02

11K 621 22
                                    

Definisi Budak Cinta Sesungguhnya [2]
.

.

.

Usai belanja kebutuhan dapur, Prima tidak langsung pulang. Ingin menikmati berada di luar sejenak. Mengajak sahabatnya untuk bertemu di salah satu kafe yang berada di mall tersebut.

Tangannya melambai ke sosok wanita lemah lembut tersebut. Senyum lembut Kirana membuat Prima sangat merindukan sahabatnya itu.

"Kiki!" Sapaan akrab siapapun untuk Kirana yang dekat dengan wanita itu.

Segera tubuh mungil Prima masuk ke dalam pelukan Kirana.

Mereka bagaikan dua orang yang tidak bertemu selama bertahun-tahun. Padahal baru dua minggu lamanya tidak bertemu.

"Aku juga kangen," balas Kirana hendak melepas pelukan, tapi Prima mengeratkan pelukannya. Enggan menyudahi pelukan mereka membuatnya terkikik. "Manja banget. Emang Ken gak manjain kamu?"

"Beda tau manjanya Ken sama kamu," ujar Prim diiringi tawa pelan yang disambut sama halnya Kirana.

Kemudian mereka menyudahi kegiatan mereka setelah sadar banyak pasang mata yang mengamati.

Duduk saling berhadapan.
"Aku udah pesanin kamu minuman. Eh mau makan?" ujar Prima hendak memanggil pelayan, tapi Kirana menggeleng.

"Aku kenyang."

"Habis makan apa?" Prima lalu menyeruput choco hazelnut di hadapannya.

"Makan kebawelan dosenku."

Mau tidak mau Prima tertawa.

Meski Kirana menggerutu, tapi tetap saja lembut masuk ke telinga Prima.

Benar-benar sahabatnya itu wanita yang lemah lembut. Kadangkala membuat Prima iri dengan sifat lemah lembut Kirana.

Bahkan pernah memusuhi Kirana karena salah mengira Kencana menyukai Kirana.

Ketika itu, saat ia gencar-gencarnya mendekati Kencana setelah berhasil satu sekolah dengan pria itu.

Beruntung Kencana meladeninya hingga mereka dekat.

Kedekatan mereka terasa ganjil saat Kencana tiap harinya menanyakan tentang Kirana membuatnya dongkol setengah mati. Lalu memusuhi Kirana.

Kencana yang dingin, sekepo itu.

Tentu Prima curiga.

Padahal Kirana satu-satunya temannya di sekolah itu ah lebih tepanya di dunia ini.

Berasal dari kalangan bawah dan sekolah di sana karena mendapat beasiswa membuatnya dipandang sebelah mata dan orang-orang enggan berteman dengannya. Satu-satunya yang ingin berteman dengan adalah Kirana.

Kirana berasal dari kalangan menengah. Tidak kaya maupun miskin. Ya tidak senasib Prima.

Kembali pada topik awal.

Jadi, saat salah mengira itu muncul. Kencana pun menjelaskan jika niat pria itu bertanya tentang Kirana karena salah satu teman Kencana menyukai Kirana.

Sungguh, saat itu Prima sangat merasa bersalah pada Kirana. Akhirnya ia meminta maaf.

Untung saja Kirana wanita yang baik hati. Menerima dirinya kembali menjadi teman. Bisa gigit jari Prima jika Kirana enggan berteman lagi dengannya.

"Kuliah rasanya gimana sih?" Setelah berbincang tentang kegiatan mereka masing-masing. Prima bertanya. Walau nadanya ceria, tapi Kirana menangkap makna tatapan Prima yang terlihat sendu.

GORGONIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang