperhatikan penampilannya.

Hanya mengenakan baju terusan berwarna putih serta sepatu sneakers dan tas salempang berwarna putih juga. Rambutnya terikat terurai. Pun hanya memakai bedak dan liptint di bibirnya.

Sangat sederhana.

Prima kembali mengamati sosok Adalyn dalam balutan pakaian pengantin. Bersanding bersama Kencana.

Seharusnya....

Seharusnya Prima yang berada di sana.

Menyebar senyuman bahagia. Memeluk lengan Kencana erat. Bersanding bersama Kencana.

Prima selalu mengimpikan hal tersebut.

Saat masih mengagumi Kencana dalam diam, ia telah menumbuhkan impiannya tersebut. Bersanding bersama Kencana di atas altar. Menyebut janji suci untuk sehidup semati. Mengenakan gaun berwarna putih. Yang kadang membuatnya tertawa sendiri karena merasa tingkat khayalannya sangat tinggi.

Namun, saat ia dan Kencana pacaran. Ia kembali mengimpikan hal tersebut. Bahkan mulai menambahkan impiannya.

Memiliki anak bersama Kencana. Hidup di rumah sederhana. Mengurus anaknya dan Kencana. Menunggu Kencana pulang kerja seraya memasakkan makan malam untuk pria itu.

GORGONIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang