Berkali-kali Jaehyun menelpon sang adik. Namun, hanya jawaban dari operator lah yang ia dapatkan. Sebenarnya Jaeyon kemana? Malam sudah larut dan ia sangat merindukan Jaeyon sekarang.
Apa ia kabur karena ulah dirinya?
Tidak berpikir lama Jaehyun kini mengambil jaket dan kunci mobilnya untuk menuju kesuatu tempat. Dipertengahan jalan ia tak henti-henti untuk menghubungi Jaeyon berharap gadis itu bisa menjawab panggilannya. Namun tetap saja nihil. Tidak ada jawaban sama sekali. Ia bertambah kesal setelah suara operator itu beralih kearah suara ponsel tidak bisa dihubungi.
"Apa kau sedang main-main denganku, Jaeyon?" Gumamnya yang kini mobilnya melaju dengan cepat kearah sekolahan.
Ya, hanya itu yang ia tahu. Ia kini langsung memberhentikan mobilnya setelah pintu gerbang sekolah yang hampir ditutup oleh satpam disana.
Ia bergegas keluar dan berlari kecil kearah satpam yang memandangnya heran.
"Permisi pak. Apa didalam sudah tidak ada siswa lagi? Adikku belum pulang seharian ini. Aku khawatir dia masih didalam sana dan kau menutup gerbangnya." Ujar Jaehyun sembari memperlihatkan foto sang adik kepada satpam itu.
"Saya tidak tahu pasti dengan wajahnya, karena baru disini. Saya tadi berkeliling sebelum saya pulang dan menemukan dua pasang murid yang tertidur pulas di ranjang UKS. Saya sudah menyuruhnya untuk bangun dan pulang. Makanya kenapa saya ingin membuka gerbang ini lagi. Permisi, apa kau bisa pindahkan mobil anda agar mereka bisa keluar?"
Pikiran Jaehyun berkecamuk. Dua pasang murid? Apa salah satunya Jaeyon, adiknya? Lalu siapa satunya lagi. Ia berharap itu bukan lelaki, tapi jika itu benar-benar lelaki. Ia tidak tahu bisa mengontrol emosinya lagi tidak.
Ditengah-tengah ia berpikir, pertanyaan yang muncul dalam benak akhirnya terjawab sudah. Sebuah motor ninja kini ingin keluar dari lingkungan sekolah. Jaehyun yang melihat itu, segera memicingkan penglihatannya.
Begitupun dengan pengendara motor itu. Ia kini mematikan motornya dan barulah wajah mereka terlihat dengan sempurna. Sontak saja Jaehyun segera berjalan kearah mereka berdua karena salah satu dari mereka adalah adiknya.
"Kakak?" Gumamnya, gadis itu segera menuruni motor itu dan berjalan kearah Jaehyun dengan wajah marahnya sebelum Jaehyun menghantam lelaki yang kini bersamanya.
"Maafkan aku tidak sempat menghubungi kakak kalau aku ada tugas tambahan tadi bersama Haruto." Ulasnya, Jaehyun masih saja menatap sengit kearah Haruto berada. Lelaki itu ikut menuruni motornya dan berjalan kearah kedua orang itu.
"Jangan salah paham. Aku tidak akan menyakitinya seperti apa yang kau perbuat padanya. Aku hanya mengobati luka Jaeyon yang kau buat kemarin malam." Ucapan Haruto sukses membuat Jaehyun kini melirik tajam kearah Jaeyon yang tengah menenangkan dirinya.
"Oh ya, namaku Haruto. Sepertinya kita baru bertemu lagi setelah sepuluh tahun lamanya saat kau datang ke pesta ulang tahun kak sehun. Oh, atau kau menghilang saat itu juga setelah bertemu denganku, Kak Jaehyun." Membawa nama Sehun dalam pembicaraannya sontak membuat Jaeyon melirik. Kini ia baru tahu kalau Haruto itu adalah adik dari teman kakaknya sendiri.
Selama di UKS Haruto tidak terlalu banyak bercerita tentang mengapa ia tahu dengan apa yang terjadi pada Jaeyon. Sampai-sampai rasa kantuk itu melanda dan berakhir tidur diranjang UKS bersamanya.
"Kau?!" Sepertinya ingatan Jaehyun tentang Haruto kini senyap-senyap kembali. Bagaimana bocah lelaki itu dengan gamblangnya berbicara kalau Haruto dan adiknya berpacaran.
"Ya dan aku yang membuatmu pergi dari korea agar obsesimu tidak terlalu menjadi-jadi. Ide untuk kau pergi ke swiss bukan semata-mata kak sehun yang menyuruhmu. Tapi, aku yang merencanakan nya. Namun, sepertinya itu gagal. Kau bertambah mengerikan ternyata."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Jung
Teen Fiction[ DIBUDAYAKAN UNTUK UMUR 18 TAHUN KEATAS ] ⚠️Follow Me, jangan lupa Like, Komen, dan Share. "Jika kamu menolak, setidaknya ada janinku dirahimu." Keposesifan Jaehyun pada sang adik membuat gadisnya itu tidak nyaman. Karena obsesi dan ambisinya terl...