Seharian ini aku lebih memilih bertamu dirumah temanku. Takut-takut, kalau pulang bertemu dengan Kak Jaehyun dan sikapnya kembali seperti tadi malam."Tumben Kuat banget, lo main kerumah gue. Biasanya juga mintanya pulang aja."
Responku hanya diam menatap layar tv yang menampilkan kartun. Walaupun sudah menginjak umur delapanbelas tahun tapi berbeda dengan kami berdua yang masih menyukai tontonan seperti kartun.
"Badmood kalau lagi diapartemen. Gak ada siapa-siapa."
"Kan kakak lo dateng, dugong! Ko gak kangen gitu sama kakak lo sendiri?"
"Yaelah kangen ama dia mah ada. Tapi, ya gitu. Kakak gue jarang dirumah, dia masih banyak project yang belum diselesai in."
Temenku cuma ngangguk-ngangguk doang. Sembari mengganti channel dirasa kartun kami tengah iklan.
Awalnya aku fokus kearah layar handphone. Tapi, dirasa suara dari berita di tv kaya kenal gitu, aku langsung melirik kearah chanel yang tengah ditonton temanku itu. Dugaan ku benar ...
"Kakak lo masuk berita lagi tuh!" Temenku menyenggol dan retina mataku menatap tajam layar didepan sana.
"Itu tayangan langsung kan?" Entah kenapa sekarang aku exited dengan kak jae.
"Iya lo bisa ngeliat sendiri dipojok kiri atas. Itu tayangan langs-"
"Gua pulang dulu."
"Bocah dasar!!" Aku denger suara temanku lagi kesel. Ya biarin, udah sore juga. Aku harus pulang mumpung Kak Jae lagi gak ada diapartemen.
Cuma pakai taksi aja kalau mau bepergian kemana-kemana. Kalaupun pakai mobil sendiri, masih takut lah ya. Lagian, aku belum dibeliin mobil sama kak Jae. Kalaupun pakai mobilnya kak jae takut lecet juga.
"Ini pak, makasih." Aku ngasihin uang kearah sopir dirasa sudah sampai didepan apartemen yang tinggi ini.
Setelah membayar dan mobil taksi itu berangkat kembali. Aku langsung berlari, menuju lift. Btw, apartemen Kak Jae ada di lift nomor lima.
Saat dirasa lift bergerak lalu tidak lama kemudian terbuka. Aku langsung berjalan kearah apartemen kak jae.
Masuk kamar, langsung ngambil handuk. Lebih enak mandi dulu kan, terus bisa rebahan. Sekitar lima belas menit aku mandi, dan keluar cuma pakai handuk. Untung masih sepi.
Nyari pakaian yang dirasa pas buat tidur, oh ya aku ga biasa pakai piama kalau tidur. Jadi, ya gini. Aku ngambil baju putih sama celana yang gak sampe nutupin lutut aku.
Niatnya setelah mandi pen rebahan, cuma perut daritadi minta diisi. Alhasil aku langsumg nyari makanan di dapur, pas ngebuka kulkas isinya sayuran semua.
Karena aku gak bisa masak, dan pilihanku jatuh pada mie yang tergeletak disamping kulkas. Langsung ngegas kalo ketemu mie gini, pecinta mie.
Kira-kira sepuluh menit, aku masak mie. Nyari tempat yang dirasa nyaman buat makan mie, jatuh tepat didepan televisi.
Sembari melihat tontonan yang ada, kini perutku tidak lagi keroncongan. Oh ya karena sudah biasa ditinggal sendiri, aku bukan anak pemalas. Setelah makan aku gak lupa buat cuci mangkuk sekalian sama panci yang tadi aku pakai buat masak mie.
Entah karena aku fokus buat nyuci atau gimana? aku ngerasain ada tangan yang menjalar keperutku. Sontak aku langsung kaget, dan melirik kebelakang.
"Kak Jaehyun ... " Pandanganku kini teralihkan dari piring-piring yang ada kearah Sosok lelaki didepanku.
"Lagi belajar jadi istri yang baik ya?" Sumpah, siapa sih yang enggak engas ngeliat cowok. Yang pakai baju kantoran gini?
Celana hitam, baju putih ditambah dasi dan jas hitam. Rambut jangan ditanya, itu udah acak-acakan.
"Kak Jae kapan pulang?" Daripada lama-lama natep kak jae yang bikin salfok. Mending nyelesaian kerjaan aja. Aku langsung nyuci lagi.
"Barusan ..." Lagi-lagi tangan kak jae menjalar keperut. Memeluk dari belakang sambil kepalanya ia topang dibahuku.
"Kak tangannya!" Nyoba ngancem, siapa tau kak jae mau ngelepasin.
Ya namanya Jaehyun, bukannya dilepas saat dapet ancaman. Malah semakin erat meluk.
"Biarin, lagi kangen sama bau kamu."
Aku gak jawab lagi, fokus nyuci sendok sama garpu.
"Akhhhh ..." Sendok yang kupegang jatuh gitu aja. Karena ulah Kak Jae, dia gigit leher aku tanpa izin.
Jaehyun tersenyum melihat adiknya menegang, masih posisi membelakangi gitu. Jae lagi-lagi nyiumin leher adiknya.
"Kak!" Je Yon membalikan badan agar Kakaknya itu tidak bertindak lebih.
Jaehyun cuma senyum doang, gak minta maaf. Je Yon lebih memilih menggeser tubuh kakaknya untuk menyingkir dari sana.
"Mau kemana?"
Aku gak jawab waktu kak jae nanya. Cuma fokus kekamar, terus ngunci dari dalem. Sumpah, sifat kak jae kenapa kaya gini? gak mungkin dia suka saudaranya sendiri kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Jung
Novela Juvenil[ DIBUDAYAKAN UNTUK UMUR 18 TAHUN KEATAS ] ⚠️Follow Me, jangan lupa Like, Komen, dan Share. "Jika kamu menolak, setidaknya ada janinku dirahimu." Keposesifan Jaehyun pada sang adik membuat gadisnya itu tidak nyaman. Karena obsesi dan ambisinya terl...